Hampir menjelang tahun baru, Keluarga Ding tengah menunggu kehadiran anggota keluarga baru mereka.
"Rui'er, tenanglah...",
Ding Jian Rui tidak berhenti mondar-mandir di depan pintu kamarnya, dia bersama anggota keluarga Ding yang lain menunggu kelahiran putra pertama Ding Jian Rui dan juga Meng Xiang Jia.
"Kenapa lama sekali?!", Ding Jian Rui menghentikan langkahnya dan dengan kesal bertanya.
Anggota keluarga yang lain hanya tertawa kecil melihat tingkah Ding Jian Rui, hingga akhirnya sang ibu mendekat dan menepuk pundak sang putra, Ding Jian Rui. Berkata : "Rui'er, tenangkan dirimu. Sebentar lagi, tunggulah..."
Tidak berselang lama, terdengar suara tangisan bayi dari dalam kamar. Semua orang di luar tersenyum lega, beberapa menit kemudian seorang wanita paruh baya keluar dengan mengendong bayi ditangannya.
"Jendral Ding, Selamat. Anda mendapatkan seorang putra...", Tutur wanita paruh baya itu sangat bersemangat.
Ding Jian Rui meraih bayi dari gendongan sang wanita paruh baya dan dengan seksama melihat bagaimana rupa putra kecilnya, para tetua berjalan mendekat dan saling mengelilingi sang bayi. Bayi yang tadinya menangis tiba-tiba tersenyum manis kearah semua orang, sesekali menguap.
"Lihat, mirip. Sangat mirip dengan Rui'er...", Tuan Ding, Ayah Ding Jian Rui dengan cepat berceletuk. Mulutnya yang tertutup kumis menyunggingkan senyum penuh kebahagiaan, matanya tidak berhenti menatap bayi munggil di dekapan Ding Jian Rui.
Begitu pula dengan Xia Ren Cui, tidak kalah bahagia.
"Benar, mirip...",
"Ibu, ayah. Kalian bicara apa, Ruyu tentu saja mirip denganku. Bagaimana mungkin tidak mirip?", Ding Jian Rui juga bersemangat, tubuhnya terus bergerak perlahan untuk menenangkan putranya yang tertidur.
Ding Jian Rui teringat Meng Xiang Jia dan segera mendongak, dia menatap wanita paruh baya yang sebelumnya bertugas untuk membantu persalinan Meng Xiang Jia. Lalu bertanya, "Ba---Bagaimana dengan Xiang Jia? Istriku bagaimana keadaannya?",
Sang wanita paruh baya tersenyum lembut, dan menjelaskan bahwa Meng Xiang Jia dalam kondisi baik dan sedang menunggu di dalam kamarnya. Mendengar itu, Ding Jian Rui tidak sabar dan memasukki kamar bersama Ruyu di dalam gendongannya. Dari arah kedatangannya, dia bisa melihat wajah pucat Meng Xiang Jia yang di penuhi keringat.
"Xiang Jia, bagaimana keadaanmu..?", Ding Jian Rui meski sudah mendengar kondisi Meng Xiang Jia, namun hatinya tetap khawatir begitu melihat keadaan istrinya itu.
Meng Xiang Jia tidak langsung menjawab dan hanya mengangguk tanda dia baik-baik saja, dia melirik Ruyu dan menjulurkan tangannya untuk mencapai sang putra. Ding Jian Rui secara cepat memberikan Ruyu pada Meng Xiang Jia, membiarkan sang ibu dari putranya itu mengendong dan melihat anak mereka.
"Ruyu...",
Bayi kecil Ruyu tersenyum, mendengar suara sang ibu untuk pertama kalinya. Tangan kecilnya terangkat seakan meminta untuk digenggam oleh Meng Xiang Jia, tentu saja perempuan itu dengan senang hati menerimanya. Mengenggam tangan kecil Ruyu dan berbicara padanya, sesekali Ding Jian Rui yang akan berbicara padanya diiringi dengan tangan besarnya yang mengusap wajah Meng Xiang Jia yang masih pucat dan nampak sangat kelelahan.
"Apa sangat sakit...?", Suara Ding Jian Rui terdengar begitu lirih.
Meng Xiang Jia menatapnya dengan sedikit terkejut, Xia Ren Cui tersenyum penuh makna dan memberikan tatapan lembut pada sang menantu.
"Sakit, tapi sangat berarti...", Jawab Meng Xiang Jia pelan dan penuh rasa bangga.
Ding Jian Rui kembali mengusap wajah Meng Xiang Jia, sedikit terbangun dari posisinya yang tengah duduk di tepi ranjang lalu mendekatkan wajahnya pada Meng Xiang Jia.
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETED] Only Married Jiāngjūn
Historical FictionMeng Xiang Jia, putri dari kerajaan Cu harus kehilangan negara dan keluarganya karna tuduhan dari Kaisar bahwa keluarganya melakukan pengkhianatan, dibunuh oleh Jendral besar nan gagah Kekaisaran Xiang, Ding Jian Rui. Ketika yang tersisa dari keraj...