14.

19 3 6
                                    

"Jam tangan yang kau beri membuatku tersadar bahwa sewaktu-waktu kita tak mungkin selalu bersama."

***

Satu minggu sudah hubunganku dengan Vano membaik hingga saat ini, meluruskan segala kesalah pahaman antara aku dan Vano.

Hari ini di khususkan kelas VII untuk study tour ke Bandung. Ke tempat bersejarah dan penuh ilmu pengetahuan tak butuh waktu lama hanya satu hari dilaksanakannya kegiatan ini.

Mobil bus pun mulai berjajaran di pinggir jalan sebagai transfortasi pemberangkatan. Seluruh siswa kelas VII dikumpulkan di lapangan. Berbeda dengan aku yang kelas VIII juga kelas IX belajar di rumah. Vano sebelumnya sudah berpamitan pada ku waktu malam sebelum pemberangkatan.

"Sebelum kita berangkat alangkah baiknya kita berdoa menurut kepercayaannya masing-masing. Berdoa di mulai," kata Pak Dian yang memimpin doa di dalam bus yang Vano tumpangi.

"Aamiin," jawab seluruh siswa sebagai tanda supaya dikabulkannya doa.

Butuh waktu kurang lebih 1 jam sampai 2 jam untuk sampai di tempat tujuan. Kecuali jika macet bisa memakan waktu beberapa jam. Tapi kali ini jalanan tidak macet karena pemberangkatan kita yang cukup pagi.

Tempat yang dituju adalah Jalan Asia-Afrika, Alun-alun Bandung, dan Masjid Raya Bandung. Dan tempat yang pertama kali dituju adalah Jalan Asia-Afrika. Kepopuleran nama jalan itu memang begitu hebat. Boleh jadi, siapa saja yang diminta menunjukkan jantung Kota Bandung, mesti telunjuknya mengarah ke ruas Jalan Asia-Afrika.

Arus jalan itu cuma satu arah yang menuju ke Alun-alun Kota Bandung dan Masjid Raya Bandung Propinsi Jawa Barat. Di atas semua itu, Jalan Asia-Afrika Kota Bandung jadi saksi konferensi yang amat bersejarah, yang mempertemukan 29 negara se-Asia dan Afrika pada 18-24 April 1955.

Sedikit penjelasan mengenai tempat bersejarah itu, sangat bagus untuk menambah pengetahuan para siswa, dan sekolah sangat tepat sekali memilih mengunjungi tempat ini.

Di sana siswa diberi kebebasan asal masih diluar batas dan kewajaran. Ada yang memilih fose untuk berfoto, ada juga yang menikmati keindahan Kota Bandung. Berbeda dengan Vano yang lebih memilih memisahkan diri dan berjalan-jalan mencari sesuatu.

"Eh Van lo mau kemana?" Teriak Ferliandi yang hendak menyusul Vano.

Tak ada jawaban dari Vano pria ini lebih memilih fokus berjalan dan mencari toko yang ingin dia tuju. Ferliandi pun memilih untuk membuntuti temannya yang satu ini.

"Akhirnya," kata Vano yang berdiri tepat di depan toko, juga tertulis nama toko itu Victory Accesories. Yang kebetulan toko itu menjual pernak pernik aksesoris. Tak butuh pemikiran yang panjang Vano pun berjalan dan memasuki toko tersebut.

Vano melihat di sekelilingnya dipenuhi dengan aksesoris yang indah, dia pun berjalan menyelusuri toko itu dan berharap menemukan barang yang cocok untuk dikasihkan kepada Eva. Vano tak begitu mengerti apa maunya cewe, dan dia pun melihat barang yang sepertinya cocok untuk dia beli.

"Ndi liat deh cocok gak buat Eva?" Tanya Vano yang sembari memperlihatkan barang temuannya yaitu jam tangan berwarna biru nan elok bila dipandang.

"Lumayan, udah ayo buruan belanjanya lama amat sih kaya emak-mak aja deh lo."

"Bentaran kali udah ini aja gitu yang gue beli?"

NostalgiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang