Hari yang cerah untuk menikmati keindahan taman yang telah disuguhkan oleh alam untuk setiap orang yang melihatnya. Sekarang aku sedang duduk di taman kastil seorang diri dengan memainkan setangkai bunga lily putih. Di kastil ini tidak ada orang lain selain Javier, Leah, aku, dan satu lagi seorang pelayan. Aku memang sudah biasa hidup sendiri tapi bila sendirian di kastil besar dan di tengah hutan seperti ini aku juga merasa bosan.
Bila sedang sendiri seperti ini, aku jadi merindukan temanku Joan, apa kabar dia sekarang? Dan sedang apa? Sudah cukup lama aku tidak menelponnya, dia pasti akan mengomeliku habis-habisan karena tidak memberi kabar padanya dalam waktu yang cukup lama, dan satu lagi, dia tahu bahwa aku sempat mangalami kecelakaan pasti akan sangat heboh dan menanyakan ini itu padaku.
Aku sangat merindukan setiap sikap jahilnya, marah, kesal, dan tak lupa saat dia sedang bahagia. Aku sangat meridukannya, aku ingin bertemu dengan Joan, dan entah mengapa aku merasa tidak akan bertemu dengan Joan lagi.
"Hai Alice."
Aku menoleh ke belakang karena merasa ada yang memanggil namaku, dan itu adalah Leah, adik dari pria es."Hai!" Aku melambaikan tangan padanya. Dia mendekat dan duduk di sampingku.
"Sedang apa kau di sini sendirian?" Tanyanya.
"Aku sedang bosan saja, tidak ada pekerjaan yang aku kerjakan di sini."
"Kalau begitu temani aku saja. Aku tidak punya teman di sini."
"Apa kau sering pergi keluar? Maksudku keluar kastil atau istana mungkin?"
"Tidak. Kakakku tidak memperbolehkanku pergi keluar dari hutan ini. Dia tidak ingin aku ketahuan oleh para manusia bahwa aku_" Leah langsung diam, kenapa diam? Mungkin karena tidak mau membocorkan identitasnya sebagai vampire.
"Vampire." Ujarku.
Dia langsung menoleh padaku dan tampak jelas dalam tatapan juga wajahnya bahwa dia sedikit terkejut mendengar apa yang aku ucapkan berusan.
"Bagaimana kau tahu?" Tanyanya penasaran.
"Aku tahu, karena kakakmu yang memberitahuku."
Aku melihat Leah, dia terlihat semakin bingung, itu tergambar jelas ada kerutan di dahinya.
"Kakakku memberitahumu? Bagaimana bisa?"
Karena aku tidak ingin menambah kebingungannya lagi aku menceritakan semua rentetan kejadian yang ku alami waktu itu. Mulai dari aku yang melihat pintu ruangan yang terbuka dan mengintip si pria es, kemudian aku menyenggol sesuatu, lalu Javier menjatuhkan cairan kental berwarna merah dari tangannya dan dia pun mengakui segalanya, bahwa dia adalah seorang vampire.
"Apa sungguh kakakku memberitahukan padamu?" Tanyanya lagi.
"Iya. Kakakmu mengatakan semuanya dengan sangat tenang."
"Apa kau percaya?"
"Ya, aku percaya."
"Apa kau tidak takut?"
Uh, kenapa setiap aku mengetahui identitas seseorang, orang itu akan bertanya 'apa kau tidak takut?' Aku bosan dengan pertanyaan itu.
"Tidak. Untuk apa aku takut? Bagiku kita itu sama, hanya saja makanan kita yang berbeda." Ungkapku.
"Tapi tetap saja kami berbahaya untukmu, untuk manusia."
"Sudahlah, lupakan semua perbedaan itu, yang harus kita lakukan sekarang itu adalah bersahabat baik."
Aku mengulurkan tanganku untuk berjabat tangan dengannya, tapi sepertinya dia masih tidak menyangka aku akan menerima identitas makhluk seperti mereka dengan sepenuh hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Decrees Of The Destiny
FantasiKesendirian adalah hal yang tidak asing bagi seorang Allison Jose Herold. Karena dia menjalani hidupnya sendiri. Ayah dan ibunya sudah meninggal. Oleh karena itu ia hidup sendiri dan melakukan segalanya sendiri. Dan satu hal lagi, ia sangat suka men...