"lah tumben dateng kemari? biasanya nunggu disamperin" kata jisoo sambil merapikan buku-buku pelajarannya.
Sebagian anak XII ipa 2 pada keluar kelas untuk menikmati jam istirahat. Jennie memutar kursi kosong yg tepat berada didepan meja jisoo, lalu ia duduk diatasnya. Mata jennie melirik rose yg masih bersikap acuh pada jennie. Jisoo nampak bingung sendiri harus bagaimana, ia hanya bisa mendengus sambil menatap jennie dan rose secara bergantian.
"mau sampe kapan diem-dieman?" tanya jisoo.
Baik jennie maupun rose tak menjawab apapun. Jennie bingung harus bagaimana, semalam ia sudah menghubungi rose berkali-kali untuk meminta maaf karena jennie tau, pasti rose marah padanya. Tapi sayang, rose sama sekali tidak membalas chat jennie, ditelpon pun tidak diangkat. Sekarang disamperin, tampang rose cemberut gitu.
"rose, lo masih marah sama jennie?" tanya jisoo.
Bukannya menjawab, rose justru beranjak dari kursinya ingin keluar kelas. Tapi disaat yg bersamaan jennie juga berdiri dari kursi yg ia duduki. Jennie langsung mencegat rose saat gadis itu ingin pergi.
"gue tau gue salah rose, gue minta maaf. gue sama sekali gak ada maksud buat nyakitin temen gue sendiri" ucap jennie dihadapan rose.
Pandangan mata keduanya sempat bertemu, tapi sedetik kemudian dengan cepat rose mengalihkan pandangannya seakan tidak mau menatap jennie.
"segitu bencinya lo sama gue rose? sampe ngeliat gue aja lo gak mau?"
"gue gak benci sama lo" ucap rose lirih.
"kalo lo gak benci sama gue, kenapa lo ngehindarin gue?" Rose hanya diam.
"rosé.." panggil jennie sambil menangkup pipi gadis jangkung itu agar mau melihat dirinya. "..lo boleh marah sama gue rose, tapi tolong lo jangan diemin gue gini.." akhirnya rose mau juga menatap jennie, "..gue bakal terus-terusan ngerasa bersalah kalo lo diemin gue kayak gini.."
Sejujur-jujurnya hati rose masih sakit. tapi disisi lain, jennie juga sahabatnya, yg sering nolongin rose kalo lagi kesusahan. Lagi pula, kalo inget kata hanbin "lisa itu udah jatuh cinta sama jennie dari jaman dia bocah" Sekalipun jennie gak jadian sama lisa, gak bakal juga rose bisa ngedapetin lisa. Dan kalaupun rose bisa ngedapetin lisa, pasti hati si lisa tetep aja buat si jennie.
"udahlah mending maapan aja daripada marahan mulu, atau gini aja deh, mendingan si lisanya buat gue aja, biar adil, gimana?" celetuk jisoo yg langsung dapat pelototan dari jennie dan rose. "dih horor banget lo bedua, becanda doang, gue kan punya bobby" imbuh jisoo.
"rose, gue minta maaf ya" kata jennie lagi sambil memegang kedua tangan rose.
"lo gak salah jen, jadi gausah minta maaf" -rose.
"tapi sikap lo ke gue? gue tau lo pasti benci sama gue" -jennie
"udah gue bilang gue gak benci sama lo. Gue cuma kecewa sama lo. dan gue masih perlu waktu buat nenangin perasaan gue sendiri." -rose
Mendengar penuturan rose begitu, jennie langsung melangkah mendekati rose. Jennie memeluk rose, berharap sahabatnya itu mau benar-benar memaafkannya. Awalnya rose hanya diam, namun perlahan, dengan canggung dia membalas pelukan jennie.
"gitu dong maapan, lama amet pake drama segala" celetuk jisoo memandangi dua sahabatnya yg sekarang sudah kembali akur.
"Udah kuy kantin. laper tau gak" jisoo beranjak dari tempat duduknya.
Saat jennie melepas pelukannya dari rose, saat itu juga jisoo nyempil ditengah mereka berdua sambil ngegandeng lengan jennie dan juga rose. Jisoo menarik mereka berdua keluar kelas. Tapi saat didepan pintu kelas, jennie menghentikan langkahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jenlisa : Cara Seorang Lalisa [Completed]
Teen FictionPerjuangan panjang seorang lalisa manoban untuk bisa mendapatkan hati dan cinta jennie kim. Gadis kecil yg pernah ia temui saat kunjungan sekolah dasar delapan tahun silam. Usaha yg tidak mudah karena jennie kim bersi keras mengatakan bahwa dia tida...