dua belas

16.7K 1.4K 32
                                    

"sekarang lo istirahat ya"

Lisa membantu jennie merebahkan tubuhnya diatas kasur. Dengan lembut ia menyelimuti jennie dan mengusap kepala gadis itu.

"selamat tidur" bisik lisa dengan senyum manisnya.

Jennie tersenyum kecil sebelum akhirnya memejamkan mata.

Usaha lisa menenangkan jennie seharian ini tidak sia-sia.

Setelah bercerita tentang masa kecil mereka, akhirnya jennie bisa sedikit lebih tenang. Pikirannya sekarang sudah beralih pada kenangan yg sebenarnya masih tersimpan jelas dalam ingatan jennie, hanya saja jennie tidak mau mengungkitnya.

Sebenarnya setelah kunjungan sekolah itu, Jennie sempat berusaha mencari tau tentang limario dan berharap bisa bertemu dengan bocah laki-laki itu lagi. Tapi sayangnya dia tidak mendapatkan informasi apapun tentang limario.

Sampai akhirnya jennie menyerah, dan berpikir bahwa pertemuannya dengan limario hanyalah sebuah kebetulan. Jadi tidak seharusnya jennie berharap bisa bertemu lagi dengan bocah laki-laki itu.

Tapi setelah beberapa tahun berlalu, saat jennie sudah tidak lagi mengharapkan limario. Orang itu justru datang dengan rupa dan wujud yg 180° berbeda. Bagaimana mungkin jennie bisa menerima kenyataan bahwa limario adalah lisa, bahkan setelah lisa menceritakan dan menunjukkan bukti-bukti itu, jennie tetap saja merasa sulit percaya.

Jennie terlelap, hanyut dalam mimpinya. Lisa mengambil ponsel dari atas nakas lalu ia berjalan menuju balkon apartemen yg sudah dia tempati sejak empat tahun terakhir.

Lisa memantikkan api pada ujung rokoknya. Sudah sebulanan ini ia tidak menikmati benda berukuran seruas jari itu. Masalah jennie membuat kepalanya pening, mungkin dengan sebatang rokok pikirannya dapat sedikit lebih tenang.

Ia menghisap dan menghembuskan kepulan asap keudara malam yg lumayan dingin saat ini. Benda pipi berbentuk persegi panjang menempel ditelinga kanannya. Lisa masih menunggu seseorang diujung sana mengangkat telponnya.

"samperin gue di apartemen sekarang"

Bicara lisa bahkan sebelum seseorang diujung sana berkata 'hallo'.

"gue mau minta tolong sama lo, gue ada urusan penting. jadi lo samperin gue diapartemen dulu gih"

Tidak lama panggilan itu diakhiri. lisa kembali menikmati asap yg mengepul dari mulutnya.
.
.
.

30 menit kemudian

Seseorang mengetuk pintu apartemen lisa. Tanpa menunggu lisa membukakan pintu, seorang gadis cantik muncul begitu saja.

"banglim"

Suara panggilan yg cukup keras. lisa menempelkan telunjuknya didepan bibir, mengisyaratkan pada gadis itu untuk tidak berbicara terlalu keras.

Gadis itu melihat jennie yg tertidur pulas diatas kasur lisa. Rokok yg hampir habis lisa matikan dan puntungnya ia letakkan di asbak.

"dia?" tanya gadis itu dengan suara sedang.

Lisa berjalan masuk dan menutup pintu balkon. Ia menatap jennie yg begitu tenang dalam tidurnya.

"Jennie. Dia baru aja jadi korban cowok brengsek. Gue minta tolong lo jagain dia bentar"

Gadis itu nampak shok mendengar penuturan lisa. Ia berjalan mendekati jennie lalu duduk ditepian ranjang.

"kak jennie, kok bisa"

Lisa hanya diam. Ia memilih berjalan menuju toilet hanya untuk membasuh wajahnya lalu bersiap dengan pakaian serba hitam dan topi bertuliskan balenciaga didepan kepalanya.

Jenlisa : Cara Seorang Lalisa [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang