DELAPAN. Sayangi aku

7.1K 1K 173
                                    

Mendengar itu Daniel tertawa dalam keheningan dua orang dengan ekspresi tegang. Membuatnya sakit perut sampai menitihkan air mata. Daniel menggeleng kemudian tertawa lagi, sampai akhirnya tawa itu terhenti perlahan.

"Kamu nge-prank aku?" Tanya Daniel melihat sudut sekitar tempatnya duduk. Dulu Kansa punya akun youtube dan sering menjahili Daniel, karena kesibukan keduanya Kansa tidak pernah aktif lagi.

"Nggak, aku serius. Aku-" Kalimat Kansa terhenti saat Xalio menggenggam tangannya erat kemudian menggeleng.

"Aneh tau nggak, kalian kenapa?" Daniel tertawa kecil, menutupi sesuatu yang mulai mengganjal dihatinya.

"Kansa hamil anak gue-" Satu pukulan yang begitu cepat diberikan oleh Daniel pada Xalio sehingga terjatuh dari tempat duduknya.

"Daniel!" Pekik Kansa kaget.

Daniel kembali menghajar Xalio. Memberikan tonjokkan pada wajah tampan itu. Nafasnya menjadi sangat berat. Diselimuti emosi, Daniel membabi buta. Sebenarnya Daniel sudah mendengar berita yang terjadi antara Xalio dan kekasihnya, Daniel bungkam karena ia pikir semua itu tidak benar.

Kenapa harus Xalio? Teman yang selama ini menjadi tempat ia bercerita, orang yang Daniel anggap sebagai saudara sendiri merebut kekasihnya! Tidak! Daniel tidak akan memaafkan! Apa yang telah ia lakukan sehingga Xalio tega melakukan itu padanya.

Beberapa orang yang ada disana mulai mendekat untuk memisahkan, tidak ada balasan tonjokkan dari Xalio sama sekali. Xalio berusaha menenangkan Daniel meski dibalas oleh pukulan.

"Bangsat lo!"

"Dengerin gue," Ujar Xalio pelan, orang yang sedang emosi tidak seharusnya dibalas emosi. Beberapa orang menahan tubuh Daniel agar tidak menghajarnya, Xalio meminta orang-orang itu untuk melepaskan. Begitu dilepaskan, Daniel kembali memukul Xalio.

"Daniel, udah, aku yang salah," Kansa berdiri di tengah keduanya. Merentangkan kedua tangan menghalangi Daniel yang ingin menghabisi Xalio. Kansa yakin Xalio bisa saja membalas pukulan itu, tapi lelaki itu tetap diam membuat Kansa tidak tega melihat Xalio dihajar habis-habisan oleh Daniel. "Daniel," Panggil Kansa pelan.

Perlahan emosi Daniel mulai turun. Matanya menemukan titik fokus, menatap Kansa yang berlinang air mata membuat Daniel menyesal.

"Maaf, semuanya nggak disengaja," Ujarnya parau.

Daniel mengusap wajahnya kasar. Menarik rambutnya kesal. "Aku kurang apa sampai kamu khianati aku sama temen aku sendiri?" Tanya Daniel begitu sakit mengatakannya. "Aku serius sama kamu, aku nggak pernah main-main, aku udah pernah bilang. Kenapa harus dia? Orang yang selalu dengerin cerita aku tentang kamu?" Daniel mengusap air matanya kasar.

"Daniel,"

Daniel melangkah mundur saat Kansa ingin menyentuhnya. Tertawa miris. "Okey, terima kasih atas kejutan yang kalian kasih buat gue. Gak akan gue lupain."

Kansa berusaha mengejar Daniel, ingin menjelaskan yang sebenarnya agar tidak ada salah paham. Kalaupun harus berpisah, Kansa masih ingin menjalin silaturahmi bersama Daniel.

Sepertinya Daniel begitu sakit menerima kenyataan. Pergi begitu saja tanpa mendengarkan Kansa. Xalio menghembuskan nafasnya pelan, meraih bahu Kansa yang terduduk di parkiran. Membantunya berdiri.

Xalio sudah menduga akan terjadi seperti ini. Jika Xalio di posisi Daniel, mungkin akan lebih parah dari ini. Maka dari itu Xalio diam, pantas mendapatkannya.

Keduanya memutuskan pulang, tidak ada percapakan yang terjadi sepanjang perjalanan. Kansa melamun, sesekali tertangkap basah sedang menangis. Xalio benci fakta karena Kansa adalah kekasih temannya.

A Simple Life [SUDAH ADA VER. CETAK & E-BOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang