4. First Wish

1K 155 5
                                    

"Aku akan memotong gajimu karena ini."

"Kau harus ingat aku ini pendendam."

"Mana mungkin orang sepertimu tahu kalau barang itu adalah limited edition yang aku pesan langsung dari Jerman." gumam Jennie melirik kesal pria yang berdiri di sampingnya, walaupun dia tadi sudah mendapat highheels lain untuk dipakai.



Wah. Dia bahkan tidak mengatakan terimakasih setelah aku membelikan highheels baru. Padahal karena itu teman-temanku berpikir aku penghianat. batin Wonwoo yang tanpa menoleh juga menahan kesal.

"Lalu anda akan menunggu bertahun-tahun sampai highheels anda lepas dari lubang besi tanpa lecet?"

"Atau anda ingin menunggu polisi dan pemadam kebakaran untuk menyelamatkan benda itu?" tanya Wonwoo akhirnya menyindir karena Jennie terus berbisik.



Gadis yang mendengar itu semakin bertambah kesal. Besok Jennie memiliki jadwal pertemuan rapat di Gyeonggi-do dan sekitar 2 hari dia menginap di sana. Jika dia pergi bersama Wonwoo, berarti banyak hal sial lagi yang terjadi padanya.


"Molla. Molla. Tutup mulutmu." pinta Jennie berjalan keluar lift lebih dulu. Dia tidak membawa dompet dan hanya membawa ponsel. Pak Lee bilang tidak bisa menjemput karena mengantar kakeknya pergi, jadi mau tak mau gadis itu menumpang Wonwoo.

"Anda mau kemana?" pria berkulit pucat yang sejak tadi memasukan tangannya kedalam saku melihat Jennie berjalan ke tempat parkir.

Gadis mungil itu menghentikan langkahnya kemudian berbalik.

"Tentu saja mencari mobilmu. Kau harus mengantarku pulang!"

"Memang kata siapa aku membawa mobil?"

"Mwo? Solma--"

Wonwoo yang melihat ekpresi terkejut Jennie hanya menghela nafas. Pasti gadis itu akan merasa jijik naik bis karena bertemu dengan banyak orang yang tidak berpakaian mahal sepertinya.

"Saya selalu berangkat dan pulang kerja dengan naik bis, meski saya punya motor dan mobil di runah. "

"Jadi kalau anda ingin saya mengantar anda pulang, kita harus menunggu di halte karena sebentar bis terakhir yang beroperasi hari ini akan segera lewat." pria itu lalu berjalan pergi tanpa menanyakan apa Jennie setuju atau tidak.


Jennie yang benar-benar kesal tidak bisa berkata apapun. Meskipun tidak membawa mobil, pria itu kan membawa banyak uang di dompetnya. Kenapa dia harus ikut naik bis bukan taksi?


Siapapun wanita yang akan hidup dengannya pasti sengsara. Dia harus menghadapi wajah datar itu dan bertingkah layaknya orang yang banyak hutang meskipun uang di tabungannya menumpuk. batin Jennie bergumam dalam hati. Pewaris tunggal KIEL naik transportasi umum darat itu tidak pernah terbayangkan sama sekali bagi gadis manis yang membuntuti Wonwoo.


Tak lama kemudian bis yang mereka berdua tunggu datang. Pria tinggi yang memiliki mata bak rubah membiarkan Jennie naik lebih dulu karena dia perlu mengawasi dari jika gadis itu jatuh.

"Untuk dua orang." ucap Wonwoo pada supir bis sambil mempelkan bus cardnya.

Jennie yang mendengar itu menoleh sekilas karena ingin tahu. Kenapa ini seperti adegan di opera sabun?

"Duduklah disitu. Jika mengantuk anda bisa tidur 15 menit." saran pria itu pada gadis duduk di sebelahnya setelah melihat layar ponsel yang dia pegang.

Jennie memilih mengatupkan bibir rapat karena tidak mau menjadi pusat perhatian jika dia mengumpat pada Wonwoo. Anggaplah ini salah satu mode hemat tenaga.

ANOTHER LEVEL • Wonwoo x JennieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang