Rafa berjalan melewati deretan loker loker para siswa. Sistem asrama sudah mulai diberlakukan, dan semenjak saat itu setiap siswa mendapatkan loker masing masing yang telah ditentukan.
Langkahnya terhenti ketika ia sampai didepan loker dengan nomor 58, ia membuka kunci loker tersebut, dan membuka pintu lalu mengambil dua buku catatan miliknya.
Ia membuka halaman dua bukunya memastikan buku yang diambilnya sesuai dengan mata pelajaran hari ini. Namun tiba tiba ia dikejutkan oleh seseorang yang mengejutkannya dari belakang, membuat cowok itu menoleh kebelakang dengan ekspresi datar nya dan mendapati Fendi yang berdiri dibelakangnya.
"Kok lo nggak kaget sih"
"Karena gue emang nggak kaget"
"Wajah lo datar banget, kayak alas setrika"ledek Fendi.
"Datar gini, tapi tetep ganteng loh"
"Kata siapa lo ganteng? Pede lu"
"Emang nyatanya gitu, secara gue kan populer ditambah lagi semua cewek disini juga ngakuin kalo gue ganteng"ucap Rafa dengan gaya angkuhnya.
"Masa? Lo yakin semua cewek ngakuin kalo lo ganteng?"ledek Fendi sambil nyengir. "Tuh...buktinya"Fendi mengarahkan dagunya kearah Lenna yang juga sedang mengambil bukunya di loker miliknya yang berada tak jauh dari loker Rafa.
"Emang gue harus dapet pengakuan dari tuh cewek?"respon Rafa masih dengan wajah datarnya.
"Iyalah, lo bisa disebut ganteng kalo semua orang disini bilang lo itu ganteng"ucap Fendi mengompori.
Fendi dan Rafa masih memperhatikan Lenna yang hendak menutup lokernya. Lalu gadis itu berjalan meninggalkan lokernya dengan buku ditangannya. Ia tersenyum sesaat ketika melewati gerombolan anak perempuan lainnya.
Lenna melangkah dengan ekspresi datarnya, sampai ia melewati Rafa dan Fendi yang masih memperhatikannya, gadis itu sama sekali tak memperdulikannya dan tanpa lirikan sekilas pun, Lenna berjalan melalu seakan ia tak melihat keberadaan mahkluk yang dibencinya.
Rafa membalikan badannya dan mendapati punggung Lenna yang semakin menjauh dari tempat nya. Ia tersenyum sebelah bibir menandakan kesinisan dan rencana sesat nya yang mulai terutarkan di otaknya.
"Gue yakin bisa dapetin tuh cewek dan buat dia tergila gila sama gue"gumam Rafa dengan senyum bibir sebelahnya.
****
19:00
Lenna sedang sibuk belajar untuk ulangan harian Fisika besok. Rumus rumus rumit yang harus dihafalkannya malam ini juga. Namun otaknya serasa tak bisa berjalan dengan perut kosong.
Ia pun memutuskan untuk menunda belajarnya. Dirapikannya buku dan alat tulisnya, dimasukan kedalam tasnya lalu beranjak keluar dari ruang belajar mandiri untuk pergi menuju kantin.
Saat Lenna hendak melewati lorong sekolah yang sudah dekat jaraknya dengan kantin, ia mendapati Rafa yang berdiri di dinding sebelah kanan lorong tersebut.
Lenna hanya menatapnya acuh dan terus berjalan tanpa memperdulikannya, namun langkahnya dihadang langsung oleh Rafa
Sedang malas untuk berurusan dengan Rafa, Lenna berusaha menghindari Rafa dengan menggeser langkahnya kekiri dan pada saat itu Rafa juga mengikutinya bergeser kekiri dan saat Lenna bergeser kekanan, Rafa pun demikian.
Lenna memutar bola matanya malas"minggir!"
"Coba liat wajah gue"Rafa menunjukan wajahnya yang cool dibuat buat meskipun begitu ia tetap terlihat tampan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy And Introvert Girl Love Story
Ficção Adolescente"Kayaknya memang bener kalo gue nggak pernah dibutuhin, Kalo gue memang cuma jadi beban buat elo, oke gue turutin kemauan lo, gue pergi" -Rafa Navarrer Aditya 📌Badboy and Introvert Girl Love Story #1 boarding 8/6/2020