MAHAR - 52 END

13.2K 324 24
                                    

"Mas Erik, kau apakan neng Humaira? Kenapa dia bisa begini?"

"Sumpah bi, gua nggak ngapa-ngapain, dia tiba-tiba aja kepeleset di tangga, dan ja..jadinya..jadinya kayak gini" sahut Erik tak kalah panik.

"Bohong, kalau kamu tidak ngapa-ngapain, tidak mungkin neng Humaira sampai begini. Kalau sampai ada apa-apa sama neng Humaira, aku pastikan, den Jalal tidak akan pernah mengampunimu"

PRAAKkk...!!!

"Arrrggghhhh... Gua udah bilang, gua gak ngapa-ngapain" teriak Erik seraya melempar vas bunga, memecahkannya penuh kekesalan.

"Astaghfirullah... Apa yg kau lakukan?" tanya bu Halimah nampak terkejut di tengah-tengah rasa paniknya yang sangat.

"Sekarang bukan saatnya untuk saling menyalahkan, cepat bantu bawa Humaira ke rumah sakit!" seru bu Halimah.

Dengan segenap kepanikan yang membuncah dalam diri, merekapun lekas melarikan Jodha ke rumah sakit.

Sementara Jalal yang secepatnya bi Ijah kabari, nampak membelalakan mata kaget seraya mengepalkan telapak tangan penuh kekesalan, seketika rahangnya mengeras dan bola matanya memerah berkabut amarah.

"Ada apa EL?" tanya om Leo nampak kaget

"Humaira masuk rumah sakit om" sahut Jalal dengan suaranya yang bergetar menahan amarah.

"Apa??? Apa dia mau melahirkan?" kembali om Leo bertanya.

"Gak tau om, yang jelas si Erik datang ke rumah. EL gak tahu apa yang dia lakukan di sana, sampai-sampai Humaira harus dilarikan ke rumah sakit" sahut Jalal nampak kalang kabut akibat amarah dan rasa paniknya yang berlebih.

"Om.. EL pulang duluan, mau langsung ke rumah sakit" pamit Jalal seraya bergegas melangkah meninggalkan kantor.

"Tunggu EL, Om ikut!" seru om Leo seraya lekas menyusul Jalal.

======

Satu jam telah berlalu.

Jalal dan om Leo yang dengan segenap kesabarannya bergelut dengan kemacetan di tengah rasa paniknya yang membuncah, akhirnya tiba di tempat yang dituju, semburat kepanikan nampak jelas di wajah pucat mereka saat mereka tiba di rumah sakit.

Tampak pandangan mata Jalal mengedar ke semua arah, mencari-cari ruangan dimana Jodha berada. Dilihatnya ruangan bernomor 351 seperti yang bi Ijah beritahukan nampak berada tidak jauh dari sana, setengah berlari merekapun bergegas menghampirinya.

Sejenak Jalal menghentikan langkahnya saat mendapati Erik di sana. Tanpa basa-basi, ia langsung menarik kerah baju Erik dan melayangkan beberapa pukulan ke wajahnya, sontak semua yang ada di sana berteriak ketakutan melihat amukan Jalal yang membabi buta.

"EL..EL... tenang EL, kendalikan amarahmu!" ujar om Leo seraya melerainya bersama mang Amin. Tampak Jalal terengah-engah seraya menatap tajam pada Erik yang tersungkur di lantai.

"Ngapain lho di sini? Kalau sampai sesuatu hal buruk terjadi sama istri gua, gua gak akan biarin lho hidup!" ancam Jalal seraya melayangkan tendangannya pada Erik yang terhuyung-huyung tanpa perlawanan.

"Istighfar nak, lebih baik kau temani istrimu, dia pasti sedang membutuhkanmu" saran bu Halimah.

Jalalpun tampak mengusap wajahnya seraya beristighfar, kemudian bergegas memasuki ruang bersalin dimana sang istri berada setelah seorang suster mempersilahkannya.

Dilihatnya seorang dokter bersama beberapa susternya tengah menangani Jodha yang mengerang kesakitan, sontak saja kepanikannya semakin bertambah besar hingga ia seolah bisa ikut merasakan sakit yang dideritanya.

MAHAR ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang