16.

12 2 0
                                    

Aku tak menemukan sosok Vano di keramaian sekolah, yang ku rasakan hanyalah hembusan angin dan teriknya mentari di pagi hari.

"Sumpah deh Ka, aku bete banget mood ku hancur dibuat olehnya," kataku dengan wajah lesu dan pasrah.

"Kenapa lagi sih Va?" Tanya Rika dengan wajah serius dan tatapan muka yang masih menatap layar laptop.

"Aku harus gimana lagi sih Ka? Mau dibawa kemana hubungan ini serasa digantung banget deh kaya jemuran,"

"Yaudah sih kasih Vano kesempatan lagi, emang gak ada kabar sama sekali gitu dari Vano?" Rika pun menatap wajahku dengan serius.

"Dia ngabarin aku cuma sebentar dan gak ada waktu buat kangen-kangenan gitu? Huhh! Sebel banget gak sih beberapa hari gak ada kabar terus pas malem dia ngabarin aku sebentar habis gitu dia ngilang lagi dengan alasan ngabarinnya pake handphone sodaranya lah, mau futsal dulu lah, apalah basi banget kan. Dan sekarang satu sekolah pun dia jarang banget samperin aku," cerocos ku kepada Rika. Keadaan perpustakaan memanglah sangat menyejukkan hati karena terhindar dari kebisingan orang aku dan Rika pun memilih menghabiskan jam istirahat di perputakaan sekolah.

Drtt...drrt..drtt...

Suara notifikasi handphone ku bergetar,

"Nah mungkin itu kabar dari Vano," tebak Rika dengan asal. Aku pun otomatis langsung membuka lockscreen handphone ku dan membaca pesan yang masuk.

Chat BBM..

From Tri:

Woey, lu di mana?

"Apaan sih, ini dari Tri dia nanyain kita ada di mana," kesalku. Akupun langsung membalas pesan kepada Tri dan mengetiknya.

Aku sama Rika di perpus.

Oke, gue on the way.

Tak butuh banyak waktu Tri pun datang dengan membawa makanan dan minuman.

"Tumben banget sih lu pada kesini?" Tanya Tri yang langsung menghampiri dan duduk di pinggir Rika yang masih sibuk dengan layar laptopnya.

"Sekalian ngerjain tugas TIK," jawabku singkat.

"Lu pengertian banget sih gue lagi laper tanpa di minta lu bawa makanan sama minuman," dengan muka wajah tak berdosa Rika menyeruput minuman Tri.

"Enak aja lu, gue kesini ya biasalah di kelas gak ada temen ngobrol dan gak pada asik orangnya."

***

Aku masih bingung, tapi keputusanku udah bulat dan tekadku memutuskan Vano itu sudah kuat dengan hati dan menerima segala rasa sakit dan perih.

Beberapa teman sekelas Vanoyang aku tanyakan terkadang dalam absen dia izin dan sakit. Sungguh sangat khawatir ku dibuatnya, dan sangat membingungkan untuk difikirkan.

"Ngelamun aja deh lu," Ucap Tri yang mengaburkan lamunanku.

"Apaan sih?" Ketusku.

"Kesambet setan jomblo baru tau rasa lu,"

"Enak aja! Emang ada gitu setan jomblo? Akal-akalan lu aja kali."

"Udah ayo cepetan ganti bajunya lama banget deh. Paskibra tuh harus disiplin! Jangan banyak ngelamun, fokus latihan jangan mikirin Vano mulu Va. Karena lomba sebentar lagi."

"Bawel!" Aku pun pergi terlebih dahulu meninggalkan Tri.

Aku pun berusaha fokus terlebih dahulu untuk perlombaan paskibra tingkat SMP/MTS yang akan diikuti nanti, namun butuh latihan yang ekstra untuk menampilkan yang terbaik.

Di bawah terik matahari sudah menjadi makanan terfavorit bagi siswa yang mengikuti ekskul paskibra, mungkin itu hal yang sudah menjadi biasa. Kami pun satu pasukan yang terdiri dengan 15 orang dan 1 danton sudah berbaris di tengah lapangan. Suara bariton danton yang sudah terdengar dengan suara khasnya, kami pun latihan di dampingi oleh seorang pelatih.

"Gerakan sudah lumayan bagus hanya tinggal di poles sedikit dan perlu latihan yang maksimal, tapi cukup saja sampai disini besok kita lanjutkan kembali latihan ini, hanya tinggal menghitung hari untuk acara perlombaan. Kita akhiri kegiatan hari ini dengan mengucapkan Alhamdulillah," Akhir kata dari Kang Dani yang menandakan berakhirnya suatu kegiatan.

"Alhamdulillah hirobbil'alamin...." jawab kami dengan kompak.

Beberapa gerakan dasar juga pareasi formasi sudah ditampilkan secara maksimal. Namun, kini langit pun sudah menandakan petang kami pun beristirahat sejenak dan kami mulai mengakhiri kegiatan serta pulang ke rumah masing-masing.

***

Masih dengan harap dan sangat berharap aku mendapatkan kabar dari Vano, aku termenung menatap dinding kamar dengan chat warna pink kesukaanku dan mulai berfikir kembali atas inisiatifku yang ingin mengakhiri hubungan ini.

Tak adakah kabar darimu? Yang harus kau tau aku sangat merindukan dirimu, apakah kau merasakan rasa yang sama terhadapku? Semoga saja....

This day I think nothing special about you.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 23, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NostalgiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang