"Humaira dimana bi?"
"Baru saja ke kamar" sahut bi Ijah.
Setengah berlari Jalalpun lekas melangkah menuju kamar untuk menemui istri tercintanya yang setiap saat dirinduinya.
Perlahan Jalal membuka pintu kamar dan dilihatnya Jodha tengah membereskan pakaian memunggunginya.
Seraya berjingkat ia lekas menghampirinya dan memeluknya erat hingga Jodha nampak terperanjat.
"Ab..abang kau sudah pulang?"
"Iya sayang, kan udah abang bilang, abang akan secepatnya pulang" sahut Jalal seraya melepas jilbab Jodha perlahan dan lekas menciumi bahunya hingga ke lehernya.
"Bang...!" seru Jodha seraya berusaha menghindari Jalal.
Hal itu semakin membuat hasrat Jalal menggebu dan kian mengeratkan pelukannya.
Sekuat tenaga Jodha berusaha melepaskan diri, hingga Jalal tampak mengerutkan dahi tak mengerti dibuatnya.
"Kau kenapa sayang? Aku sangat merindukanmu, tolong jangan tolak aku!" pinta Jalal seraya menarik tubuh Jodha dan kembali mencumbuinya.
"Ja..jangan bang!" tolak Jodha seraya kembali menghindar.
"Tapi kenapa?"
"Aku lagi...kedatangan tamu"
"Tamu? siapa?" tanya Jalal seraya menoleh ke kiri dan kanan.
"Mak..maksudku, aku lagi... berhalangan, kodrat kewanitaanku datang"
"ADDUHH.. Kau benar-benar menyiksaku sayang..." ujar Jalal seraya menepuk jidat penuh kekecewaan. Jodha hanya tersenyum seraya menunduk dan lekas beranjak ke tempat tidur. Tak tinggal diam, Jalalpun lekas mengikutinya dan bersandar di sandaran tempat tidur tepat di samping Jodha.
"Berapa lama lagi aku harus berpuasa?" tanya Jalal seraya melabuhkan diri di pelukan Jodha dan melingkarkan kedua tangan di pinggangnya.
"Gak lama, biasanya enam atau tujuh hari juga udah selesai"
"Apa? Selama itu??? Ya Rabb...beri hamba kekuatan" ucap Jalal yang sontak saja membuat Jodha tak tahan untuk tidak tersenyum.
"Oya sayang, sepertinya abang sudah lama belum melanjutkan lagi hafalan abang, kayaknya minggu ini waktu yang tepat untuk kembali menghafal, mumpung kamu gak bisa godain abang"
"Apa? Memangnya kapan aku godain abang?"
"Setiap saat. Kau selalu berhasil mengalihkan perhatianku dari semua hal"
"Kenapa bisa begitu? Aku gak merasa melalukan itu"
"Kamu memang gak pernah lakuin itu, tapi nyatanya aku selalu tergoda tiap kali dekat denganmu. Itu mungkin karena rasa cintaku yang sangat besar padamu" ujar Jalal seraya mengecupi pipi Jodha dan lebih mengeratkan lagi pelukannya.
"Aku benar-benar tersanjung karena aku juga bisa merasakan itu. Tapi aku akan jauh lebih bahagia jika rasa cintamu pada Allah melebihi rasa cintamu pada apapun. Kau tahu kenapa? Karena Allah-pun telah memperingatkan kita agar kita lebih mencintai-Nya dari pada yang lainnya, setelah itu barulah kita membagi sisanya dengan apa yang kita miliki.
Sebagaimana firman-Nya dalam QS. At-taubat : 24 “Katakanlah : “jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik”.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHAR ✅
RomanceWarning 21++ (sebagian cerita diprivate secara acak, kalian tahu bagaimana caranya jika mau baca) seorang pecandu obat-obatan terlarang yang melakukan proses rehabilitasi di sebuah pesantren ternama, bertemu seorang gadis yang tak lain adalah putri...