CH. 4 : Y-OU IN ME

229 16 2
                                    

(heran nggak kalian sama saya? :v)
(btw kalau saya bikin prolog begitu biasanya pov dari salah satu karakter bukan terang-terangan ada diceritanya, jadi silahkan cocok-mencocokan, bukan mencocokan sama Hyunjin tapi! dia kan punya dedek Ayen)

  
  
   
   
    
   

Dulu dirimu tak pernah benar-benar hadir dalam hidupku.

Kau pergi dan membuatku sendirian di dalam ketakukan yang mencekam.

Aku tidak pernah merasa baik tanpamu, kau adalah hidupku, alasanku tuk tetap hidup.
   
    
    
    
Setelah kemarin menemukan Jeongin dengan keadaan yang sama sekali tidak beres di loteng, aku memilih menunggunya di kamar hingga ia benar-benar terbangun daripada meninggalkannya di rumah sementara aku pergi bekerja.

Aku melihat ada luka lebam kebiruan di sekitar leher dan pergelangan kakinya. Sudah kubalut dengan perban dan obat seadanya saat dia tertidur. Semalam aku menemukannya telanjang di loteng dengan kaki dan tangan yang diikat di dua bilah tiang. Aku tidak paham dengan keadaannya, dia belum sadar sampai sekarang, sepertinya dia pingsan dan tertidur. Yang aku tau pasti dan aku tak suka mengetahuinya adalah bahwa dia pasti telah disentuh orang lain. Aku tak mau berprasangka buruk terlebih dahulu, aku ingin mendengarkan ceritanya.

Aku memakaikan pakaian tidur dan juga selimut untuknya. Mengusap keningnya supaya tetap pulas tertidur. Aku berharap kejadian kemarin malam bukan lah kejadian yang sangat buruk.

Aku meninggalkannya di kamar selama memasak sarapan, beberapa kali aku pergi ke kamar untuk menengok apakah dia sudah sadar atau belum. Setelah selesai memasak sarapan aku kembali menemaninya lagi.

Langit hari ini cerah, karena hujan semalam sudah menghabiskan semua awan gelap di langit. Walaupun genangan air sedikit mengganggu pemandangan, yang terpenting transportasi hari ini tidak terganggu lagi.

Aku membawakan senampan sarapan yang berisi nasi, lauk, susu dan buah-buah untuk Jeongin, supaya dia bisa langsung sarapan ketika bangun.

Aku yakin dia lelah. Apapun yang terjadi padanya, pasti itu hal buruk. Dia melewati satu malam yang sangat buruk. Harusnya aku ada untuknya, aku ingin menjadi penyelamatnya.

Aku duduk di sebelahnya, mengamati wajahnya dari jarak yang sangat dekat. Sambil memejamkan mata, ku sentuhkan hidungku dengan miliknya, berharap dapat merasakan ciri khas aroma tubuh Jeongin di pagi hari.

Hufftt~

Ku angkat kedua tanganku ke atas leher Jeongin, mengusapnya dengan perlahan beberapa kali. Lalu bangkit dari posisiku dan duduk kembali di sebelahnya.

Lehernya terlihat kekuning-kuningan bekas obat yang kuberikan. Lebam berwarna keungu-unguan pun juga ada di sana. Aku pikir semalam dia habis dilecehkan, siapa dan untuk apa aku juga belum bisa memperkirakan. Lebam yang terlihat jelas bekas gigitan seseorang, itu membuatku cemburu. Aku ingit menutup ruam itu dengan milikku. Jeongin itu milikku, hanya untukku.

Aku belum memikirkan siapa pelaku semua ini, pelaku yang membuat Jeongin sampai seperti ini. Luka yang bahkan tidak terlihat seperti bekas perlakuan tuan ke slave nya. Ini terlalu jahat. Keterlaluan.

Mencoba menahan rasa penasaran seperti ini sangat memuakkan bagiku. Kenapa juga hal seperti harus terjadi pada Jeongin? Tidak masuk akal bukan? Seseorang telah memusuhinya lalu melecehkannya? Keparat, orang kelewat sinting.

Bukan hanya tangan dan lehernya yang aku pikirkan. Jeongin sudah dicumbui, dan bekasnya sangat terlihat jelas di lehernya. Aku takut dia juga sudah disetubuhi. Orang penyuka sesama jenis– aku tahu orang semacam aku ini sembrono, tidak berpikir sebelum melakukan tindakan. Mungkin semua ini telah terjadi..

「Stay With Me • 내 곁에 있어줘」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang