part 7

3.9K 47 4
                                    

       Dengan kesal Nabila mulai mendekat ke wajah Fandi sambil menatap manik mata Fandi yang mulai menampakkan gairahnya, Fandi mengakui bahwa Nabila benar benar menarik di matanya

      Ia bahkan sampai sulit tidur karena memikirkan Nabila, bukan karna fisik Nabila saja yang menggiurkan, sifatnya pun sama, dia penuh dengan kelucuan dan keceriaan

      Setelah mendekat Nabila memajukan bibirnya, kemudian bibirnya menyentuh bibir Fandi, dalam waktu 2 detik Nabila sudah kembali duduk di posisinya

"Heh, dasar bocah, aku kasih tau ya, kalau yang namanya ciuman itu kayak gini"

       Fandi mulai mendekat dan dengan agresif ia mulai mencium dan melumat bibir Nabila, Fandi merasa sangat candu dengan bibir Nabila, bibir bawah yang sedikit tebal dan bibir atas yang sedikit tipis

       Fandi terus memperdalam ciumannya, ia menekan tengkuk Nabila agar ciuman itu semakin dalam, sedangkan Nabila hanya diam tak tau harus melakukan apa

      Fandi berusaha mengajak lidah Nabila menari bersama lidahnya, tapi Nabila tak memberikan respon apa pun, Nabila hanya menatap manik mata Fandi dengan heran

     Setelah 5 menit, ciuman pun dihentikan karena Nabila kehabisan nafas dalam ciuman itu, disana tampak Fandi kecewa karena harus melepas ciuman itu

"Dasar cewek lemah, bocah banget sii, masa ciuman aja bisa kehabisan nafas? Yang bener aja"

"Apaan sih bang, abang tadi itu ngapain? Trus salahin nana lagi kalo kehabisan nafas, seharusnya yang marah itu nana, kalo nana kehabisan nafas trus meninggal gimana?"

"Kamu masih nanya apa yang aku lakuin? Jelas jelas aku lagi ciuman sama kamu, aku tau kalau ini ciuman pertama kamu"

          Kemudian Nabila mengambil ponselnya, saat ia mengangkat ponselnya ia melihat bayangan dirinya, tampak bibirnya membengkak dan sedikit merah

"Bang, bibir nana bengkak, terus merah juga, gimana nana mau pulang? Masa iya kalo nanti ditanya sama mama nana bilangnya karena dilumat abang rese"

"Dasar bodoh, ya jangan di bilang dong, kamu pulang pake masker dan langsung masuk ke kamar"

"Iih, nana ngga sopan banget dong"

"Terserah, kamu mau jujur atau bohong"

"Yaudah nana bohong aja, nana terima saran dari abang rese"

"Oh iya, aku masih mempunyai imbalan yang belum kamu penuhi"

"Imbalan mana?"

"Imbalan tadi pagi, karena aku udah bantuin kamu masuk kelas"

"Oh yang itu, oh iya, bukannya abang akan makan siang dengan bu dosen? Trus nanti nana juga ada kelas, nana pergi dulu ya"

"Udah, kamu pulang aja, masalah makan siang bisa di cancel, kalau kelas berikutnya biar aku yang minta izin, aku ngga tega liat kamu diledek sama temen kamu karena bibir kamu bengkak setelah ciuman"

"Iih nyebelin, ledekin aja nana terus, yaudah nana mau pulang"

         Mereka pun kembali ke rumah Nabila, setelah tiba disana tampak orang tua Nabila yang sedang membawa koper yang cukup banyak, mereka tergesa gesa

"Lho? Ma? Pa? Mau kemana?"

"Aduh, ana, untung kamu pulang cepat, kami akan pergi ke luar negri selama 3 bulan, kami minta maaf harus meninggalkanmu"

"Ma? Kok mendadak? Nana gimana?"

"Kamu disini aja, Fandi mau menemani Nabila tinggal disini kan? Mama sudah minta izin pada orang tua mu, dan mereka membolehkannya"

"Baik ma, Fandi akan menemani Nabila disini"

"Ma? Kok dia tinggal disini? Kan masih ada bang adam"

"Ana, bang adam juga ada urusan diluar kota, 2 jam yang lalu ia baru berangkat, dia disana selama 3 bulan, dan disana dia sangat sibuk"

"Pa? Sebenarnya ada apa ini?"

"Ada masalah di perusahaan pusat, papa harus turun tangan"

"Baiklah pa, papa sama mama hati hati, nana baik baik disini"

"Makasii ya sayang, kami pergi dulu"

          Setelah orang tua Nabila pergi, Fandi segera bersantai di ruang keluarga, ia tampak sangat memanfaatkan hal ini untuk menjahili Nabila

"Nabila sayang, sini dong"

"Heh, abang rese, jangan mentang mentang lo disuruh tinggal disini sama ortu gue, lo jadi beneran tinggal disini ya"

"Kok kasar? Aku kan cuma mau patuh sama calon mertua, knapa kamu marah? Ngga suka? Bilang aja sama mama papa"

"Iih nyebelin"

"Oh iya, selama kita tinggal berdua, kita tidur 1 kamar dan 1 ranjang ya"

"Ngga boleh, abang rese pulang aja"

"Kalau aku pulang, ayah bunda bisa marah"

"Yaudah, abang boleh tinggal disini, asal jangan macam macam"

"Harusnya kita belajar, jadi calon suami istri yang benar, setelah mama papa pulang nanti kan kita akan nikah"

"Oh iya, bukannya kita nikah 2 bulan lagi?"

"Ditunda, sampai mama papa balik"

"Baguslah, kapan perlu perjodohannya dibatalin aja"

"Jahat banget sih sayang" ucap Fandi yang sudah memeluk Nabila dari belakang

"Lepasin ah, ini ngapain pake meluk meluk"

"Kenapa kamu ngga bugil lagi? Bukannya waktu itu kamu senang bugil ya?"

"Ini kan nana baru pulang dari kampus, jadi pakaiannya sopan dong"

"Hmm, kamu betul juga, yaudah sekarang bugil gih, di depan calon suami mu ini"

"Ngga ah"

       Nabila pun berjalan ke kamarnya dan kemudian berganti pakaian dengan pakaian santai, yaitu baju kaus yang longgar baginya serta celana yang panjangnya diatas lutut, setelah itu, nabila kembali ke ruang tengah

"Lho? Kok masih ada bajunya? Aku kan maunya kamu bugil"

"Nana ngga mau pake sesuatu yang sexy di depan abang rese, soalnya abang rese kan nafsunya tinggi"

"Oke, sekarang kamu bisa menghindar, tapi menurutku, sebelum kita menikah aku akan mendapatkan keperawanan mu dulu sayang"

"Coba aja kalo bisa"

"Jangan menantangku, nanti kamu menyesal"

"Ngga takut tuh"

"Oh iya, aku laper, masakin dong"

"Nana juga, yaudah, nana bikin makanan dulu"

"Aku bantu"

"Oke lets go"

        Mereka memasak dengan sangat serius, tapi bukan Fandi namanya yang bisa diam saja jika bersama Nabila, dia akan terus menjahili Nabila sampai Nabila kesal dan marah

"Nana sayang, kata orang sex di dapur itu seru lho, ayo kita coba" ucap Fandi sambil memeluk Nabila dari belakang dan mencium leher Nabila pelan

"Nana mau sex di dapur tapi sama suami nana" sambil berusaha melepas pelukan Fandi

"Haha, iya sayang, kamu jangan lepasin pelukan aku dong, gimana kalo sekarang kita lakuin" balas Fandi dengan sedikit menempelkan penisnya ke bokong Nabila

"Nana bilang, nana mau sama suami nana, bukan orang yang ngaku ngaku jadi calon suami nana" ucap nabila sambil mendorong tubuh Fandi kebelakang dengan kuat

"Wah, bukan cuma payudara kamu yang besar, tenaga kamu ternyata juga besar, aku penasaran mau lihat aksi kamu di ranjang"

"Bang, lo makin lama makin kurang ajar ya, kalo gini terus lama lama gue benci sama lo"

"Jangan bilang kalo kamu benci sama aku sayang, pada kenyataannya nanti kamu akan mencintaiku bahkan tergila gila denganku"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FIX I LOVE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang