Chapter II
"Kuliah apa hari ini broo?", tanya Bagas sambil menepuk pundak Gendhing saat Gendhing baru sampai di lobby kampus mereka.
"Oh ini cuma mau ketemu dosen nanti jam 10, mau ngumpulin tugas", jawab Gendhing.
"Dirimu kuliah jam berapa?", lanjut Gendhing.
"Udah tadi kuliah jam 8 pagi, ini baru kelar. Mau cari makan di belakang kampus sama anak-anak. Mau ikutan gak?", ajak Bagas.
"Enggak deh. Lanjut aja. Aku disini aja nungguin ketemu dosen", jawab Gendhing.
"Yaudah kalo gitu. Aku duluan ya", ucap Bagas sambil mengajak Gendhing toss.
Setelah Bagas dan anak-anak yang lain pergi tinggallah Gendhing sendirian di lobby kampus. Biasanya lobby kampus merupakan tempat yang ramai karena banyak mahasiswa lintas angkatan yang pada nongkrong disitu, dan karena masih pagi jadi tongkrongan itupun masih sepi.
Gendhing sehari-hari memang terbiasa menghabiskan waktunya di kampus. Entah itu untuk berorganisasi maupun sekedar nongkrong dengan teman-teman dari berbagai angkatan. Dan lobby kampus itulah yang seringkali menjadi tempat favorit diantara beberapa spot lain di kampus. Di lobby kampus itu juga semua elemen yang berada di kampus serasa melebur dan bercampur menjadi satu. Salah satu yang bisa mendekatkan mereka ya alkohol saat senja mulai tiba.
"Ayo-ayo, seribu pertama mencari teman. Seribu-seribu jadi air kedamaian", teriak anak-anak yang entah siapa yang memulai.
Dengan topi yang dibalik, anak-anak kampus atau seringkali bahkan Gendhing sendiri yang menggalang dana untuk mendapatkan air kedamaian dalam rangka menyambut tenggelamnya senja.
Lina dan Arunika pun seringkali berada di kampus sampai tengah malam kalau pas ada kegiatan kemahasiswaan yang melibatkan mereka. Dan tak jarang merekapun melihat kelakuan teman-teman bahkan kakak angkatan mereka yang tak sadarkan diri setelah berlumuran air kedamaian.
Bukan hal yang baru buat Lina dan Arunika melihat fenomena semacam itu di kampus mereka. Karena memang kebiasaan menenggak air kedamaian di kampus hampir dilakukan setiap ada kesempatan dan tidak pernah ada gesekan yang berujung keributan. Ataupun semisal ada dan pernah, itupun cuma riak-riak sebagai bumbu persahabatan di kampus dengan berbagai macam ideologi mahasiswa yang ada di dalamnya.
Ada juga Tama, yang sangat kuat kalau diajakin minum air kedamaian. Selalu mengaku tak ada uang kalau sudah ada yang teriak-teriak seribu pertama mencari teman. Tapi ketika kesadaran sudah dibawah rata-rata, selalu ada uang di setiap selipan dompetnya. Entah itu uang untuk apa. Yang jelas saat itu, uang di selipan dompet keluar semua. Seakan ingin membunuh malam dengan air kedamaian.
Itulah Tama, yang besoknya setelah tersadar selalu bingung uang di selipannya sudah tak ada. Gendhing, Lina dan Arunika juga berteman baik dengan Tama. Karena memang Tama ini orangnya sangat humble dan bisa dekat dengan siapa saja.
Ada juga Sukma, teman dekat Gendhing yang rumahnya tak jauh dari rumah Gendhing. Alhasil Gendhing hampir setiap hari berangkat ke kampus bersama-sama. Meskipun berbeda angkatan selisih 1 tahun di bawah Gendhing, keduanya banyak nyambung dalam banyak hal. Pernah juga suatu ketika mereka berdua membeli bensin seribu rupiah di pom bensin yang kala itu harga per liternya dua ribu rupiah.
![](https://img.wattpad.com/cover/176191599-288-k98980.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU, KAMU DAN KATA-KATA
RomanceAda kata-kata diantara aku dan kamu. Sebuah cerita tentang cinta, harapan dan kekecewaan yang awalnya teramat sangat. Namun, kemudian luka yang berasal dari rasa kecewa itu sendiri yang akhirnya menguatkan.