MAHAR - 27

6.5K 316 10
                                    

Sorry baru bisa update 😊😊

Happy reading guys

####

"Turut prihatin Humaira, aku sangat menyayangkan kenapa hal itu bisa terjadi, padahal aku baru saja mau menyampaikan kalau aku juga mau menikah dalam waktu dekat"

DUAAARRRR....!!! seketika Jodha terbelalak kaget. Ia lekas menundukan wajah seraya mengatur debaran jantungnya yang dirasa sesak, pandangannya mulai mengabur akibat tertutupi air mata yang tergenang di pelupuk matanya yang ia tahan sekuat tenaga agar tidak sampai terjatuh.

"Humaira, apa kau baik-baik saja?"

"I...iya, aku baik. Barokallah Jalal, aku ikut bahagia" ujar Jodha seraya tersenyum tipis menyembunyikan kesedihannya.

"Permisi den, maaf mengganggu. Pak Leo memanggil aden" ujar bi Ijah yang tiba-tiba datang dan sontak mengejutkan mereka.

"Oke bi, EL kesana sekarang" sahut Jalal.

"Oya Humaira, aku mau menemui om Leo dulu, sebaiknya kau beristirahat karena ini sudah cukup malam" ujar Jalal seraya beranjak meninggalkan Jodha seraya tersenyum jahil.

Setelah Jalal tak terlihat lagi di pandangannya, Jodha tampak menghela nafas berat seraya memegangi dadanya yang dirasa sakit dengan deraian ai mata yang mengalir deras membasahi wajahnya.

Ia tersengguk dalam diam seraya meremas kuat baju yang dikenakan mencoba menahan rasa sakit yang dirasa begitu menghujam dada karena tak pernah sedikitpun ia kira sebelumnya, kalau Jalal akan semudah itu melupakannya.

Sesaat kemudian, iapun lekas menghapus air mata di wajahnya dan kembali menghela nafas dalam-dalam berusaha menenangkan diri. Kembali ia tatap purnama yang menyinari wajahnya berharap bisa sedikit melupakan kejadian menyakitkan yang baru saja menderanya.

Belum berhasil rasa sakitnya terlupakan, hal lain tiba-tiba menarik perhatian Jodha hingga ia tak bisa mengelak darinya. Tatapan Jodha kini beralih ke arah lain, ke arah dimana Jalal keluar rumah bersama seorang gadis berhijab yang tak lain adalah salah seorah jama'ah yang ikut mendo'akan mendiang ayah Jalal yang juga sempat bertemu dengan dirinya di majelis itu.

Jodhapun terbelalak kaget, ia benar-benar tidak mengira kalau gadis berparas manis yang bahkan sempat duduk berdampingan dengannya itu tak lain adalah calon istri Jalal yang sebentar lagi akan segera menyandang gelar nyonya Jalal.

Merasa tak punya kekuatan lagi untuk menyaksikan pemandangan tak sedap di hadapannya, seraya berlari Jodha beranjak dari sana untuk kembali memasuki kamar.

Segera Ia hempaskan tubuhnya di atas tempat tidur seraya menyembunyikan tangisnya di balik bantal. Berulang kali ia meyakinkan diri bahwa yang ia lakukan tidaklah benar, iapun terus berusaha untuk bisa menerima kenyataan bahwa apa yang Jalal lakukan adalah hal yang wajar, mengingat Jalal adalah pria single yang tidak terikat sama siapapun termasuk dirinya. Namun sepertinya usahanya sia-sia, ia sungguh merasa tidak rela jika Jalal dekat dengan gadis lain meskipun ia tahu bahwa Jalal bukanlah miliknya.

Perlahan ia bangkit seraya menyeka wajahnya yang basah, lalu beranjak menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu.

Jodhapun segera bertirakat berserah diri dan menyerahkan semua kegundahannya pada Ilahi.

=====

Kicauan burung terdengar saling bersahutan merdu menyambut datangnya pagi, langit timurpun tampak sudah memerah pertanda sang ratu siang akan segera terbit.

MAHAR ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang