Semalaman Meng Xia Jia mengurung diri di dalam kamar, bahkan Ding Jian Rui terpaksa tidur di kamar lain karna istrinya itu mengunci pintu tanpa membiarkannya masuk untuk menjaganya. Ketika pagi tiba, Meng Xiang Jia memutuskan untuk keluar dan membantu di dapur meski dia terlihat kesulitan berjalan mengingat perutnya yang besar. Tepat ketika dia hendak berjalan ke dapur, Ding Jian Rui muncul dan menatapnya dengan cemas.
"Xiang Jia---",
Meng Xia Jia dengan reflek menutup mulut dan hidungnya, Mundur beberapa langkah dan mengerutkan keningnya.
"Ada apa? Kenapa tiba-tiba menghindar begitu?", Ding Jian Rui dengan heran bercampur khawatir bertanya.
Meng Xiang Jia tidak langsung menjawab dan hanya terus melangkah mundur setiap Ding Jian Rui mencoba mendekat kearahnya, sambil melambaikan tangan menghalangi sang suami mendekat padanya.
"Ada apa...?", Xia Ren Cui kebetulan lewat dan mendengar suara Ding Jian Rui.
Dia melihat bahwa Meng Xiang Jia bertingkah aneh dan putranya nampak panik, menemukan bahwa tingkah keduanya lucu dan tidak bisa tidak tertawa melihatnya. Dia tau apa yang tengah terjadi kepada Meng Xiang Jia, namun dia juga berencana untuk membiarkan putranya merasakannya.
"Rui'er, Pergilah terlebih dahulu...", Xia Ren Cui bertutur, menarik pakaian putranya agar dia segera meninggalkan Meng Xiang Jia bersamanya.
Ding Jian Rui sendiri engan, Meski begitu dia menurut dan meninggalkan Meng Xiang Jia bersama sang ibu. Sesekali, pria itu akan menengok kearah belakang untuk memastikan Meng Xiang Jia baik-baik saja.
"Xiang Jia, Dia sudah pergi. Kemarilah...", Xia Ren Cui meraih tangan menantunya dan menuntunnya ke dalam dapur untuk duduk. "Minum ini..."
Meng Xiang Jia melirik ibu mertuanya sejenak sebelum meraih cangkir berisi air hangat di dalamnya, meminumnya perlahan. Tadi dia merasa mual dan ingin muntah berada di dekat Ding Jian Rui, sekarang setelah kepergian pria itu rasa mual dan muntah mulai menghilang.
"Ibu, aku---",
Xia Ren Cui menepuk punggung tangan Meng Xiang Jia, menyakinkan menantunya untuk tenang.
"Apa kamu merasakan perasaan aneh setiap saat? Dan perasaan itu akan berubah-ubah...?", Tanya Xia Ren Cui bersemangat.
Meng Xiang Jia tidak begitu mengerti dan hanya mengangguk, mengiyakan pertanyaan mertuanya.
Xia Ren Cui tersenyum, "Kalau begitu itu adalah hal yang normal..."
Meng Xia Jia semakin binggung, benar-benar tidak mengerti maksud mertuanya.
"Dulu, ketika aku mengandung Rui'er juga begitu. Ada hari ketika akan menempel pada ayahnya, tapi keesokkan harinya akan merasa mual dan ingin muntah hanya berada di dekatnya...", Xia Ren Cui tertawa mengingat masa lalunya, ketika dia mengandung Ding Jian Rui.
Meng Xiang Jia mendengarkan dengan seksama, tiba-tiba saja dia merasa rindu dengan ibunya. Mendengarkan Xia Ren Cui bercerita seperti mengingat masa-masa lalunya bersama sang ibu, keduanya juga akan duduk bersama dan saling bercerita.
"Xiang Jia...?", Xia Ren Cui cemas, dia melihat mata menantunya terlihat kosong.
Meng Xiang Jia segera menyadarkan dirinya, menatap sang mertua dengan lembut.
"Ibu, aku mengerti. Ibu ingin mengatakan bahwa semua yang kurasakan saat ini adalah karna pengaruh kehamilan...",
Xia Ren Cui mengangguk, sedikit lega karna Meng Xiang Jia nampaknya mengerti.
"Ibu, Menurut ibu. Apa aku dan Ding---Jian Rui bisa hidup bersama seperti ibu dan ayah...?",
Xia Ren Cui mengamati sejenak ekspresi Meng Xiang Jia, dirinya menemukan bahwa ada garis harapan bagi putranya untuk mendapatkan pernikahan yang bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETED] Only Married Jiāngjūn
Historical FictionMeng Xiang Jia, putri dari kerajaan Cu harus kehilangan negara dan keluarganya karna tuduhan dari Kaisar bahwa keluarganya melakukan pengkhianatan, dibunuh oleh Jendral besar nan gagah Kekaisaran Xiang, Ding Jian Rui. Ketika yang tersisa dari keraj...