4.

7.8K 260 2
                                    

Pak Cipto guru Bahasa Indonesia sedang tidak masuk kelas, dikarenakan sedang sakit. Kelas XI IPA-4 berhura-hura. Jam kosong untuk pelajaran adalah surga dunia bagi murid SMA Harapan Bangsa. Apalagi jika jam kosongnya tiga jam pelajaran, itu sangat mengasyikan.

Mereka bisa santai seperti di pinggir pantai tanpa memikirkan materi dari buku-buku tebal yang menumpuk di atas meja. Murid laki-laki sedang menikmati jam kosong dengan berjoged-joged ria diiringi dengan lagu jaran goyang.

Berbeda dengan murid perempuan, mereka asik ngerumpi dan bergosip. Sedangkan Sandra memanfaatkan waktu luangnya untuk mengerjakan tugas Fisika dari Bu Amel. Daripada ikut ngerumpi no secrets yang gak jelas ujung-ujungnya kayak hubungan kita, mending mengerjakan tugas yang jelas ujungnya mendapatkan nilai bagus.

Sandra asik dengan dunianya, tidak sadar bahwa di sebelahnya sudah ada yang duduk manis sambil memperhatikan aktivitasnya. Panggil saja Cato. Cowok blasteran dan ganteng, ketua OSIS, pintar. Apasih yang kurang dari dia? Dia menjadi idaman bagi cewek di sekolah. Teman sekelas banyak yang berkata bahwa Cato naksir sama Sandra. Banyak yang iri dengan posisi Sandra yang bisa ditaksiri oleh cowok ganteng seperti Cato. Tetapi, Sandra tak ambil pusing. Ia selalu menghiraukan omongan orang-orang tentang dirinya.

Cato menepuk pelan pundak milik Sandra. "San, lagi sibuk ya?" tanya Cato

Sandra menengok mendapati Cato, "Enggak juga, sih. Cuma lagi ngerjain tugas fisika dari Bu Amel. Ada apa?"

"Lo mau ke kantin, nggak? Gue mau ke kantin, nih," tawarnya

"Okay, gue juga mau ke kantin," ujar Sandra

Sandra membereskan sejenak buku-buku tebal miliknya. Setelah selesai membereskan buku Sandra, mereka bergegas menuju kantin.

Sandra jalan berdampingan dengan Cato. Sandra menjadi pusat perhatian di sepanjang jalan menuju kantin. Sebenarnya Sandra risih dengan keadaan sekitarnya. Tetapi, ia menghiraukan dan tetap berjalan lurus menatap jalanan di depannya.

***

Gali sedang duduk manis sambil kipas-kipas menggunakan buku tulisnya. Cuaca yang gerah membuatnya berkeringat. Siswi-siswi yang melewati depan kelas XI IPS-1 itu tidak melewatkan kesempatannya untuk melirik sejenak ke arah Gali. Berkeringan dengan rambut sedikit basa terlihat berdamage sekali.

"Awas ya tuh bocah, kalo sampe ketemu gue habis dia," ucapnya sambil mengipas-ngipas wajahnya

"Sapa sih Al?" tanya Bobi

"Alah itu yang tukang ngadu. Ketua Osis yang sok cari perhatian sama guru. Anjir banget tuh orang, kalau ketemu gue pites tuh oranh."

"Dia?" tanya Adit sambil menujuk Cato dan Sandra yang sedang berjalan mendekat.

Gali tersenyum miring. "Bener banget dit, gue ke sana bentar."

Gali menghampiri Cato dan Sandra. Ia menghalangi jalan keduanya dengan berhenti di depannya. Ia tersenyum miring saat bertatapan dengan Cato.

"Hai, lagi asyik jalan, nih?" tanya Gali

"Ada apa?" balas Cato

"Elo, kan? Yang ngadu ke guru BK kalau gue ngerokok di kantin?"

"Iya, kenapa? Emang lo salah, ngerokok di sekolah. Kan, ada peraturannya."

"Anjir banget jadi orang, sok suci lo!" Gali lalu melayangkan pukulannya di rahang Cato. Cato tersungkur dan merintih kesakitan.

Sandra terkejut lalu membantu Cato yang tengah tersungkur itu, untuk lorong kelas sedang sepi—tidak ada yang melihat baku hantam barusan.

Sandra melerai keduanya. "Udah-udah, nggak perlu dilanjutin."

Sandra membantu Cato bangkit. Cato hendak membalas Gali, tetapi buru-buru Sandra menahan lengan Cato. Cato lalu mengurungkan niatnya—Sandra membawa pergi dengan cepat Cato dari jangkauan Gali.

Gali mendengkus dan tersenyum miring. "Mereka pacaran?"

BERANDAL'S √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang