Setelah beberapa jam berlalu akhirnya pesawat yang ku tumpangi sampai di Ketchikan. Aku keluar dari dalam pesawat dan berjalan menuju luar bandara.
Udara disini sangat sejuk. Aku suka. Aku melihat-lihat sekitar. Ternyata banyak sekali hutan dan itu yang membuat aku lebih suka disini. Aku akan betah tinggal disini.
Setelah aku keluar dari bandara aku menunggu taxi, memang tidak terlalu lama aku memunggu. Yang paling aku benci adalah menunggu. Sangat benci.
Aku naik ke dalam taxi dan memberi alamatku kepada sopir taxi itu.
"Sir. Ini alamatnya.""Ya, nona" jawab sopir taxi
Sepanjang perjalananaku hanya diam dan memandangi hutan-hutan disini. Melihat itu aku ingin cepat-cepat pergi hiking atau bila beruntung aku menemukan tebing atau mingkin air terjun yang dapat membuatku mencoba terjun dari atas. Itu akan sangat menyenangkan.
"Nona. Ini sudah sampai." kata sopir taxi
"Nona!" ulangnyaAku tersadar dari lamunanku.
"Oh maaf. Aku melamun tadi. Terimakasih"Aku pun keluar dari taxi dan melihat sebuah rumah yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil dengan cat berwarna abu dan putih.
Aku melihat sekeliling. Tidak banyak rumah disini. Mungkin sekitar 10-15 rumah. Daerah ini kebanyakan dikelilingi oleh hutan. Itu yang menjadikan nilai tambah disini. Aku bisa sesering mungkin ke hutan. Karena aku sekali dengan hutan.
Menurutku hutan itu nyaman dan sejuk. Sangat pas untuk menjernihkan fikiran.
Akhirnya aku sampai di depan rumah. Aku langsung membuka kuncinya dan masuk kedalam. Aku merasa nyaman didalam. Disini sangat tenang dan tidak berisik. Aku paling tidak suka tempat berisik. Oleh karena itu, dulu aku sering menyendiri di sekolah, bukan berarti aku tidak ditemani oleh para murid. Tapi, aku tidak suka ketika mereka mencampuri urusan orang lain yang berakhir dengan keributan yang tidak ada gunanya, dan juga membesar- besarkan masalah yang sepele. Uhh, aku paling membenci itu.
Tanpa basa-basi lagi aku langsung masuk ke kamarku yang berada di lantai 2, kemudian merapikan bajuku dan memasukannya ke dalam lemari.
Aku cukup lelah hari ini, karena perjalananku yang panjang. Aku pun membaringkan tubuhku diatas kasurku yang tidak terlalu besar ini. Lama kelamaan rasa ngantuk dan aku pun tertidur.
°°°°°
Aku membuka mata. Lalu menyadari satu hal. Sekarang sudah gelap.
"Aku ketiduran sampai malam begini." gumamkuAku turun kebawah untuk menyalakan lampu. Rumah ini sangat nyaman untuk dinggali seorang diri. Rumah ini terdiri atas dua kamar,dengan dinding yang cukup kusam karena termakan usia. Rumah ini rapih tapi agak banyak debu.
"Berarti besok aku harus menghabiskan waktuku untuk bersih-bersih rumah. Pasti akn sangat melelahkan"Aku pun duduk di kursi ruang tamu, dan tiba-tiba aku teringat sesuatu."Aku lupa menelpon Joan. Bisa habis aku diceramahi olehnya."
Aku langsung pergi ke kamarku, mencari ponsel di tas. Aku melihat sudah banyak panggilan tak terjawab dan itu dari Joan. Tanpa basa-basi lagi aku lansung menelpon Joan.
"Hallo" kataku
"Alice. Kau kemana saja? Aku mengkhawatirkanmu. Aku kan sudah bilang. Langsung telepon aku setelah kau sampai disana. Dari tadi aku mencoba menghubungimu, tapi teleponmu tidak aktif " ocehnya"Hallo, Alice! Apa kau masih disana? Kenapa kau tidak menjawabku?" lanjutnya
"Joan. Bagaimana aku bisa menjawabmu, sementara dari tadi kau saja yang bebicara"
"Oh. Maaf. Alice! Aku mengkhawatirkanmu"
"Ya. Aku memaafkanmu, dan terima kasih sudah mengkhawatirkanku"
"Bagaimana, apa kau nyaman disana?" tanya Joan
"Ya. Disini sangat nyaman. Banyak pepohonan, hutan_" ucapanku langsung dipotong oleh Joan. "Tunggu! Jangan bilang kau ingin segera pergi hiking dan melakukan hal- hal ekstrim lagi?"
"Tapi. Aku memang berencana seperti itu" kataku sambil mengigit bibir.
"Aduh Alice! Kenapa kau itu selalu suka dengan bahaya,hm? Bagaimana bila kau tersesat? Atau terluka?"
"Hei. Tenang aku tidak akan terluka, kau tahukan aku? Apa aku pernah terluka dan tersesat ketika melakukan itu semua di Los Angeles?"
"Ya....tidak. Tapi aku khawatir. Disana tempat yang baru untukmu"
"Kau tak perlu khawatir. Aku kuat dalam menghadapi apapun,ingat?" kataku dengan nada menyemangati diri sendiri.
"Iya, aku tidak akan menang bila bedebat denganmu. Apa kau sudah makan?" tanyanya
"Belum. Tapi, aku berencana makan setelah ini" jawabku
"Ya sudah. Kau makan saja dulu. Aku akan menutup teleponnya. Bye Alice!"
"Bye. Joan" kataku
°°°°°°°
Baru nulis lagi hari ini...maaf klo banyak typo dimana-mana, maklum lahhh.......Ingat jangan lupa vote dan comment ya....
Minggu, 27 Januari 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
The Decrees Of The Destiny
FantasiKesendirian adalah hal yang tidak asing bagi seorang Allison Jose Herold. Karena dia menjalani hidupnya sendiri. Ayah dan ibunya sudah meninggal. Oleh karena itu ia hidup sendiri dan melakukan segalanya sendiri. Dan satu hal lagi, ia sangat suka men...