20- Alone in Sadness

70 5 2
                                    

¤Sejauh dan sekeras apapun, sulit rasanya bahkan hanya untuk sekedar mengeja namanya¤

Why he left me alone?
Please, tell me this just a lie

Happy Reading

Lenna terduduk diatas tanah lembab itu dengan kedua kakinya yang ditekuk. Kepalanya ia tenggelamkan dibalik sikut kakinya. Ia menangis tak henti, entah sudah berapa lama yang jelas air matanya seolah telah kering.

Kenapa?!

Gadis itu ingin marah namun entah kepada siapa. Sakit rasanya bahkan hanya untuk sekedar melihat nama yang terukir diatas batu nisan marmer didepannya.

"Pa.."

Air matanya lagi lagi menetes, mengeja bahkan hanya dua hurufnya saja benar benar seolah membuatnya seperti ditusuk hatinya.

Ia bahkan tidak bisa menghabiskan banyak waktu dengannya.

"A-aku, sendirian sekarang"Ucapnya dengan suara serak yang bahkan nyaris tak terdengar.

Disini hanya tinggal dirinya, orang orang pelayat sudah pergi mendahuluinya. Sempat dipaksa untuk pulang oleh Zean, sahabatnya namun ia menolak dan memilih berdiam diri disana.

"Kenapa papa pergi secepet ini?" Isaknya lagi.


"Papa.. papa, mama pergi kemana? Hiks, kok papa nggak cegah"

"Sekarang kamu sama papa yah"

"Mama kenapa pergi?"

"Papa kok nangis?"

"Maafin papa ya, yang selalu sibuk sama kantor"

"Lain kali kalo ada masalah cerita sama papa, jangan dipendem sendirian"

"Kamu mau ice cream?"

"Papa sayang sama kamu"

Memori masa kecilnya terputar begitu saja membuat isakannya semakin kencang. Ia benci keadaan, kenapa rasanya dirinya mendapatkan nasib tak adil?

Langit tertutupi oleh awan hitam seolah ikut mengisyaratkan isi hatinya. Kenapa hujan harus turun disaat yang tidak tepat?!

Grep..

"Len, ayo pulang udah mau ujan" seseorang memeluknya dari belakang sembari mengucapkan sepatah kata dengan pelan.

Dengan cepat gadis itu menepisnya "Gue masih mau disini"

Orang itu menepuk pelan pundak Lenna "Bentar lagi ujan, please kali ini elo dengerin gue"

"Zean gue--" belum menyelesaikan kata katanya isakannya kembali keluar membuat kata katanya tertahan.

Zean kembali memeluknya, ia tau jika sahabatnya kini tengah terpuruk di tengah banyaknya masalah yang dialaminya. "Gue ada disini buat lo"

***

"Elo dateng ke pemakamannya?" Tanya seorang laki laki yang baru saja keluar dari kamar mandi, di kamarnya.

Sedangkan yang ditanya hanya diam, ia masih merenungkan dan melihat betapa terpuruknya gadis yang ia lihat di pemakaman.

"Gue tau lo kenal sama cewek yang ada disana"

"Dia, anaknya yang meninggal itu kan? Alm. Pak Farenz" dan dibalas anggukan pelan oleh temannya.

Badboy And Introvert Girl Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang