•1st Epilog•

269 61 3
                                    

Ps : nyalain Mulmed nya pas dari bagian Jihoon kebawah aja, biar dalem🌚👍
.
.
.
.
Beberapa bulan kemudian





Desa 101 sudah kembali seperti semula. Sempat menjadi trending topic di situs pencarian. Karena heboh nya kasus Umi. Tapi, akhirnya kasus itu sudah beres.

Umi sudah menerima hukuman yang pantas. Yaitu, hukum mati. Bapak sekeluarga hanya bisa pasrah menerima hukuman yang di berikan. Karena memang pantas umi mendapatkannya.

Usaha lele bapak sudah stabil kembali. Bunda dan Neng Honda sudah baik baik saja. Meskipun awal nya mereka terguncang berkat kematian Ali.

Tambak bapak ramai kembali. Pemuda yang sering nongkrong di saung nya tidak takut lagi.

Sanghyuk dan Woojin sudah berbaikan. Sekarang Sanghyuk menjadi guru ngaji, menggantikan Sewoon bersama Baejin dan Hyungseob juga Samuel. Mereka bertiga, meskipun bobrok, soal ngaji itu tidak usah di tanya.

Dan Jihoon juga sudah bisa melihat lagi. Jihoon senang menerima donor mata secepat itu. Tepat satu hari ia di rawat, pendonor nya sudah ada. Jihoon sangat berterima kasih kepada pendonor itu.








Dan sekarang Jihoon duduk di kusen jendela kamar nya. Menatap ke arah tambak yang ramai oleh pemuda maupun kastemer lele nya bapak.

Cuaca hari ini sedang bagus, jihoon memejamkan matanya, menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya. Lalu ia teringat sesuatu, tersenyum manis, mengusap matanya hati-hati. Tanpa ia sadari, air mata mengalir dari matanya.

Lalu ia membuka grupchat kesayangan nya.

Biskuat Coklat Susu (10)

Gais, ketemu yuk... Kangen nih..


.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Dan disini lah mereka sekarang. Berkumpul di depan pusara yang telah di beri marmer berwarna abu-abu.

"Udah lama ye bro kita gak kesini."

Sapa woojin kepada seseorang di dalam pusara tersebut.

Mereka menatap sendu pusara bermarmer itu. Jihoon memeluk nisan nya, lalu menangis dalam diam.

Mengelus nama yang terukir di nisan tersebut dengan lembut.











Guanlin Syahreza



Si pendonor mata untuk Jihoon.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Flashback•

Di ruang ICU ada Mama Zizi dan Mommy Jisoo yang menemani Mama Zizi.

Mama Zizi masih menangis, Mommy Jisoo hanya bisa memeluk Mama Zizi. Mama Jisoo juga ikut sedih, mengingat dia juga ikut menjadi saksi dalam masa pertumbuhan Guanlin, dia sudah menganggap Guanlin dan anak lain nya sebagai anak nya sendiri.

"Ci, yang sabar ya Ci. Aku yakin, Eza pasti bisa berjuang kok."

Hanya itu yang bisa Mommy sampaikan.

Suasana hening, yang terdengar hanya suara dari Pasien Monitor.

Tidak lama, Guanlin kejang. Otomatis Mama Zizi dan Mommy Jisoo panik. Mommy Jisoo segera memanggil dokter.

Dokter segera melakukan tindakan.

Mama Zizi menangis di pelukan Baba Yipan yang tadi baru saja masuk. Mommy Jisoo juga ikut menangis diam-diam.

Sangat mengerikan melihat Guanlin yang sedang di setrum oleh alat yang mirip setrika itu. Sebut saja sekarang ini Guanlin sedang mengalami sakaratul maut.

Setelah beberapa lama dokter berjuang menyelamatkan Guanlin bersama beberapa orang perawat. Akhirnya mereka menyerah.

Guanlin sudah saat nya pergi bertemu dengan Cici nya.

Sontak Mama Zizi menangis histeris. Meraung-raung, hingga ia kehilangan kesadarannya.

Orang tua mana yang rela kehilangan anak anak nya? Bahkan, Baba Yipan dan Mama Zizi belum sempat mencukupi semua kebutuhan Guanlin maupun Cici Pinkan.






Baba Yipan hanya bisa menangis dalam diam. Lalu menghampiri dokter.






"Dok bisa kah mata anak saya di berikan kepada pasien yang bernama Tanu?"

Flashback Off•
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jihoon hanya menangis sambil memeluk nisan Guanlin.

"Eza, kenapa kamu harus ninggalin aku duluan hiksss.. Kenapa kamu harus muncul waktu itu??? Kalau kamu gak muncul, semua nya gak bakalan kaya gini za!! Hikss a-aku bakalan jagain mata kamu. Aku gak bakalan rusakin mata kamu hiksss aku janji...."

Tangisan jihoon pecah, Baejin di belakang nya hanya bisa mengelus punggung ringkih kesayangan nya itu.

"Lu jahat banget sih ja, katanya lu mau belajar ngaji bener-bener sama gua ja, terus gua nanti di ajarin bahasa Mandarin sama lu, walaupun kemampuan bahasa Mandarin lu noob banget!"

Sekarang Samuel ikutan bergabung.

"Kak Eza janji kan mau nikahin hoho kalau kita udah gede hikss bahkan hihi udah minta izin sama Mamah dan Papah... Tapi hikss karena kak Eza gak ada, nanti hoho nikah sama siapa?..." - Seonho menangis sambil mengelus sisi lain dari nisan Guanlin,

"Syahreza, lu kebangetan hiksss.. Lu belum sempet ajak gua ke Taiwan hiksss.. Lu udah pergi bae hikksss..." - Hyungseob

"Kak Eza katanya mau sering hiksss sering ajakin iwung berenang dan main basket biar tinggi kaya kak Eza hiksss.. Tapi kak Eza malah pergi hikss.. Kak Eza nyebelin..." - Euiwoong

"Za, gua belum sempet traktir lu makan bakso beranak karena lu udah jagain ucup ja, kenapa lu harus pergi duluan hah?" - Woojin meninju pelan pusara Guanlin, ketara dia menahan tangisan nya.

"Guanlin Syahreza, lu belum nepatin janji lu yang mau nemenin gua bikin slime 1 kg za, padahal gua udah beli bahan nya hiksss...." - Daehwi

"Eza, katanya lu mau ruqyah gua, katanya lu mau bikin gua gak sial mulu. Mana buktinya za? Lu malah pergi duluan ninggalin kita, ninggalin gua yang masih aja suka ketiban sial." - Haknyeon menggenggam sejumput tanah di atas pusara Guanlin, guna menyalurkan emosi nya.

"Syahreza, makasih lu udah jadi sahabat gua. Gua belum sempet nge gatak lu karena lu sering bikin embul nangis, tapi tanpa pamit sama kita, lu malah pergi. Tega ja..." - Baejin, suaranya bergetar.

Setelah mengutarakan isi hatinya, akhirnya tangisan mereka pecah juga. Mereka nangis bareng di makam Guanlin. Bahkan, hujan deras kini mengguyur mereka. Di sana ada Guanlin yang lagi ketawa adem liat kelakuan sahabat nya..











Masih aja goblok nya ya kalian tuh...
Gua jugaa sayang kalian..
Disini gua bahagia sama cici..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Kkeut Epilog 1

Maaf ya gais Guan nya di bikin metong:(

Jangan timpuk aku😭😭 aku yang nulis tapi aku yang baper😭😭😭

Misteri Tambak Lele[Sudah Tamat💕]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang