5- Rapat

196 17 4
                                    

Hujan masih turun membasahi kota Jakarta dengan deras sekaligus petir yang saling bersahutan dengan cahaya kilat.

Jam menunjukan pukul 8 malam

Sebuah mobil taxi berhenti didedapan sebuah rumah yang bisa dibilang cukup mewah dan sudah dapat ditebak pemilik rumah ini adalah orang berada.

Terlihat Rafa keluar dari taxi, dan langsung berlari merobos hujan tanpa payung dan tanpa jaket. Untung saja saat itu gerbang rumahnya sedang tidak di kunci jadi ia tak perlu repot repot untuk memanggil satpam rumahnya untuk membukakan gerbang.

Sampailah ia di teras rumahnya, ia segera membuka pintu dan membawa dirinya masuk kedalam rumah. Kedatangannya langsung diketahui oleh ibunya, saat ia baru masuk ruang tamu, ibunya langsung keluar dari kamar dan berjalan menghampirinya.

"Rafa kok kamu baru pulang?"tanya ibunya ketika sudah berhadapan langsung dengan anak pertamanya itu.

"Tadi ada urusan"

"Urusan apa? Terus kenapa kamu basah banget kayak gini? Kamu hujan hujanan?"

"Nggak sengaja, abis kan Rafa nggak bawa payung ditambah lagi hujan nya deres banget lagi"

"Kenapa kamu nggak telfon pak Wito aja, jadi kan kamu bisa dijemput"

"Nggak ah kasihan pak Wito nya, dia udah bolak balik nganterin mamah arisan, sekarang harus jemput Rafa segala"

Sudah Rafa duga, jika ia pulang pasti ia akan  di beri pertanyaan layaknya orang yang lagi wawancara buat daftar pekerjaan. Dan sudah menjadi kebiasaan baginya untuk menjawab singkat ketika di hujani pertanyaan pertanyaan dari ibunya.

"Sekarang kamu mandi sana"ucap ibu Rafa.

"Iya"Rafa beranjak pergi dari ruang tamu, namun langkahnya terhenti ketika mengingat sesuatu yang baru saja terlintas di pikirannya.

"Mah, mamah udah baca undangan yang Rafa kasih kemarin?"tanya Rafa berbalik badan dan menatap ibunya.

"Iya, besok mamah dateng, udah gih mandi sana keburu masuk angin"

Setelah mendengar ucapan ibunya Rafa pun berbalik arah dan menaiki tangga untuk masuk kedalam kamarnya. Kamar Rafa berada di atas jadi ia harus menaiki tangga untuk sampai ke kamarnya.

Rafa memiliki seorang supir pribadi yaitu, Pak Wito  ia adalah supir pribadi keluarga Rafa, hari hari nya selalu digunakannya untuk mengantar jemput keluarga Rafa, terutama Ibunya

Sedangkan Rafa lebih sering menggunakan motor daripada harus diantat jemput oleh supirnya yang bisa dibilang umurnya sudah tidak muda lagi. Karena itulah Rafa tak mau merepotkan supirnya meskipun itu sudah menjadi tugasnya sebagai seorang supir.

Meskipun Rafa badboy tapi, ia masih mempunyai sifat baik dan kasih kepada orang lain. Tak heran jika ia menjadi idola di sekolah, karena tak hanya paras tampan yang dimiliki tapi juga sifat baiknya.

Walaupun jika dihitung, sifat buruk Rafa masih keliatan lebih banyak daripada sifat baiknya yang tertutupi oleh wajah angkuh dan sifat playboynya.

Rafa hampir memiliki semuanya, kekayaan, keluarga yang utuh, tampan, pembantu yang siap melayaninya, sopir yang selalu siap mengantarnya, motor ninja yang biasa ia gunakan untuk berangkat sekolah. Dan masih banyak hal lainnya.

Namun bagi Rafa, ada satu hal yang  tidak bisa ia raih, yaitu hidup tenang. Ia sangat menginginkan hidup tenang tanpa kekangan, namun hal itu sampai sekarang belum dapat dicapainya.

****

Lenna baru saja keluar dari kamar mandi sambil menggosok   rambutnya dengan handuk. Ia meletakan handuknya di sebuah gantungan, dan membaringkan dirinya di ranjang spring bed nya.

Badboy And Introvert Girl Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang