7. First Attention

1K 161 12
                                    

Pria berkulit putih pucat itu lalu menyelimuti gadis mungil yang terlelap. Di dalam hatinya saat ini terasa tidak menentu karena semua seolah berjalan sangat lancar walaupun banyak hal aneh yang dia lihat. Wonwoo masih ingat sebelum masuk ke kamar yang dia sewa, tadi ada seorang pria mencurigakan yang mengenakan kacamata dan topi hitam berdiri di depan kamar yang sewa Jennie.




Kira-kira siapa yang menyuruhnya? pikir Wonwoo sambil merebahkan diri di sofa. Ia juga melepas jasnya dan membuka 2 kancing kemeja paling atas agar tidak terlalu sesak. Sekarang dia harus tenang dan mulai mencari tahu siapa orang itu.




Drrttt..  Drrttt..  nada panggilan terhubung berbunyi. Disaat seperti ini tindakan yang paling mudah untuk dilakukan adalah menelpon hacker agent yang berkerja 24 jam di ruang tersembunyi ZERO.

"Yeoboseyo?" sahut diujung sana terdengar familiar. Itu suara Yoon Jeonghan!


"Eoh.. hyungnim!"


"J4? Tumben kau menghubungiku."

"Apa ada yang ingin kau tanyakan?" tebaknya tepat sekali.

"Hoksi.. apa hyung pernah memeriksa CCTV Hotel Grand A di Gyeonggi-do?"


Jeonghan yang tak asing dengan nama hotel itu mengingat-ingat sejenak sebelum menjawab. Maklum, selama ini banyak sistem keamanan yang sudah dia retas, jadi mungkin saja lupa.

"Grand A? Mungkin aku pernah melakukannya."

"Memangnya ada apa disana?"

"Tolong kirimkan footage dari kamera CCTV di depan kamar 303. Aku merasa ada orang mencurigakan yang mengikuti clientku." ujar Wonwoo mengecilkan suara takut Jennie terbangun.

"Geurae? Kalau begitu aku akan mencarinya." ucap pria di seberang sana lalu menutup telepon.











Di keramaian seorang gadis cantik terlihat mendongak dan sesekali menyeka tetesan air bening yang tetap mengalir di kedua pipinya meski dia tidak melakukan apapun. Hani memilih untuk diam dan duduk menyendiri di bangku kayu dekat pohon maple sambil memperhatikan agent lain yang bersemangat dengan acara barbeque. Benar, siapa yang tidak sedih ketika ditolak berkali-kali oleh orang yang sama tanpa ada satupun kesempatan?

"Ini memalukan sekali."

"Apa yang akan aku lakukan saat bertemu dengannya lain waktu?"
gumam Hani lalu menghela nafas pelan. Di awal musim semi yang terasa hangat seperti ini, kenapa dia harus merasakan hatinya membeku?


Pria bertubuh jangkung berjalan mendekat 2 kaleng minuman soda. Disaat seperti ini tidak ada yang bisa dilakukan oleh Mingyu selain menghibur Hani, setidaknya dia ingin bersikap baik meski perasaan pria itu tidak pernah dianggap serius sama sekali. Hani memang selalu menganggap Mingyu seperti anak kecil karena perbedaan umur mereka, padahal bagi Mingyu itu tidak masalah sama sekali. Bukankah salah satu definisi cinta itu tidak terbatas ruang dan waktu?


"Gwenchana?" suara pria yang tidak asing itu membuat gadis tengah menatap langit menoleh.


Hani menghela nafas malas.

"Mwoga gwenchana? Siapa yang tidak apa-apa?"

"Kau sedang mengejeku, huh?"



"Geunyang.."

"Aku juga tahu bagaimana rasanya ditolak." ujar Mingyu menyodorkan sekaleng soda pada Hani.

ANOTHER LEVEL • Wonwoo x JennieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang