4- Pemberhentian Terakhir

204 20 5
                                    

Siang sudah berganti malam, bulan bersinar terang menggantikan matahari yang telah tenggelam. Lampu lampu juga turut menerangi penjuru kota metropolitan ini.

Namun cuaca sudah berubah tak seperti sore hari tadi. Hujan turun membasahi kota ini, ditambah lagi hembusan angin juga cukup kencang, membuat orang orang pastinya memilih mengunci dirinya didalam rumah.

Seorang sopir bus, mengendarakan bus nya dan menbawanya masuk ke area pemberhentian bis terakhir. Tak lupa ia mencari tempat parkiran yang cukup untuk memarkirkan bis mininya ini.

Antara dua bus pariwisata memiliki jarak yang cukup untuk tepat parkir satu bus mini. Sopir bus pun memarkirkan bus nya di tempat yang longgar itu.

"Akhirnya, sampe juga ya"ucap Sopir bus pada kernet nya.

"Iya, aku ke wis pengen balik iki"balas kernet dengan logat bahasanya.

"Eh tapi wis laka penumpang maning kan neng kene?"tanya Sopir.

"Langka kayane tapi coba tak periksa ndisit"kernet itu berjalan menyusuri barisan kursi bus, memeriksa barangkali ada penumpang yang tertinggal didalam bus. Meskipun sebenarnya ia yakin tak ada penumpang yang masih berada didalam bus.

Namun dugaannya salah, ternyata masih ada dua penumpang yang tertinggal didalam bis, dan mereka berdua sama sama tertidur pulas dengan keadaan cewek yang bertopang bahu si cowok di kursi bus.

"Wealah, ndo bangun bangun ini bis nya udah sampe iki" Kernet bis itu menggoncangkan tubuh Rafa, membuat cowok itu terbangun dari tidurnya dengan ekspresi kesalnya.

"Ngapain sih bangunin gue? Ganggu tau nggak"ucap Rafa sambil menggaruk lengan masih dengan mata tertutup.

"Ini bis udah sampe"

"Hah? Emang lo tau gue mau turun dimana?"

"Ini bis nya udah di pemberhentian terakhir"

Mata cowok itu seketika membuka lebar, ia bangkit dari kursi dengan cepat sampai Lenna yang bertopang bahu Rafa, pun terdorong kepalanya hingga terbentur dengan jendela. Rafa menatap luar jendela dan mendapati banyak bus bus yang saling berjejeran.

"Kok lo nggak bilang sih kalo bis ini ada di pemberhentian terakhir"suara Rafa meninggi.

"Kan wis tak kasih tau tadi"balas kernet itu.

"Maksudnya napa lo nggak bangunin gue daritadi"

"Inyong be tembe ngerti dong mas e karo mba e jebule turu ng kene"ucap Kernet itu membela diri, tak terima karena diomeli oleh cowok yang lebih muda darinya "dong ngomong karo wong tua, kudu sing sopan. Aja ngegas bae, di rem mas"

"Duh ngomong apaan sih lo"acuh Rafa, kini pandangannya beralih pada Lenna yang masih tertidur dengan kepala bersender di jendela.

"Na, bangun Na"belum ada tanda tanda bangun dari Lenna.

"Lenna bangun Len"

"Sayang, bangun yang"ucap Rafa dengan nada menggoda yang langsung membuat bulu kuduk si kernet berdiri. Karena wajah wajah badboy dari Rafa sangat tidak cocok jika ia mengucapkan kalimat kalimat seperti itu.

"Mas geli aku krungune"ucap kernet itu yang sudah tak tahan rasanya dan ingin sekali menutup telingan nya yang terasa panas ketika mendengar ucapan menggoda.

"Mas mas diem deh lo, ngomong paan sih, gajelas banget"sentak Rafa yang juga tak nyaman mendengar orang berbicara dengannya menggunakan bahasa yang tak ia fahami. Karena itu membuat otak nya terus berjalan dan menebak nebak apa arti dari ucapan itu.

"Aku ke luwih tua dari kamu, omongane dijaga"kernet itu tak terima dirinya disentak terus oleh Rafa.

"Oh lo tua? Iya emang lo tua? Yang bilang lo bayi siapa?"jawab Rafa santai.

Badboy And Introvert Girl Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang