TIGA BELAS. Pesan Nyasar

7K 947 123
                                    

Jam lima pagi Nicha telah terbangun dari tidurnya. Menangis keras mencari Ibunya. Kansa mencoba menenangkan, semua cara ia lakukan agar Nicha teralihkan. Nicha tetap menangis, akhirnya Kansa mengajak Nicha berjalan di sekitar kompleks padahal jalanan masih sepi, namun ada beberapa penjual sarapan mulai muncul mendorong gerobaknya.

Pertama kalinya setelah Kansa tinggal di lingkungan itu ia jalan-jalan pagi. Nicha akhirnya melupakan Ibunya, bermain di sebuah taman komplek bersama anak lainnya.

Cukup lama berada disana, matahari mulai muncul.

"Atum, aku titip Nicha bentar ya. Nanti aku kesini lagi, takutnya nangis kalau aku ajak pulang,"

"Iya, Mbak, tenang aja," Ujar Atum menyakinkan.

"Xalio udah pergi?"

"Belum, Aa' masih siap-siap,"

Kansa memutuskan untuk membeli cemilan kue sebelum pulang kerumah.

"Nggak ada yang ketinggalan?" Tanya Kansa merapikan baju Xalio yang bersiap untuk pergi bekerja. Hari ini Xalio ada pertemuan penting katanya.

"Aku pulang sore, ya,"

Kansa mengangguk. "Aku mau bawa Nicha jalan-jalan, nanti kalau dirumah dia nangis terus,"

"Iya, sama supir ya,"

"Iya,"

Xalio mengangguk. "Ya udah hati-hati, ada apa-apa kabarin aku,"

"Xal,"

"Apa?"

Kansa mengulum senyum. Mengadakan kedua tangannya. "Uangnya?"

Xalio mendengus geli. Mengeluarkan dompetnya. "Hemat loh, biaya lahiran mahal," Ucap Xalio memberikan kartu debit pada Kansa.

"Siap Komandan!" Ujar Kansa menegapkan tubuhnya, hormat pada Xalio.

"Siap Ibu Komandan!"

Keduanya tertawa kecil. Hal kecil yang sederhana namun berwarna disetiap pagi.

Memastikan Xalio pergi dengan aman, Kansa kembali kerumah. Membereskan piring makan Xalio. Meski ada Atum dirumah, Kansa tidak pernah membebankan semua pekerjaan rumah pada Atum. Jika bisa ia lakukan sendiri, Kansa akan melakukannya. Meski itu butuh mood yang baik.

Usai merapikan rumah, Kansa segera mandi. Membawa tas kecil yang berisi pakaian Nicha. Rencananya Kansa akan membawa Nicha ke kolam renang dan jalan-jalan seharian. Sudah lama juga Kansa tidak keluar rumah.

"Kita jemput Nicha di taman dulu ya, Pak," Ujar Kansa pada supir pribadinya. Sebenarnya ia bisa mengemudi sendiri. Xalio tidak mengizinkannya.

Melihat kedatangan Kansa, Nicha berlari menghampirinya.

"Mau mana?" Tanyanya dengan pelafalan yang belum sempurna.

"Jalan-jalan, yuk, beli mainan," Nicha mengangguk semangat. Melingkarkan tangannya di leher Kansa kemudian Kansa menggendongnya.

"Ini sarapannya Mbak, belum dihabisin,"

"Iya nanti aku aja," Kansa mengambil alih mangkuk sarapan Nicha. Tidak lama Kansa keluar, Atum menyusul sambil membawa sarapan untuk Nicha. "Oh ya, nanti masak buat Atum aja ya, soalnya aku mau makan diluar, Xalio juga pulang sore,"

"Iya, Mbak, hati-hati,"

Kansa mengangguk. Perjalanan dimulai, diringi lagu anak-anak ataupun permainan yang keduanya lakukan. Banyak hal yang Nicha lihat lalu ditanyakan pada Kansa. Rasa ingin tahunya mulai terlihat.

A Simple Life [SUDAH ADA VER. CETAK & E-BOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang