(hari yang sama seperti chapter sebelumnya)Langit sudah merona menjadi warna orange sore itu, burung-burung mulai terbang mencari jalan pulangnya. Dan disana sepasang manusia sedang bergandeng tangan berhias senyuman diwajah mereka.
Alun-alun tak seramai kemarin malam, hanya saja anak-anak lah yang berlarian kesana-kemari sambil menarik tali nilon yang mengendalikan layangan mereka. Terlihat dua lelaki dewasa itu berjalan menyusuri alun-alun, menikmati aroma khas kota yang tak sempat mereka nikmati akhir-akhir ini. Bau bermacam-macam makanan pinggir jalan menyeruak hingga indra penciuman mereka yang paling dalam, membuat perut keduanya benar-benar keroncongan.
Kedua lelaki itu terlihat serasi memakai setelan casual dengan warna yang senada, Jeongin celana hitam pendek selutut, dan Hyunjin memakai celana panjangnya dengan sobekan sempit dibagian lutut.
Sebelum berangkat Hyunjin menyempatkan Jeongin untuk mendapatkan sedikit sentuhan make up pada wajahnya, dia tak tega jika membawa Jeongin yang wajahnya masih pucat. Wajahnya masih pucat, namun tingkah lakunya sudah pecicilan seperti anak kecil. Sebelum itu juga tak lupa merapikan surai rambutnya guna menutupi luka dibagian keningnya. Dan yang terakhir masalah lecet ringan yang ada dikakinya Jeongin bilang itu bukan masalah, bahkan. Jeongin sendirilah yang ingin memakai celana pendek.
"Kamu mau sesuatu hm?" Hyunjin menghentikan jalan mereka di depan stan ikan bakar dan bertanya pada Jeongin.
"Boleh?"
"Apa yang tidak buat kamu, Jeongin," Hyunjin menangkupkan satu tangannya pada pipi Jeongin.
Jeongin menunjuk satu area dimana dari jauh terlihat banyak sekali berbagai macam arena bermain seperti roler coaster dan komidi putar, dan terlihat tak jauh darisana terdapat pintu masuk yang diatasnya bertuliskan taman bermain.
"Aku mau masuk kesana, sepertinya seru," ucap Jeongin ceria, rautnya tak menunjukan rasa letih sedikit pun, senyum pun terbit dari wajah imutnya.
"Kalau begitu ayo," Hyunjin menarik tangan Jeongin perlahan kesana, Jeongin pun tak kalah semangatnya, bahkan kecepatan berjalannya yang hampir melebihi Hyunjin membuat dirinya beberapa kali hampir terjatuh karena terpeleset di jalanan. Mereka berdua berbagi senyuman serta kebahagiaan, rasanya dunia hanya milik mereka berdua.
Setelah membayar loket masuk, mereka berjalan-jalan sebentar. Mereka mendapatkan banyak tatapan iri dari orang-orang, seolah mereka adalah sepasang kekasih yang begitu bahagia hidupnya tanpa ada masalah, namun kebenarannya bahkan sekarang Hyunjin harus menjadi super protektif kepada Jeongin hanya untuk meninggalkan dirinya sendirian di apartemen.
Begitu banyak arena bermain yang tak Jeongin kenali namanya, ia ingin bertanya, tapi selalu saja ada yang mengalihkan perhatiannya membuatnya lupa. Seperti halnya dengan truk es krim keliling yang memilik warna begitu mencolok dengan dominan warna pink. Jeongin yang sedari tadi bergandengan tangan dengan Hyunjin pun menjadi makin tidak fokus, yang dilihatnya hanya truk es krim itu. Ditambah lagi ketika truk es krim itu mulai berhenti dan terlihat membuka kedainya, banyak anak kecil serta orang tua yang langsung mengantre di depannya.
"Hyunjin, aku mau es krim, aku mau itu," kini bagian Jeongin yang merengek seperti anak kecil kepada ibunya. Hyunjin mencari apa yang Jeongin tunjuk, dia melihat truk es krim yang sama.
"Okay, aku akan membelikanmu, satu ya?" dengan bibir pout dan nada merengek serta tangan kiri menunjuk truk es krim dan tangan kanan menarik kaos Hyunjin, ia berhasil meluluhkan Hyunjin untuk membelikannya se-cone es krim rasa strawberry. Jeongin berjalan tak sabar ke arah truk dengan warna mencolok itu, untungnya mereka mendapatkan barisan antrean yang lumayan depan.
![](https://img.wattpad.com/cover/173604579-288-k342855.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
「Stay With Me • 내 곁에 있어줘」
Fanfiction[on hold!] Beberapa rahasia dari orang yang mahir menyembunyikan, minim pengetahuan yang menyesatkan , dan sebuah rencana yang berdasar pada pola pikir egoisme. Jangan mengira-ngira, itu akan melambankan gerakanmu...