"Seperti inilah kira-kira rencana saya sebagai CEO hingga akhir tahun ini. Saya pikir selain memproduksi barang yang paling laku, kita bisa membuat barang berbeda dengan harga yang sama agar KIEL lebih mengendalikan trend dan mode."
"Saya harap anda sekalian terutama yang menangani bagian penyedia bahan baku untuk produksi selalu aktif memberikan informasi, agar KIEL kewalahan saat menerima pesanan."
Jennie yang berbicara sambil berdiri seorang di depan berusaha untuk tidak menunjukan rasa gugupnya. Sesekali dia bahkan menyunggikan sudut bibir karena sebagian dari para pihak yang berkerjasama dengan KIEL memandangnya rendah sekaligus.
"Tapi apa kami boleh tahu berapa keuntungan yang kami dapatkan dari project anda?"
"Saya dengar beberapa perusahaan bahan baku malah mendapat denda dan dikeluarkan Tim Produksi setelah anda melakukan rapat." seorang pria paruh baya mengangkat tangannya.
"Benar! Saya juga dengar tentang itu. Apa anda sebenarnya mengerjakan rencana lain?"
"Rasanya tidak adil jika kami susah payah mencari baku, tapi anda ternyata hanya memanfaatkan kami." pikir seorang wanita yang berkacamata terlihat tipe orang yang sangat jeli.
Gadis berwajah manis yang mendengar pertanyaan itu tersenyum sekilas sebelum menjawab. Bisa dilihat orang-orang di ruangan itu tengah menatapnya, kecuali seorang wanita yang sangat tidak asing baginya. Siapa lagi jika bukan Kim Hyejoo, adik dari Ayahnya itu tidak suka sama sekali dengan Jennie karena dia merasa dirinya lebih pantas menjadi seorang CEO.
"Tentang itu, KIEL memang akan mengambil tindakan langsung jika ada pihak yang melanggar isi kontrak."
"Jadi walaupun anda semua sudah berusaha mengirimkan bahan baku pada kami tepat waktu dari tiap pabrik, tapi ternyata ada yang membohongi kami dengan menambah jumlah bahan baku di catatan, maka kami dengan tegas mengakhiri kontrak kerjasama."
Di tempat parkir, terlihat pria tampan yang duduk di kursi pengmudi sedang melakukan video call dengan seseorang yang pasti akan memarahinya. Siapa lagi kalau bukan adiknya sendiri, Jeon Heejin!
"Mwo?"
"Ini hampir tengah malam malam dan oppa tersenyum seperti itu?" sahut gadis berambut panjang yang tetap terlihat cantik meski sedikit berantakan memasang wajah kesal.
"Mianhae, oppa sibuk bekerja dan kebetulan ada sedikit waktu luang. Jadi oppa baru sempat menghubungimu."
"Kau tahu sendiri 'kan oppa tidak pernah mengabaikanmu ketika tidak sibuk?"
Wonwoo menujukan senyum paling lebarnya agar dimaafkan. Ini cara paling cepat yang biasa dia lalukan.
"Baiklah, sekarang aku maafkan. Lain kali jika oppa jarang memberi kabar, aku akan mengganti nomor ponselku."
"Geudae, apa yang sedang oppa lakukan di dalam mobil?" tanya Heejin memperhatikan jok yang Wonwoo duduki.
"Ah.. oppa kebetulan sedang mengambil pesanan untuk makan siang dengan rekan kerja."
"Jinjja? Setahuku di Korea banyak sekali jasa pengantar makanan, kenapa oppa harus mengambilnya sendiri?"
"Apa jangan-jangan oppa pergi berkencan dengan seseorang? Geurae, aku yakin apa pasti melakukan itu." tebak gadis cantik itu mencoba membaca raut wajah kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANOTHER LEVEL • Wonwoo x Jennie
FanficKehidupan monotone Kim Jennie yang perlahan berubah semenjak bodyguard bernama Jeon Wonwoo muncul.