"Sebenernya lo ada masalah apa, sih sama dia? Kenapa dia langsung main tonjok aja?" tanya Sandra
"Dia melanggar peraturan sekolah. Gue sebagai ketua osis harus menegakkan peraturan sekolah. Dia seenak jidat ngerokok dikantin sekolah, enak aja. Kalau urusan di luar sekolah, dia bukan tanggung jawab gue lagi."
Cato menjelaskan mengapa tadi Gali tiba-tiba memukulnya. Cato melihat bahwa Gali tengah merokok dengan senang hati di kantin sekolah. Ia lalu memotretnya dan melaporkan kepada guru BK untuk diberi sanksi yang tegas.
"Permisi kak," ujar salah satu siswa menghampiri Cato
"Iya, kenapa?" balasnya
"Dicari Bu Yasmin di ruang BK," ujarnya
"Oh ya, makasih. Gue akan ke sana."
****
Pukul empat sore. Gerbang SMA Harapan Bangsa dipenuhi oleh siswa-siswa yang berlalu lalang untuk pulang menuju rumah mereka. Rata-rata mereka
mengendarai kendaraan sendiri menuju sekolah. Tetapi sebagian siswa masih ada yang antar-jemput.Banyak yang masih berada di sekolah untuk mengerjakan tugas dan ada yang langsung pulang menuju rumah. Atau mungkin ada juga mereka tidak langsung pulang, tetapi jalan-jalan bersama teman, sahabat atau pacar. Mungkin.
Sandra dan Ara tidak langsung pulang ke rumah. Melainkan menuju kedai ice cream. Sandra hendak menemani Ara untuk pergi ke butik.
"Ini beneran kita jadi ke butik?" tanya Sandra
"Jadilah, masa nggak jadi, sih?"
"Tapi, ini masih dua bulan loh, Ra? Apa nggak kelamaan?" Sandra memperingati Ara untuk ulang tahun Ara yang masih dua bulan lagi.
"Nggak pa-pa. Dua bulan tuh cepet banget. Nanti tiba-tiba udah dua bulan aja," jawab Ara
****
Setelah selesai dari kedai ice cream, mereka segera pergi menuju butik langganan Ara. Sandra dan Ara pergi dengan menggunkan mobil Ara. Dan hebatnya, Ara mengemudikan sendiri mobil miliknya.
Sebenarnya Ara di jemput oleh supir pribadinya. Namun, karena Ara ingin have fun dengan Sandra maka ia merayu supirnya untuk memberikan kunci mobil dan sopirnya pulang menggunakan jasa ojek online. Usaha yang cukup bagus bukan?
Setelah menyusuri jalanan yang sangat macet, akhirnya mereka sampai juga di butik yang mereka ingin tuju. Cukup besar butik itu. Banyak orang di sana yang ingin membeli atau hanya sekadar melihat-lihat.
Ara tengah asik melihat-lihat pakaian yang ia ingin beli. Beberapa model yang indah membuatnya sedikit bingung untuk menjatuhkan pilihan yang mana yang akan ia beli.
"Ra, lo masih lama, kan?" tanya Sandra
"Iya, kenapa?" jawab Ara sambil melihat-lihat dress
"Gue keluar bentar, ya? Nanti kalau lo udah selesai, lo hubungin gue aja," ujar Sandra
Karena Sandra bosan dengan menunggu Ara, Sandra akhirnya memutuskan untuk keluar dari butik dan duduk di depan butik tersebut. Sandra memain ponselnya untuk menghilangkan rasa bosan dan suntuknya.
"Hai!" sapa seseorang
Sandra mendongak untuk melihat siapa gerangan yang menyapanya. Sandra terkejut, takut, dan perasaan yang tidak bisa ia jelaskan.
"Hai! Ketemu lagi sama gue. Apa kabar?" sapa Lana kembali
Sandra mematung melihat sosok Lana berada di depannya. Kenapa bisa ketemu di sini, sih? Apa dia ikutin gue?
"Masih ingat gue?" tanyanya kembali
"Lo. Ngapain di sini? Lo ngikutin gue, hah?!" tanya Sandra mulai panik
Lana hanya terkekeh. "Siapa juga yang ngikutin elo? Geer banget jadi cewek."
"Lah, terus lo ngapain di sini?" Sandra bertanya lagi kepada Lana. Ia mulai was-was dan mengedarkan pandangan sekitar. Sapa tahu akan ada anak buahnya yang akan menyeretnya lagi.
Lana kembali terkekeh. "Tunggu-tunggu, lo berpikiran bahwa gue akan nyulik lo lagi?"
Sandra mengangguk. "Siapa tahu, kan?"
"Lagian, nggak mungkin gue bisa lakukan di sini. Kita ada di depan butik milik nyokap gue. Yang ada, gue malah dimarahin habis-habisan."
KAMU SEDANG MEMBACA
BERANDAL'S √
Teen FictionFollow sebelum membaca 🌼REVISI BERTAHAP🌼 🌼NEW VERSION🌼 "Gue tau, walaupun gue itu nakal, tapi kalo tentang seseorang yang gue sayang. Gue akan jaga dengan baik," ucapnya sambil membelai pipi sang gadisnya [18 Januari 2019] [4 Maret 2020]