Aku adalah seorang cowok sebut saja namaku I'in (nama panggilanku sekarang) yang mempunyai kebiasaan-kebiasaan aneh sejak kira-kira umur 11 tahun. Aku sangat suka memakai baju-baju cewek, make-up, dan aksesoris yang sering dikenakan para cewek. Aku pun juga sangat suka memakai pakaian dalam cewek seperti bra, panty, dan juga kamisol. Semua ini berawal sejak aku tinggal di rumah Tante Nia yang mempunyai usaha salon kecantikan di rumahnya.
Kebiasaanku yang aneh ini berawal semenjak kedua orang tuaku memutuskan untuk bercerai pada saat aku berusia 11 tahun. Setelah peristiwa itu, Papaku pergi dan tidak pernah kembali hingga sekarang. Tidak tahan dengan kondisi ekonomi, Mamaku kemudian menitipkan aku kepada Tante Nia (teman Mamaku) karena Mamaku ingin bekerja di luar kota untuk mencari penghasilan. Setelah Mamaku menyerahkan aku kepada Tante Nia, sejak saat itu aku jarang bertemu Mamaku. Mamaku pulang sebulan sekali hanya sekedar memberi uang kepada Tante Nia untuk mencukupi kebutuhanku dan setiap seminggu sekali Mamaku selalu menelponku hanya untuk tahu keadaanku. Sampai sekarang aku juga tidak tahu apa yang dikerjakan Mamaku di luar kota.
Dua bulan tinggal di rumah Tante Nia, aku merasakan hal-hal aneh. Aku jadi punya keinginan untuk berdandan seperti Tante Nia dan kedua pekerja di salon itu. Tetapi hasrat itu masih aku pendam karena di rumah Tante Nia tidak ada pakaian yang sesuai dengan ukuranku. Pakaian, bra, dan celana dalam wanita semuanya seukuran Tante Nia. Aku sangat sedih tapi bagaimana lagi, aku harus menahan semua ini.
Ternyata kesedihan yang aku rasakan tidaklah berlangsung lama. Ketika kami makan malam bersama Tante Nia menawari aku sesuatu yang menggiurkan dan inilah sebenarnya yang aku harapkan. Dia mengajak aku menghadiri pesta pernikahan temannya di sebuah hotel terkemuka minggu depan dan meminta aku untuk berdandan cewek seperti teman-temannya. Dari tawaran itu aku pun pura-pura mengajukan beberapa pertanyaan.
"Tante, kenapa aku harus berdandan seperti tante?" tanya ku.
"Ngga apa apa. Soalnya tante sudah pesan dua gaun pesta, yang satu untuk Tante dan satunya buat kamu." kata Tanteku.
"Kan aku laki-laki Tante, rasanya tak mungkin aku bisa cantik seperti Tante." kata ku.
Tante Nia berkata, "Jangan khawatir, itu semua yang mengatur Tante. Kamu bisa kok cantik, tapi nanti Tante sendiri yang mendandani kamu."
"Oke dech Tante kalau begitu." jawab ku.Keesokan harinya Tante Nia mengajak ku berbelanja segala perlengkapan untuk ku seperti bra, celana dalam cewek, stocking dan sepatu dengan heels tinggi. Saat berbelanja, dia pun banyak memberikan saran-saran kepada ku tentang ukuran bra yang nyaman, jenis-kenis celana dalam cewek, sepatu heels tinggi dan stocking. Tapi aku menolak menggunakan sepatu dengan heels yang terlalu tinggi karena aku takut terjatuh saat berjalan di tengah-tengah pesta. Aku merasa belum begitu terbiasa dengan sepatu seperti itu sehingga aku memilih menggunakan sepatu dengan heels yang tidak terlalu tinggi.
Setelah membelajakan keperluan ku, Tanteku masih memilih milih kaos-kaos ketat baik yang tanpa lengan maupun dengan lengan berserta rok-rok pendek dan panjang. Ketika aku bertanya untuk siapa barang-barang itu, Tanteku menjawab, "Ya buat kamu. Kamu kan belum punya pakaian buat dipakai sehari-hari." Hatiku pun mulai mendesir mendengar perkataan Tanteku. Aku pun menjawab, "Iya deh Tante. Tidak apa-apa." "Kira-kira kamu mau tidak memakai baju-baju seperti ini di rumah?" tanya Tante. "Iya Tante." jawabku. Lalu Tanteku memilih lebih dari sepuluh kaos ketat baik dengan lengan dan tanpa lengan berikut sepuluh rok pendek dan panjang.
Setelah selesai, Tanteku dan aku menuju ke kasir untuk membayar semua itu dan kami langsung menuju ke mobil dan pulang. Didalam mobil, Tanteku baru memberikan alasan kenapa dia membelikan aku baju-baju cewek. Alasannya adalah Tanteku sangat menginginkan punya adik perempuan dan menurut pengamatan Tanteku postur tubuh dan bentuk face aku sangat mirip dengan cewek sehingga sangat cocok bila berdandan cewek. Aku pun memaklumi dan memparcayainya karena dia juga ahli dalam hal kecantikan. Tanteku juga berpesan agar aku tidak mengenakan pakaian cewek saat bersekolah. Akupun paham apa yang dijelaskan Tanteku tetapi dalam hatiku merasa senang karena walaupun tanpa alasan itupun aku sebenarnya ingin berpakaian seperti perempuan setiap harinya. Namun aku tidak menjelaskan isi hatiku kepada Tanteku.