"Woi, lihat tuh, ada cewe cantik, duduk sendiri lagi." Ucap Rizal terkagum melihat Khansa.
"Iya... cantik banget... boleh di ker tuh!! Zal.." Ucap Jalal.
"Jangan, itu punya gue... enak aja lho!" Ucap Rizal.
"Tapi dia baca apaan tuh?" Tanya Jalal heren.
"Mana gue tau," jawab Rizal. "Anca. Pinjam pulpen lho!" Lanjut Rizal.
"Untuk apa?" Tanya Anca.
"Tidak usah banyak tanya! Jalal. Kertas!" Pintah Rizal.
"Ini," ucap mereka berdua serempak sambil memberikan benda yang berbeda.
"082197983762. Oke!" Ucap Rizal sambil menulis nomornya di kertas.
"Nomor? Untuk siapa?" Tanya Jalal.
"Yah! Untuk cewe yang duduk sendirian disana!" Jawab Rizal sambil melihat kearah Khansa. "Ayo kita samperin dia!" Ajak Rizal.
Mereka bertiga pun segera menghampiri Khansa yang duduk sendiri di taman sekolah.
"Hai," Sapa Rizal.
Khansa hanya sibuk dengan Al-Qurannya.
"Eh, ternyata dia baca Quran!" Ucap Jalal dengan lirih.
"Cewe. Kok, sapa gue nggak di jawab sih?" Tanya Rizal.
"Maaf, soalnya kamu sih ngak memberi salam. الَسَّلامُ قَبْلَ الكَلاَمِ Assalamu qoblal kalam Artinya: Ucap salam sebelum bicara (HR Bukhari). Bukan Hai." Jawab Khansa.
"Haha.." Tawa Jalal dan Anca.
"Oh gitu. Maaf! Assalamu alaikum Nona cantik!" Ucap Rizal.
"Walaikum salam." Jawab Khansa.
"Em, ini Nomor WA gue. Kalau nona cantik mau kenal gue lebih dalam. Chat di nomor ini aja.!" Ucap Rizal sambil memberikan kertas kecil tertulis nomornya.
"Oh."
"Save Rizal."
"In sya Allah."
"Kami pergi dulu. Assaalamu alaikum."
"Walikum salam."
Rizal dan kawan-kawannya pun pergi.
"Eh, lho belum tanya nama dia. Malah langsung pergi!" Protes Anca.
"Tidak usah, lihat saja sebentar malam atau pulang sekolah. Pasti dia penasaran dengan gue." Ucap Rizal.
"Terserah lho aja deh!" Ucap Jalal.
~¤~
Malam...
"Rizal!" Ucap Khansa sambil melihat kertas yang diberikan Rizal.
"Assalamu alaikum." Salam Rofiqo memasuki kamar. Dengan cepat Khansa menyembunyikan kertas tersebut.
"Waalaikum salam kak."
"Lagi ngapain?" Tanya Rofiqo.
"Baru juga habis, sholat isyah." Jawab Khansa.
"Oh,"
"Kakak kok, lama pulang?" Tanya Khansa.
"Habis kerja tugas dirumah Afifa." Jawab Rofiqo.
"Oh,"
"Cape banget," keluh Rofiqo kemudian langsung berbaring di kasur.
"Em, kasih tau kakak ngak, yah!" Gumam Khansa.
"Khansa, kok bengong sih?" Tanya Rofiqo.
"Tidak." Jawab Khansa. "Aku boleh tanya sesuatu ngak?" Lanjut Khansa.
"Mau tanya Apa?"
"Kakak kenal Rizal ngak?" Tanya Khansa gugup.
"Taulah.. itukan orang yang kak suka dari kelas 1SMA. Sampai sekarang aku sangat mengharapkan dia, tapi dia tidak pernah tembak aku!" Jawab Rofiqo.
"Oh,"
"Emang kenapa?" Tanya Rofiqo.
"Tidak, cuma tanya aja!"
"Oh. Kamu jangan ganggu lagi yah, aku mau tidur.. cape banget." Ucap Rofiqo.
"Sebaiknya ngak usah di bilangin. Nanti kak Fika marah kalau ternyata kak Rizal memberikan nomor WAnya kepada aku." Gumam Khansa.
"Tapi aku masih penasaran dengan Rizal ini... Siapa dia? Ah, save ajah dulu!" Ucap Khansa kemudian menggambil Handphonenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrah Cinta || SELESAI ✔️
Ficção AdolescenteCINTA TERBAIK adalah ketika kau mencintai seseorang kekasih yang membuat imanmu mendewasa... takwamu bertumbuh... cintamu kepada Allah bertumbuh... CINTA TERBAIK adalah saat kau mencintai seseorang yang membuat akhlakmu semakin indah, jiwamu semakin...