Bab. 8

5.7K 507 18
                                    

"Xiang Jia...",

"Xiang Jia, tunggu---",

Ding Jian Rui mencengkram lengan Meng Xiang Jia dengan pelan, menahan agar perempuan itu tidak meneruskan perjalanannya kembali ke kamar.

"Kau masih marah padaku...?", Ding Jian Rui memasang wajah khawatir sedikit ragu bertanya.

Meng Xiang Jia diam, dia tidak berencana untuk berbicara dengan Ding Jian Rui. Paling tidak sampai dirinya dapat menerima kenyataan bahwa Ding Jian Rui adalah suaminya, meski mereka di batasi oleh sebuah dendam. Kenyataan Ding Jian Rui membunuh keluarganya, membunuh ayah, ibu dan juga adiknya yang tidak bersalah masih melekat jelas di pikirannya.

Jika bukan karna dia sedang mengandung, mungkin dia akan memilih untuk bertengkar dengan Ding Jian Rui.

"Xiang Jia, jawab aku. Jangan hanya diam dan menghindar dariku, Katakan apa yang dilakukan oleh Permaisuri dengan memanggilmu ke istana hari ini? Apa dia melakukan sesuatu padamu?",

Apa dia harus menceritakan semuanya pada Ding Jian Rui?

Menceritakan bagaimana Permaisuri dan juga Yu Po Shan mencoba mengintimidasi dan juga merayu dirinya?

Menghasut kebencian diantara dirinya dan Ding Jian Rui, dan menyemangati Ding Jian Rui untuk tidak terpengaruh kedalam hasutan orang-orang yang kemudian merusak keharmonisan rumah tangga mereka???

"Bukan urusanmu.",

"Kau---", Ding Jian Rui nyaris meledak, jika tidak ingat dengan kondisi Meng Xiang Jia yang tengah mengandung anak mereka mungkin Ding Jian Rui akan marah-marah dan bersikap kasar pada Meng Xiang Jia tanpa di sadarinya. "Xiang Jia, jangan begini. Aku suami-mu, aku mengerti dendam diantara kita berdua adalah hal yang tidak terlupakan maupun dapat di maafkan. Tapi aku mohon pada dirimu, jangan membuat orang-orang mengambil kesempatan untuk membuat kita berdua saling melukai satu sama lain.",

Meng Xiang Jia hanya diam, bibirnya terasa kaku untuk dibuka dan berbicara. Jika boleh jujur, sebagian hatinya memintanya untuk melukai Ding Jian Rui, sebagian lagi---menyakiti dirinya dengan berpikir untuk melindungi dan tidak menyakiti Ding Jian Rui sedikitpun.

Ironis, tapi kenyataan seakan menampar Meng Xiang Jia bahwa dia diam-diam telah jatuh hati pada pria yang membunuh keluarganya. Membantai semua keluarga dan orang-orang tidak berdosa maupun bersalah dari kerajaan Cu. Sampai kapanpun, mungkin Meng Xiang Jia tidak akan bisa melupakan hal itu kecuali dia kehilangan ingatannya dan berpura-pura seakan semuanya baik-baik saja kemudian hidup bahagia bersama dengan Ding Jian Rui dan anak-anak mereka di kehidupan kelak.

"Ini!", Ding Jian Rui dengan tiba-tiba mengenggam tangan Meng Xiang Jia dan menempatkan sebilah belati ditelapak tangannya.

Meng Xiang Jia hanya bisa mendongak dan menatap heran Ding Jian Rui yang nampak serius, lalu kemudian pria itu dengan tegas berkata : "Tikam aku.",

Meng Xiang Jia membelalak, tidak percaya bahwa Ding Jian Rui akan memintanya melakukan hal seperti itu. Meski dia tidak percaya Ding Jian Rui akan dengan ikhlas membiarkannya menikam dadanya dan membiarkannya mati, dia yakin Ding Jian Rui hanya ingin memancingnya.

"Apa yang kau tunggu?", Ding Jian Rui mengernyit, "Kau benci padaku, karna aku membunuh orang-orang yang kau cintai, kau kasihi dan kau sayangi. Bunuh aku, bunuh aku jika itu dapat membuatmu merasa puas dan berhenti membenciku. Meng Xiang Jia, lihat aku. Angkat tanganmu dan tikam dadaku dengan sekuat tenaga, pikirkan betapa keji dan kejamnya diriku menghunuskan pedang ke tubuh orang-orang tidak berdosa itu!",

Meng Xiang Jia gemetaran, tangannya sudah terangkat seraya mengenggam belati ditangannya. Matanya telah memerah dan sedikit bengkak menahan air mata, dengan bibir bergetar dia menatap kearah Ding Jian Rui. Suara-suara dikepalanya membuatnya sakit, jeritan keluarganya yang terbunuh, suara keluarga Ding yang begitu ramah dan baik padanya, terakhir, suara Ding Jian Rui yang rendah dan serak selalu memanggilnya dengan hangat dan lembut.

[COMPLETED] Only Married JiāngjūnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang