Ding Jian Yu gelisah, Bagaimana tidak?
Kakaknya memintanya menunggu dia bersama dengan seekor 'rubah'!
"Kakak, akhirnya kau kembali!", Serunya ketika melihat sosok Ding Jian Rui berjalan kearah kereta kuda mereka.
Ding Jian Rui menaikkan alisnya sebelah, menatap dengan heran kearah Ding Jian Yu. Berkata : "Kenapa? Memintamu menunggu sebentar sudah begitu gelisah? Bukannya memintamu berbuat hal memalukan juga..."
Ding Jian Yu melotot, Tapi tidak berani membantah sang kakak dan hanya mendengus sebelum akhirnya meloncat naik ke kudanya. Dia tidak mau naik ke kereta kuda dan berhadapan dengan Lu Ming Ya lagi, tidak bahkan jika kakaknya memintanya.
"Kakak Jian Rui, Ayo duduk bersama...", Lu Ming Ya dari dalam kereta kuda melihat Ding Jian Rui diluar, disaat bersamaan Ding Jian Yu sudah berada di atas kuda. Dia berpikir bahwa ini kesempatannya untuk berduaan dengan Ding Jian Rui di dalam kereta kuda, untuk itu dia dengan cepat memanggilnya.
Ding Jian Yu menatap dengan sinis dan memalingkan wajahnya, sementara Ding Jian Rui tidak langsung menanggapi. Dia menoleh dan tersenyum tipis pada Lu Ming Ya sambil membalas, "Ming Ya, ada hal yang harus kubicarakan dengan Jian Yu. Kamu duduk saja sendiri di dalam kereta..."
Mendengar jawaban Ding Jian Rui yang dingin dan cuek, Lu Ming Ya cemberut namun tidak menunjukkannya kepada Ding Jian Rui. Ding Jian Yu tertawa kecil mengejek Lu Ming Ya secara diam-diam, meski begitu Ding Jian Rui tentu saja mendengarnya. Memberikan sebuah pukulan kecil pada Ding Jian Yu dan meloncat naik keatas kudanya, sambil menunggangi kuda sambil berbicara.
"Apa kakak sudah bertemu dengan 'Paman'?", Ding Jian Yu tiba-tiba bertanya.
Ding Jian Rui menoleh, mengangguk mengiyakan. Dia baru ingat, Raja Ming pada waktu itu hanya mengangkatnya menjadi anak angkat sementara Ding Jian Yu tidak. Itu sebabnya Ding Jian Yu menyebut Raja Ming sebagai 'Paman' sedangkan dia memanggilnya Raja Ming dengan sebutan 'Ayah angkat', lagipula ketika Raja Ming mengangkatnya menjadi anak, Ding Jian Yu belum lahir ke dunia.
"Ya..",
"Apa yang kalian bicarakan...?",
Ding Jian Rui terdiam, dia menatap langit.
"Banyak hal..",
Ding Jian Yu mengernyit, "Banyak hal?"
"Jian Yu, Ruyu...", Ding Jian Rui dengan cepat memotong.
Ding Jian Yu dibuat binggung oleh sang kakak, ekspresinya mengambarkan betapa binggungnya dia.
"Ruyu?",
Ding Jian Rui mengangguk, "Nama calon anakku dan Xiang Jia..."
"Ruyu---Nama yang penuh makna, jika dipikir calon keponakanku memang seperti giok. Sangat berharga!", Ding Jian Yu tiba-tiba begitu bersemangat.
Ding Jian Rui terpikirkan untuk mengoda sang adik dan segera berkata : "Makanya, sebaiknya kau meminta ayah dan ibu mencarikan seorang istri..."
"Apa?!", Ding Jian Yu menarik tali kudanya untuk berhenti, membuat sang kuda terkejut dan memekik. Ding Jian Yu dengan jengkel melotot pada sang kakak, kembali berkata : "Kak! Kau---kau keterlaluan, Aku masih muda, memintaku menikah. Kakak ingin membunuh masa mudaku?!",
Ding Jian Rui tertawa puas, mengerjai adiknya memang tidak pernah mengecewakan.
"Aiya, Kau tegang kenapa? Bukannya memintamu menikah sekarang, lagipula sebagai putra dari keluarga bangsawan sudah sepantasnya kau mendapatkan tunangan sejak dini. Hm, mungkin aku akan mengusulkannya kepada ayah dan ibu setelah ini---eit!", Ding Jian Rui tidak berhenti mengoda sang adik hingga Ding Jian Yu tiba-tiba menarik pedang dan menghunuskannya kepada sang kakak, meski tanpa ada niat benar-benar ingin menyerang sang kakak.
Begitulah hubungan kakak-beradik Ding, Meski saling melemparkan kata kasar tetap saja dalam hati hubungan darah itu sangat kental.
"Ruyu, Nama itu pemberian Paman?",
Ding Jian Rui mengangguk, kali ini bertemu dengan ayah angkatnya. Tidak menyangka akan mendapatkan nama untuk calon anaknya, ini sangat mengembirakan.
"Jika saja suatu saat nanti Yu Po Shan berbalik menyerang keluarga Ding, apa kakak akan meminta bantuan Paman?",
Ding Jian Rui memejamkan matanya, dalam hatinya dia tau bahwa Yu Po Shan selalu menaruh perasaan was-was terhadap keluarga Ding. Mengingat bagaimana keluarga Ding terus berkembang dari tahun ke tahun hingga seperti sekarang, bahkan para pembantu di keluarga Ding bisa lebih kuat dibandingkan prajurit istana. Karna hal inilah, Yu Po Shan mulai khawatir dan terus memantau.
Selain keluarga Ding, Yu Po Shan jelas mewaspadai kerajaan Cu di masa lalu. Ketakutan Yu Po Shan akan kehilangan tahta dan kekuasaannya membawa bencana besar kepada kerajaan Cu yang kini telah berakhir menjadi tanah kosong dan menyisakan Meng Xiang Jia seorang diri, perasaan penuh penyesalan ini sangat menyakitkan bagi dirinya.
"Tidak peduli kepada siapa kita akan meminta bantuan, Jika Yu Po Shan benar-benar ingin bermain maka tidak ada salahnya menemaninya bermain...",
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Ketika tiba di kediaman Ding, dari arah depan pintu sudah terlihat Meng Xiang Jia berdiri bersama A-hui nampak gelisah. Saat Ding Jian Rui sampai dan segera turun dari kudanya, Meng Xiang Jia segera menghampiri."Xiang Jia, ada apa...?", Ding Jian Rui melihat bahwa ekspresi Meng Xiang Jia yang gelisah bertanya.
Meng Xiang Jia tidak langsung menjawab dan hanya mengelengkan kepalanya, Menarik lengan baju Ding Jian Rui dan bertanya : "A---apa Yang Mulia mempersulitmu...?"
Ding Jian Rui tertawa kecil, "Bagaimana dia akan mempersulit suamimu ini hm? Dia tidak akan berani, Xiang Jia..."
"Bagus, baguslah..",
Ding Jian Rui memandangi Meng Xiang Jia dengan begitu dalam, sebelum tiba-tiba mengendong tubuh kecilnya yang sedikit membengkak akibat kehamilannya. Membawanya memasukki kediaman Ding, sementara dibelakang Ding Jian Yu berjalan sembari tersenyum geli dan Lu Ming Ya yang cemberut dan juga jengkel.
"Ji---Jian Rui, Turunkan aku!",
"Tidak mau, Kecuali kau mengatakan 'aku mencintaimu' baru aku akan menurunkanmu...",
Meng Xiang Jia tersipu, dia sendiri belum yakin dengan perasaannya. Bagaimana dia bisa mengatakan hal seintim itu?
"Aku---",
"Terlambat!", Ding Jian Rui menendang pintu kamar miliknya hingga terbuka, bergegas mengendong Meng Xiang Jia memasukki ruangan kamar dan membaringkan sang istri ke atas ranjang. "Biar aku yang memberitahukanmu, betapa aku mencintaimu..."
Meng Xiang Jia terkejut, tidak menyangka jika Ding Jian Rui dapat berubah menjadi pribadi yang sangat berbeda dibandingkan dengan Ding Jian Rui yang pernah dia kenal sewaktu pertama kali. Masih tergiang jelas di kepalanya, bagaimana Ding Jian Rui merendahkannya dan meremehkannya. Tapi akhir-akhir ini, bayangan itu seakan mulai memudar seiring berjalannya waktu dimana dia menghabiskan banyak waktu bersama pria ini.
Sulit untuk mengakui, namun jauh di dalam hati.
Ada perasaan yang mengatakan bahwa, semua ini tolong jangan berhenti.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETED] Only Married Jiāngjūn
Historical FictionMeng Xiang Jia, putri dari kerajaan Cu harus kehilangan negara dan keluarganya karna tuduhan dari Kaisar bahwa keluarganya melakukan pengkhianatan, dibunuh oleh Jendral besar nan gagah Kekaisaran Xiang, Ding Jian Rui. Ketika yang tersisa dari keraj...