Viola Bagian 5 ( End )

7.6K 37 2
                                    

Vera & mama masih menangisi kepergian papa,aku pun pergi keluar mengabarkan satpam komplek yang kebetulan sedang berpatroli melewati rumahku aku mengabarkan tentang meninggalnya papaku kemudian dia bergegas memberi taunya ke ketua rt setempat,kabar kematian papa tersebar dengan cepat,para tetangga pun mendatangi rumahku & membantu mempersiapkan semuanya untuk mengurus jenazah papa,bahkan aldo pun datang & ikut membantu,mulai dari memandikan,mengkafani,dan mensolatkan,pagi pun tiba,jenazah papa masih disemayamkan di rumah sebelum nanti dimakamkan di kampung halamannya di lembang.

Aku keluar rumah untuk menenangkan pikiran sejenak,karena di dalam dipenuhi para pelayat,sambil membawa segelas teh hangat,di luar aku berpapasan dengan aldo,dia menyapaku
“pagi viola..”
“pagi juga aldo...” jawabku
“viola maaf tadi aku belom sempet bilang tapi aku turut berduka atas kepergian papa kamu”
“makasih al,itu berarti banget bagiku saat mendengarnya dari kamu” balasku dengan senyuman manis

“ya, sama-sama,aku juga gak ngira beliau bakal ninggalin kita secepat ini,terakhir aku ketemu di rumah sakit,aku sempat berbincang banyak sama papa kamu,pas kamu lagi gak ada,kayaknya kamu udah cerita banyak tentang aku ke beliau ya?”
“hehe.. iya...” jawabku sambil menggigit bibir bawahku
“haha... dasar kamu” aldo mencubit pipiku dengan lembut
“emang kamu bilang apa aja sih?”
Aku membuang muka dari hadapannya sambil menempatkan telunjuk kiriku di bibir “emm... aku bilang... apa ya...? lagian bukannya kamu udah denger dari papaku?”

“aku mau denger langsung dari kamu,ayolah... jujur aja,kamu bilang apa? Kalo gak aku ngambek nih” canda aldo
“ih... kok kamu yang ngambek sih...?” tanyaku sambil memasang tampang cemberut ke arah aldo
“iya bilang dong kamu cerita apa aja ke papamu... ngomong-ngomong kamu jadi makin imut pas kamu cemberut gitu” rayu aldo sambil mencolek hidungku
Aku hanya tertawa kecil menanggapinya,dia memang sangat pandai menaklukan perasaanku “iya deh...tapi ringkasnya aja ya...”
“udah kayak presentasi anak sekolah aja Cuma ringkasan”
“mau denger gak nih...?” aku memasang tampang cemberut lagi
“oke... oke... silakan... aku mendengar”

Aku mulai menatap gelas teh yang kupegang dengan kedua tanganku “iya... aku bilang ke papa kalo kamu orang yang bisa bikin perasaanku jadi tenang waktu kondisi papa masih kritis sebelumnya,kamu juga pria yang betul-betul peduli sama aku,yang selalu ada di pikiranku,entah kenapa aku selalu merasa nyaman setiap kali kamu di dekatku,dan aku...”
aku tersadar sesuatu kemudian menatap aldo “eh... kamu masih punya pacar ya... ah,maaf banget,aku gak bermaksud apa-apa tadi... lupain apa yang papaku sama yang kubilang tadi ya...” kenapa aku jadi mempermalukan diriku sendiri? Aldo itu sudah ada yang punya,otak yang bodoh,aku merasa canggung & panik,aku takut kalau aldo malah menghindari bahkan menjauhiku,ah... kenapa aku harus dikabuti oleh perasaan seperti ini? rasanya ingin pingsan saja.

aldo langsung memotong “gak apa-apa viola,aku justru betul-betul kagum & terkesan sama kejujuran kamu”
“ha?” aku agak kebingungan dan meletakan tehku di meja
“ya,sebenarnya viola,aku udah putus sama dia,aku udah gak bisa mentolerir perbuatan dia lagi waktu dia make mobil milik kantor untuk urusan pribadi,terlebih mengembalikannya dalam keadaan rusak,aku sadar kalo semua itu terus dilanjutin kerusakannya bakal lebih parah dari sekedar mobil aja”
“memang urusan pribadi seperti apa?” tanyaku
“biasa,nongkrong di bar sama temen-temennya,jadi sekarang aku sudah memutus hubunganku dengannya,baik secara profesional maupun pribadi”
“terus dari kapan kamu putus dengannya?”
“sekitar 3 bulan yang lalu”

Aku marah sambil memukul bahu aldo berkali-kali “kamu jahat... kenapa gak ngasih tau dari dulu sih... aku bener-bener malu tau tadi... kamu sengaja ya mau bikin aku panik?”
Aldo hanya menahan pukulanku yang bertubi-tubi sambil berkata “maaf,aku tadinya juga mau ngasih tau,Cuma kan waktu itu papamu sakit,perhatian kamu juga kayaknya terpecah,jadi kupikir waktu itu bukan saat yang tepat”
Setelah puas meluapkan kekesalanku aku berhenti memukulnya,aku melipat kedua tanganku sambil membalikan badan “gak tau ah... pokoknya aku sebel sama kamu...”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 19, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kumpulan Cerita WariaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang