Sohyun meletakan buket bunga di atas makam kedua orangtuanya. "Pah, Mah. Sohyun datang." Ucap Sohyun.
"Maaf karena jarang mengunjungi kalian." Terakhir Sohyun berkunjung satu bulan yang lalu. Sebelum pernikahannya dengan Taehyung berlangsung. Hari itu ia datang bersama Teahyung dan kedua mertuanya. Meminta restu.
"Pah, Mah. Sohyun merindukan kalian. Apa kalian juga merindukan Sohyun?" Ucap Sohyun. Mengelus batu Nisan kedua orangtuanya.
"Yakin nih enggak mau ikut pergi." Tanya Ny.Minah pada putrinya.
Sohyun hanya menjawab dengan gelengan. Sebenarnya ia ingin sekali ikut karena sudah lama tidak pergi liburan bersama orangtuanya. Tapi, Sohyun sudah berjanji pada Saeron untuk merayakan ulangtahun sahabatnya itu bersama-sama. Ia tidak mungkin mengingkari janjinya. Sohyun tidak ingin membuat Saeron kecewa.
"Kamu ingin Papa dan Mama tetap pergi atau tinggal?" Kini giliran Tn.Wobin yang bertanya pada putrinya.
"Papa dan Mama pergi saja. Selama ini Papa dan Mama jarang menghabiskan waktu berdua karena kesibukan kalian. Jadi manfaatkan kesempatan ini untuk Papa dan Mama bulan madu. Sohyun enggak apa-apa kok. Lagian aku sudah besar juga." Ujar Sohyun
Sejujurnya Sohyun tidak ingin Papa dan Mamanya pergi. Namun, ia juga tidak boleh egois. Selama ini kedua orangtuanya selalu sibuk bekerja, sehingga jarang ada waktu berdua. Sekarang kedua orangtuanya memiliki waktu luang, Sohyun ingin kedua orangtuanya memanfaat waktu itu buat berduan.
"Baiklah jika itu yang kamu inginkan. Papa dan Mama akan pergi bulan mandu. Siapa tau pulang-pulang bisa membawa adik buat kamu." Ucap Tn.Wobin. Mengelus kepala putrinya lembut.
"Kalau bisa buatkan Sohyun adik yang banyak. Sohyun bosan sendirian di rumah. Tidak ada teman main dan berbagi." Tambah Sohyun semangat.
Tn.Wobin dan Ny.Minah tertawa mendengar perkataan putrinya. Mereka berdua memeluk putrinya.
"Janji kalau kamu akan tetap baik-baik saja meski tanpa Papa dan Mama." Ujarnya.
"Bukankah selama ini Sohyun selalu baik-baik saja meski Papa dan Mama sering meninggalkan Sohyun." Balas Sohyun.
Perkataan Sohyun seperti tamparan buat Ny.Minah dan Tn.Wobin. Selama ini mereka memang jarang sekali ada waktu buat Sohyun. Putri semata wayang mereka.
"Meski kami jarang ada waktu untuk mu dan tidak bisa dua puluh empat jam berada samping mu. Tapi, ketahuilah kalau Papa dan Mama sangat menyanyangi mu. Kamu adalah belahan jiwa kami." Ujar Ny.Minah. Keduanya mencium putri mereka.
"Sohyun juga sayang Papa dan Mana." Sohyun mencium kedua orangtuanya.
"Papa dan Mama jangan khawatir. Sohyun akan baik-baik saja. Lagian Papa dan Mama perginya cuman tiga hari." Ujar Sohyun agar orangtuanya tidak khawatir.
Tn.Wobin dan Ny.Minah kembali mencium putri mereka. Keduanya sangat beruntung memiliki putri seperti Sohyun yang tidak banyak menuntut dan selalu mengerti kesibukan mereka.
Itu adalah momen dan pembicaraan terakhir bersama kedua orangtuannya. Sohyun sangat merindukan momen itu.
"Pah, mah. Aku ingin cerita pada kalian." Ucap Sohyun. "Hari ini aku berdebat dengan suami ku. Aku kesal padanya karena tidak mempercayai ku. Aku juga menangis karena kecewa padanya." Cerita Sohyun.
"Kalian tau. Sekarang dia sangat menyebalkan. Dia menjadi orang yang berbeda. Bahkan dia sama sekali tidak mengenali ku. Menyebalkan sekali bukan." Tambahnya. "Meski begitu, aku tetap saja menyukainya." Lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HUSBAND [END]
Подростковая литератураKim Taehyung adalah laki-laki dingin yang tidak percaya akan cinta. Kejadian masa lalu membuatnya menutup diri dan tidak mau dekat dengan wanita manapun. Baginya wanita itu semuanya sama. Sama-sama menyakitkan dan tidak setia. Sampai suatu hari kedu...