Jarum jam menunjukan pukul 20.00 malam. Terdengar suara mobil terparkir di garasi yang menandakan bahwa sang pemiliknya sudah kembali. Jodha yang sedari tadi mondar-mandir diliputi kegugupan yang sangat, tampak terperanjat dan segera melayangkan pandangannya ke arah luar jendela. Dilihatnya sang suami tampannya itu turun dari mobil, yang kemudian seraya melangkah lebar ia bergegas memasuki rumah. Sontak saja aliran darah Jodha seketika memanas disertai degupan jantungnya yang kian melonjak tak karuan.
Samar-samar langkah seseorang terdengar semakin mendekati kamar, dan perlahan pintu kamarnyapun nampak terbuka.
"Sayang, aku pulang!"
DEG...seketika Jodha nampak bergetar hebat disertai keringat yang tiba-tiba membanjiri tubuhnya.
Seraya tersenyum bahagia tatapan mata Jalal tampak menelusuri tampilan Jodha dari atas kepala hingga ke ujung kaki.
"Subhanallah... Kamu cantik sekali malam ini" puji Jalal seraya melangkah pelan mendekati Jodha.
Ia daratkan punggung tangannya menyusuri lekuk wajah cantik sang istri yang sontak saja membuat Jodha memejamkan mata kuat menahan rasa gugup yang berkecamuk setengah mati, tampak dadanya naik turun akibat deruan nafasnya yang memburu saat Jalal mulai mengecupi wajahnya.
"Aku menyerah... aku pasrah dengan apa yang akan kau lakukan padaku malam ini" bisik Jalal seraya menyentuhkan ujung hidungnya ke telinga Jodha.
GUBRAKKK!!! seketika Jodha ambruk di atas lantai tak dapat lagi menopang tubuhnya saat kedua kakinya tiba-tiba melemas.
"Humaira..!!!" Seru Jalal nampak kaget saat Jodha tiba-tiba luruh di atas lantai. Segera ia angkat tubuhnya dan dibaringkannya di tempat tidur, lalu diberinya air putih berharap bisa sedikit menenangkannya.
"Kamu kenapa sayang? Apa kamu sakit?" Tanya Jalal penuh kepanikan.
Jodhapun menggeleng kepala seraya menyeka keringat yang membasahi dahinya dengan punggung tangannya.
"Ya sudah, mungkin kamu kecapek-an, sebaiknya kamu beristirahat" ujar Jalal seraya menyelimutinya dan tak henti membelai kepalanya.
=====
Langit timur mulai memerah saat sang fajar mulai menyingsing, kokokkan ayam jantanpun yang saling bersahutan berhasil membawa kembali sukma Jalal dari perkelanaannya di alam mimpi.
Tampak tangan Jalal meraba-raba tempat tidur di sampingnya berusaha mencari-cari sang istri yang sebelumnya tak lepas dari dekapannya, dan iapun bergegas bangkit saat yang dicari tak didapatinya disana.
Ia edarkan pandangannya ke seluruh sudut kamar dan dilihatnya Jodha tengah bersimpuh di atas sajadahnya, lalu ia menoleh ke arah jam dinding yang menunjukan waktu subuh dalam beberapa menit lagi akan segera tiba, iapun lekas beranjak ke kamar mandi untuk mengambil wudhu yang kemudian setelah waktu subuh tiba, ia tunaikan shalat subuh berjamaah bersama sang istri tercinta.
"Sayang, aku lupa kalau hari ini hari minggu, tadinya aku mau membawamu ke dokter untuk memeriksakan kesehatanmu" ujar Jalal seraya melipat sajadahnya usai menunaikan shalat subuhnya.
"Tidak perlu bang, aku tidak apa-apa. Mungkin aku hanya sedikit kecapek-an saja, abang tidak perlu khawatir" sahut Jodha.
"Ya sudah, hari ini kau tidak usah melakukan pekerjaan apa-apa, sebaiknya kau beristirahat saja agar segera pulih"
"Emmhh... padahal aku baru saja mau membuatkanmu sarapan"
"Tidak usah, lagian hari ini abang gak ke kantor, jadi kamu istirahat saja!" Seru Jalal seraya membelai kepala Jodha.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHAR ✅
RomanceWarning 21++ (sebagian cerita diprivate secara acak, kalian tahu bagaimana caranya jika mau baca) seorang pecandu obat-obatan terlarang yang melakukan proses rehabilitasi di sebuah pesantren ternama, bertemu seorang gadis yang tak lain adalah putri...