Sepulang dari cafe, mereka berdua masih tak mengeluarkan suara. Rafa terlihat fokus terhadap jalanan yang mereka lalui. Tak butuh waktu lama, mereka pun mulai memasuki kawasan sekolah.
Setelah memarkirkan motor di parkiran asrama, mereka berdua pun masuk kedalam gedung asrama. Rafa berjalan mendahului Lenna, gadis itu pun juga tak memiliki niat untuk mensejajarkan langkahnya.
Mereka terus berjalan, hingga ada satu orang yang mencegah langkah Rafa. "Darimana aja lo?"
"Keppo, suka suka gue lah"balas Rafa ketus.
"Mulai nggak sopan lo sama gue?"bentak orang itu kesal. "Ikut gue sekarang juga!"tambah orang itu menaikan suaranya.
Rafa hanya memutar bola matanya malas, lalu mengikuti kemana langkah orang itu pergi. Sedangkan Lenna yang menyaksikan kejadian itu, hanya mengendikan bahu tak peduli, lalu kembali berjalan menuju kamarnya.
****
"Li, lo liat buku gue nggak?"tanya Lenna sambil mengobrak abrik rak buku kamar.
"Buku apaan?"respon Lily tak memperhatikan, masih terfokus pada novel yang dibacanya.
"Buku Kimia"
"Kalo masalah buku kek gitu, jangan tanya ke gue, megang tuh buku aja gue kagak pernah"
"Heol, mana besok mau ulangan lagi"Lenna mengacak rambutnya frustasi.
Lily? Ia tak memperdulikan apa yang dilakukan Lenna, selama novel yang dibacanya belum khatam.
"Lo kok kek nya nyante banget sih, besok ulangan tau"ucap Lenna greget melihat temannya yang begitu santai membaca novel disisi lain mereka akan ada ulangan besok.
"Gampang gue mah, entar tinggal minta jawaban keliling, beres kan"respon Lily masih fokus pada novelnya.
"What The....."
Ting...tong...ting..'The time for Lunch'
'Once again for the dorms, it's time for lunch'"Yaelah norak banget sih, pake acara diumumin segala, ganggu banget"gerutu Lala kesal yang baru saja terbangun dari pulau kapuknya.
"La, lo liat buku kimia punya gue nggak?"tanya Lenna.
"Liat liat dulu kek kalo mau nanya, baru bangun tidur juga"Lala beranjak masuk kedalam toilet kamar.
****
Angin yang berhembus dengan kencang tadi malam, sepertinya dengan sengaja memang menginginkan memperberat hukuman yang diterima Rafa.
Lagi lagi cowok itu terlibat dalam masalah, dan berakhir pada pemberian poin serta hukuman. Daun daun pepohonan yang tergeletak di tanah, cukup banyak jumlahnya.
Cowok itu menyapu halaman sekolah, dengan kasar serta ogah ogahan. Cuaca panas, dahaga melanda tenggorakan, semakin memperburuk mood nya. Jika olahraga, pasti ia akan menikmatinya, tapi menyapu? Ini bukanlah gayanya.
Dari kejauhan Lenna bersama Lala dan Lily, berjalan dan melihat apa yang dilakukan Rafa di lapangan. Pandangan Lenna sempat bertemu dengan Rafa, namun dengan cepat cewek itu langsung membuangnya.
"Eh, tuh cowok kenapa dihukum?"entah sejak kapan Lenna jadi peduli dengan Rafa.
Lala dan Lily mengkerutkan keningnya heran, tak biasanya bahkan bukan Lenna namanya jika ia suka menanyakan hal hal yang tak ada sangkut paut atau penting baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy And Introvert Girl Love Story
Ficção Adolescente"Kayaknya memang bener kalo gue nggak pernah dibutuhin, Kalo gue memang cuma jadi beban buat elo, oke gue turutin kemauan lo, gue pergi" -Rafa Navarrer Aditya 📌Badboy and Introvert Girl Love Story #1 boarding 8/6/2020