"Ngapain kalian ngetawain gue, apanya yang lucu?"bentak Chaca yang tiba tiba sudah berada dibelakang Lala, Lily dan Lenna.
Bukannya diam, justru mereka bertiga tak berhenti tertawa, dan menganggap seperti tak ada Chaca disitu.
"Gue lagi ngomong sama kalian!"geram Chaca yang merasa diabaikan.
"Oh ada lo ternyata"ucap Lily santai.
"Maksud lo semua apaan ngetawain gue?"omel Chaca.
Lenna, Lily dan Lala saling berpandangan sekilas, mereka hanya mengendikan bahunya, tanda tak peduli.
Disamping Chaca, ada Rafa yang terlihat cuek terhadap pertengakaran didepannya. Ia justru malah merogoh sakunya dan mengambil satu puntung rokok lalu menyalakannya.
"Kuping kalian budeg atau gimana sih? Gue lagi ngomong sama kalian? Ngapain NGETAWAIN GUE!!!!!" Teriak Chaca yang kerasnya ngelebihin Toa masjid.
Lala berdehem"Nah sekarang giliran gue yang tanya ke elo, maksud lo apa dateng dateng langsung marah marah"balas Lala yang gendang telinganya serasa mau pecah.
"Kok lo balik nanya lagi sih, gue tanya ngapain lo ngetawain gue?!!!!"
"Lah emang siapa yang ngetawain lo, pede!"
"Udah jelas jelas tadi lo ngetawain gue"
"Tadi emang kita ketawa, tapi siapa yang bilang kalo kita lagi ngetawain lo berdua, emangnya lo ngerasa"balas Lala santai.
Yeah, terjadilah perdebatan antara Lala dan Chaca. Sudah cukup mereka menjadi pusat perhatian di cafe, dan sekarang mereka harus menjadi pusat perhatian di tengah jalan, yang berada persis disebelah cafe.
"Iya gue ngerasa emang kenapa?" sewot Chaca.
"Oh ya? Bagus deh kalo lo ngerasa"ucap Lenna sinis.
"Eh lo lama lama nyolot ya"Chaca tiba tiba langsung maju dan menjambak rambut Lenna, membuat gadis itu berteriak kesakitan. Tak mau merasa dirugikan sepihak, Lenna pun membalas menjambak rambut Chaca.
Lala dan Lily segera melerai mereka berdua, karena pertengkarannya bisa dibilang parah. Lala memegangi tubuh Lenna dari belakang sedangkan Lily memegang tubuh Chaca, bermaksud untuk memisahkannya.
Bukannya membantu memisahkan Chaca dan Lenna, justru Rafa pergi meninggalkan keempat cewek itu begitu saja. Baginya melihat pertengkaran cewek itu, seperti melihat pelajar yang lagi tawuran. Soalnya cewek kalo berantem, bukan cuma fisik, tapi teriakan dan omongan juga ikut jalan.
Mereka berempat mendapat banyak tatapan dari orang orang yang berjalan melewati mereka berempat. Tapi anehnya tak ada seorang pun disana, yang mau membantu Lala dan Lily untuk memisahkan Lenna dan Chaca yang masih jambak jambakan.
"Apaan sih lo berdua"teriak Lily ketika ia dan Lala berhasil memisahkan Chaca dan Lenna.
"Lo nggak liat, kita semua jadi pusper sama orang orang disekitar sini"bentak Lala sambil menunjuk kearah kerumunan orang yang sedari tadi memperhatikan mereka, yang bukannya membantu memisahkan justru malah mengambil foto pertengkaran mereka.
Rasa malu Lenna kian bertambah, setelah berhadapan dengan orang orang di cafe, kini ia harus menanggung malu lagi, pada kerumunan orang yang sedari tadi memperhatikannya.
"Terutama lo"Lily mengacungkan telunjuknya kearah wajah Chaca. "Ini semua gara gara lo!"
"Lah? Kok jadi gue, temen lo tu yang nyolot"elak Chaca nada suaranya nggak selow.
"Kan elo yang mulai jambak rambut gue"balas Lenna sambil merapikan rambutnya yang acak acakan karena jambak jambakan tadi.
Chaca sudah cukup geram, disitu ia tidak mendapat pihak yang mendukungnya. Ia sudah maju melangkah kearah Lenna berniat untuk menjambaknya lagi, tapi ia segera dihadang oleh Lala dan Lily.
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy And Introvert Girl Love Story
Ficção Adolescente"Kayaknya memang bener kalo gue nggak pernah dibutuhin, Kalo gue memang cuma jadi beban buat elo, oke gue turutin kemauan lo, gue pergi" -Rafa Navarrer Aditya 📌Badboy and Introvert Girl Love Story #1 boarding 8/6/2020