5

794 50 4
                                    

"Tidak usah bilang hitam juga kali!" ucap Sumire kesal.

.

.

.

.

.

.

.

.


"Hei, kita ada dimana ?" tanya Sumire.

"Ini adalah tempat percetakan foto"

"Baru kali ini aku melihat tempat ini disini"

"Tentu saja. Karena ini baru saja dibuka kemarin"

"Pantas saja tempat ini terlihat asing"

"Kalau begitu ayo cepat masuk"


Sumire dan pemuda itu berada di dalam. Tempat yang cukup luas untuk sebuah tempat percetakan foto.

"Ini keren sekali. Disini ada banyak jenis ukuran foto dan bingkai bingkainya yang indah" ucap Sumire.

"Kalau kau ingin membeli bingkai. Beli saja disini. Harganya sangat murah, namun kualitas tidak murahan" ucapnya.

"Kau mau promosi ya"

"Eh, Tidak juga."


..


"Paman, aku ingin mencetak foto ini" ucap pemuda itu.

"Foto wisuda kah.. Apa kau baru saja lulus ?" tanya paman itu kepada Sumire.

"Hai'.. Aku baru saja lulus"

"Begitu ya.. Dan, apakah kalian sepasang kekasih ?"

"Bukan!.. Dia bukan kekasihku!" ucap Sumire dan pemuda itu bersamaan.

"Wah.. Sangat kompak sekali" ucap paman itu.

Lalu keduanya memalingkan wajahnya malu.

"Aku saja tidak kenal dengan orang itu" ucap Sumire. Begitupun pemuda tersebut.



SKIP

Mereka berdua berjalan menuju sebuah taman berbentuk bundar yang terdapat air mancur disana. Mereka duduk menikmati udara sore hari.

"Kau meninggalkan acara wisuda mu. Apa tidak apa apa ?" tanyanya.

"Tidak apa. Lagipula, siapa yang peduli dengan acara seperti itu."

"Kau ini.."

"Aku tidak ingin terlalu terikat lagi dengan banyak orang di dunia ini. Setiap ada banyak orang berkumpul, aku lebih memilih menjauh dari mereka. Aku tidak ingin merasakan itu lagi" ucapnya.

"Apa maksudmu ?"

"Kehilangan seseorang yang dicintai sangatlah menyakitkan. Maka dari itu, aku lebih memilih menjauh dari mereka semua agar mereka bahagia"

Dia.. Mengalami hal itu ?

"Gomen.. Apa kau berbicara tentang kehidupanmu ?"

"Yah.. Bisa di bilang begitu. Aku tidak tau lagi harus berbuat apa. Tidak ada orang yang peduli sama sekali."

".."

"Teman teman ku lebih membiarkan ku sendiri. Mereka berkata kalau aku harus menyelesaikan masalah sendiri. Maka dari itu mereka meninggalkanku."

"Souka.." ucapnya. Lalu ia bangkit dari kursinya dan berdiri menghadap Sumire yang sedang menunduk.

"Kalau tidak ada teman yang menemanimu disaat seperti ini. Bagaimana kalau kita berteman. Aku akan selalu ada disisimu disaat kau senang ataupun sedih" ucapnya.

MitsuSumi Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang