DSPP - 8

148 14 1
                                    

*Malam hari di tempat persinggahan Jodha*

Terlihat Moti gelisah dalam tidurnya. Berkali-kali ia merubah posisi tidurnya mencari posisi nyaman. Hal tersebut membuat Putri Jodha yang tidur di dekatnya merasa terganggu dan lekas bangkit dari tidurnya mencari tahu keadaan Mothy.

“Mothy... apa kau baik-baik saja?”

Mothy lekas menoleh ke arah Jodha dan menyusulnya duduk. Ia menyandarkan tubuhnya sama seperti yang dilakukan oleh Jodha.

“Tidak apa-apa Harka... aku baik-baik saja. Hanya saja aku...” ujar Mothy menggantung kata-katanya.

“Ada apa?” Tanya Jodha penuh penasaran.

“Hehe.. aku..aku... ah.. tidak ada apa-apa” sahut Mothy mengurungkan ucapannya.

“Mothy.... sepertinya kau menyembunyikan sesuatu dariku. Kau tidak mempercayaiku lagi hemm..?” desak Jodha.

“Bukan begitu Harka... memang tidak ada apa-apa denganku. Aku hanya... aku hanya sedang terpikirkan pemuda itu” sahut Mothy dengan menundukkan kepala merasa tersipu.

“Pemuda? Siapa yang kau maksud?” tanya Jodha dengan perasaan penuh kekhawatiran. Ia khawatir Mothy menyebutkan satu nama yang sama dengan yang ada di hatinya.

“DZULFIQAR”

DEG.... Seketika putri Jodha merasa jantungnya melonjak hebat. Seluruh tubuhnya seketika terasa panas dan disaat itu pula tiba-tiba tubuhnya terasa dingin.

“Dia benar-benar tampan dan perhatian. Kurasa dia pria yang baik” ujar Mothy seraya menerawang.

“Mothy... hati-hati, jangan mudah percaya sama orang yang baru kau kenal. Kita harus lebih waspada” bentak Jodha memperingatkan.

“Tentu saja Harka... aku telah mencari tahu tentangnya. Dia adalah seorang pengembara dari Mewar yang hendak berziarah ke Mathura, namun karena keadaan Istana sedang tidak aman, jadi semua orang baru yang hendak memasuki Dibal (Daerah Perbatasan Kerajaan Sindh) untuk sementara tidak diperbolehkan masuk sampai keadaan Istana benar-benar aman. Dia datang bersama seorang temannya yang bernama Farhad. Sayangnya Farhad tewas saat luapan air sungai itu menyeretnya pada waktu yang sama saat kau terseret” jelas Mothy panjang lebar.

“Dari mana kau tahu semua itu Mothy?”

“Dia sendiri yang bilang padaku. Waktu itu dia membantuku menyusuri pinggiran sungai untuk mencarimu, kemudian ia mengantarku pulang dan menceritakan perjalanannya bersama Farhad padaku yang ternyata perjalanannya kali ini malah berujung maut bagi sahabatnya itu” sahut Mothy menjelaskan.

Putri Jodha hanya tertegun mendengar penjelasan Mothy, ada rasa kecewa dihatinya saat mendengar kedekatan Mothy dengan pemuda yang telah berhasil mencuri perhatiannya.

“Dzulfiqar... kukira selama ini kau sedang mencoba mendekatiku, ternyata aku salah. Aku terlalu percaya diri, mengira bahwa kau memiliki ketertarikan padaku” batin Jodha berujar.

“Harka... harka....hei, ko diam saja?” tanya Mothy seraya menepuk lembut bahu putri Jodha berusaha menyadarkan dia dari lamunannya.

“Ahh...iya Mothy, ada apa?” Tanya Jodha nampak terperanjat.

“Harka... apa kau juga sedang memikirkannya?” tanya Mothy seraya tersenyum tipis merasa takut akan jawaban Jodha.

“Apa maksudmu Mothy?”

“Apa kau juga menyukainya?” tanya Mothy penasaran

“Jaga mulutmu Mothy...! bagaimana bisa. Kau tahu kan, kalau aku adalah seorang putri. Dan tugas seorang putri adalah menjaga harkat, derajat dan martabat rajanya. Aku tidak mungkin menyukai pria biasa yang akan membuat Ayah kecewa” Jawab Jodha mengingkari hatinya.

DZULFIQAR - Sang Pedang PenaklukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang