duapuluh empat

15.7K 1.3K 63
                                    

Jennie menutup pintu rumahnya perlahan. Senyum yg sebelumnya begitu merekah, ia coba hilangkan saat kakinya mulai melangkah masuk kedalam rumahnya. Nampaknya orangtua jennie sedang tidak ada dirumah, karena mobil ayah jennie juga tidak ada digarasi.

Gadis itu bernafas lega. ia melangkah menuju ruang tengah, tapi ketika hendak menaiki tangga, ibunya muncul dari arah dapur.

"sayang, kamu dari mana aja? kok jam segini baru pulang?" jennie menoleh menatap sang ibu yg berjalan mendekatinya.

"dari rumah temen mah" balas jennie dengan tampang lesunya. "jennie ke kamar dulu mah, capek, mau istirahat"

"jennie" panggil ibunya sekali lagi. jennie yg tadinya hendak menaiki tangga kembali menghentikan langkahnya. ia berbalik untuk menatap ibunya kembali.

Sekarang kedua tangan ibunya sudah mendarat di pundak jennie, perlahan kedua tangan itu menangkup pipi jennie. Menatap kedua mata jennie dengan penuh kasih sayang. Perlakuan yg selama ini sangat jennie rindukan dari orangtuanya.

"jennie sekarang sudah dewasa, kan?" tanya ibunya dengan suara lembut, wanita itu kembali mengusap bahu anaknya sambil berusaha menyusun kalimat yg tepat untuk dia ucapkan pada jennie.

"mama yakin, jennie sudah bisa menentukan mana yg baik dan mana yg tidak baik untuk hidup jennie. tapi jennie juga harus tau, yg menurut jennie baik itu belum tentu benar. Kadang, kita sering dibutakan oleh perasaan kita sendiri. Mama tau, cinta.. memang hak semua manusia. Terlebih jennie juga sudah saatnya untuk jatuh cinta. Tapi, jatuh cintalah dengan orang yg benar.. sayang, itu jauh lebih baik untuk hidup jennie"

Jennie hanya diam menatap mata ibunya yg mulai berkaca-kaca. Ada raut kesedihan yg berusaha ibunya sembunyikan dibalik senyum yg ia usahakan itu.

"Sebenarnya.. mamah gak percaya waktu papah kamu cerita tentang kamu.. dan perempuan itu. Mamah yakin kamu bukan anak yg seperti itu. Mamah percaya sama anak mamah. Jennie yg baik, yg mamah kenal. Tapi waktu papah kamu.. nunjukin rekaman cctv malam itu.. Mamah.." tiba-tiba ibu jennie terisak, ia bahkan tidak sanggup melanjutkan kalimatnya.

Orangtua manapun pasti akan sama, kecewa, jika mereka tau bahwa anak mereka menjalin hubungan cinta yg tidak semestinya. Dan Ini pertama kalinya wanita itu mengeluarkan airmatanya dihadapan jennie.

Biar bagaimanapun, semarah apapun jennie pada orangtuanya. ia tetap tidak tega jika melihat ibunya menangis begitu. Secara spontan jennie memeluk ibunya. Ia bahkan ikut menitikkan airmata.

Sejak awal, jennie tau, hal semacam ini pasti akan terjadi jika dia menjalin hubungan dengan lisa. Tapi mau bagaimana lagi, gadis itu juga tidak sanggup jika harus kehilangan lisa dalam hidupnya. Jennie sangat mencintai lisa, sama seperti lisa yg selalu mencintainya.

"mah.. maafin jennie mah. Maaf kalau jennie ngecewain mamah. Tapi jennie sayang sama lisa mah.. jennie cinta sama dia. lisa gak seburuk apa yg papah bilang. Dia baik mah. lisa yg selalu ngejagain jennie. lisa juga yg selalu ada, nemenin jennie waktu papah sama mamah sibuk sampai ngelupain jennie"

Ibu jennie justru semakin terisak setelah mendengar penuturan jennie.

.
.
.

Di lain tempat,

Lisa, si jangkung itu nampak begitu bahagia bernyanyi didalam mobilnya. Ciuman kilat yg diberikan jennie seperti boomerang yg berputar secara terus menerus dikepala lisa. Dia bahkan beberapa kali mengulum bibirnya, seakan mencicipi kembali rasa sentuhan bibir manis jennie.

Kini jarak apartemen lisa tinggal 2 km lagi. Saat sedang asik menikmati musik hiphop yg berdentum, tiba-tiba sebuah mobil hitam justru mepet dan mengarahkan mobil lisa untuk menepi. Karena kesal jalannya ditutup secara sepihak, akhirnya lisa mematikan mesin mobilnya dan turun.

Jenlisa : Cara Seorang Lalisa [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang