part 2

3.2K 126 0
                                    

Bel pertanda pulang sekolah, menggema di penjuru SMA Alaska. Para siswa bersorak senang. Begitu pun para siswa dan siswi kelas XI IPA 5.

"akhirnya balik juga," ujar Alister menghela nafas lega.

"Yuk balik, Lis," ucap Rose yang di angguki Alister. Kemudian keduanya berjalan beriringan menuju gerbang sekolah.

"Alister! Rose! Tungguin gue," teriakan cetar membahana terdengar memekkakan telinga. Baik Alister maupun rose, keduanya sama sekali tidak menengok ke sumber suara, karena mereka sudah mengetahui pemilik suara cempreng itu.

Alister dan rose memutar bola matanya malas, melihat Everin sampai di hadapannya.

"Nggak usah teriak-teriak ver, kasian murid lain, pada budeg." Ujar Rose kesal

"Iya bener banget, suara Lo itu kaya toa berkarat tau nggak." Kesal Alister, Everin mendengus melihat kedua sahabatnya protes.

"Sialan Lo semua! Suara gue tuh kaya Ariana grande," ucap Everin sambil mengibaskan rambutnya. Alister dan rose menampilkan wajah jijik.

"Ariana grandong iya juga," cibir Alister yang langsung di pelototi Everin.

"Udah, ayo, buruan balik." Ujar Rose jalan mendahului Alister dan Everin. Keduanya mendengus dan langsung mengekori rose dari belakang.

~~~~~~~~~

Begitu sampai di rumah, Alister segera memasuki rumahnya.

"Assalamualaikum! Alister yang cantik jelita anaknya mama Amira dan papa Dafa, pulang!!!" Teriakan nyaring dan keras terdengar di penjuru rumah Alister.

"Berisik!" Ujar Darwin menatap tajam sang adik.

"Bodo amat." ujar Clara acuh dan langsung berlalu memasuki kamarnya.

Alister POV

Kini gue tengah berada di kamar tercinta. Bosan? Tentu saja, kemudian otak gue yang geser ini memilki ide cemerlang.

"Ke toko buku aja deh," ucap gue Tersenyum

Kemudian gue melangkah keluar untuk mengajak bang Darwin pergi ke toko buku.

"Bang Darwin," ucap gue

"Apa?" Tanya nya ketus

"Santai dong bang, selow gitu," ujar gue

"Lo mau apa? Buruan." Ujar bang Darwin, gue tersenyum mendengar nya.

"Ke toko buku yuk," ajak gue, ia diam kemudian tertawa keras.

"Toko buku? Sejak kapan Lo mau ke toko buku?" Ucap nya tertawa. Gue mendengus kesal.

"Sialan Lo bang," ucap gue menonjok bahunya.

"Mau ngapain Lo ke toko buku? Mulung?" Tanya nya

"Sialan! Ya nggak lah, ke toko buku ya beli buku, bego banget sih." Ujar gue menggerutu

"Alister adek Abang yang cantik, kok tumben mau beli buku? Biasanya juga kalo di kasih buku pelajaran nggak pernah di baca." Ujar bang Darwin

"Ogah amat bang kalo buku pelajaran," ucap gue

"Terus mau beli buku apa?" Tanya nya

"Pengen beli novel gue tuh," ucap gue jujur, kemudian ia tertawa lagi.

"Sialan! Kok Lo malah ketawa?!" Ucap gue kesal.

"Ngerti novel juga Lo dek?" Cibir bang Darwin

"Ngerti lah, emang nya, Lo! Kerjaannya cuma baca majalah dewasa," ucap gue sarkastik. Ia mendengus.

"Sialan Lo! Yaudah yuk, gue anter," ujarnya pasrah, gue tersenyum bangga.

"Yaudah kalo gitu gue ganti baju dulu. Oh iya bang, Lo ganteng deh kalo nurut gini," ucap gue terbahak.

"Kalo ada mau nya aja, muji-muji. Gue tenggelamin juga Lo di Antartika," ujarnya kesal

Gue nggak perduli ocehannya, segera gue melangkah ke kamar gue untuk mengganti pakaian.

Setelah selesai mengganti pakaian, segera gue turun untuk menemui Abang yang paling somplak sepanjang masa.

"Yuk berangkat," ujar gue kemudian jalan mendahului nya.

~~~~~~~~~

Di sini lah gue, di toko buku yang di penuhi deretan buku-buku. Sadari tadi, gue hanya bolak-balik entah buku apa yang ingin gue beli.

"Dek, Lo itu mau beli buku apa? Dari tadi cuma bolak-balik, nggak jelas." Ujar Abang gue jengah

"Sabar bang, gue juga bingung mau beli buku apa," ujar gue dengan tampang tak berdosa.

"Mending beli novel terjemahan," saran bang Darwin

"Contohnya?" Tanya gue

"Harry Potter and cursed child," ujarnya

"Oke. Gue cari dulu, tungguin ya," ucap gue yang langsung di angguki nya.

Kemudian gue berjalan menuju rak yang bertuliskan, genre fantasi. Mata gue melihat buku tersebut, namun hanya tinggal satu. Segera gue melangkah untuk membelinya.

Namun...

"Eh?" Ucap gue kaget ketika buku tersebut sudah di ambil seseorang.

"Gue duluan." Ucap nya tanpa melihat gue.

"Apaan Lo?! Itu gue duluan yang liat! Main ambil-ambil aja," ujar gue menggerutu, namun ia hanya diam tak bergeming.

"Heh! Lo budeg? Kembaliin! Itu gue duluan yang liat!" Ucap gue kesal, namun ia hanya melirik gue.

"Gue duluan yang ambil, jadi buku ini milik gue. Permisi." Ucap nya dan segera berlalu.

"Sialan Lo!" Geram gue

'awas aja kalo ketemu gue lagi! Bakal abis Lo!' batin gue dongkol.

Dengan langkah lesu, gue berjalan menghampiri Abang gue.

"Kenapa Lo? Buku nya nggak ada?" Tanya nya

"Ada. Tinggal satu biji, tapi di ambil sama cowo sinting!" Ujar gue kesal, bang Darwin tertawa.

"Mati aja Lo Sono bang," ujar gue, "udah yuk balik,"

"Nggak jadi beli buku?" Tanya nya

"Eh semprul! Kan tadi gue bilang, buku nya tinggal satu, tapi udah di ambil orang. Bego banget sih!" Ujar gue menggerutu

"Santai dong mba, malah nge–gas." Ujarnya terkekeh

"Nge–gas mbahmu! Gue nggak jual gas. Udah buruan balik," ujar gue berjalan mendahului nya

"Salah Mulu gue," ujar bang Darwin lirih yang masih bisa gue dengar.

















TBC
______________________

YEAY UPDATE!!!

MAAF KALO MASIH BANYAK TYPO YA GAESSS...
MOHON DI MAKLUMI:")

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT...

JANGAN LUPA TERUS SUPPORT CERITA GUE...

SEE YOU IN THE NEXT PART!!!

WITH LOVE❤️❤️❤️

CRAZY GIRLFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang