♤ CHAPTER 4 ♤

353 58 3
                                    

"Aku lapar, ayo pergi makan." Ucap Jimin santai sambil tersenyum polos mengambil bajunya yang tergeletak di bawah lantai.

Apakah Jimin tau kalau dia hampir saja membunuh sahabatnya sendiri yang daritadi menahan nafasnya? Tentu tidak.

Seulgi menyentil Jimin tepat di tengah jidat mengenai rambut coklat keemasannya yang basah karena keringatnya. "Kau mengagetkanku yaampun! Dan hey tolong sadarlah, kau ini bau, mandi dulu sana!" Ucap Seulgi mengusir Jimin dari hadapannya.

Jimin hanya terkekeh. "Aku akan mandi, tapi berjanjilah dulu kalau kau takkan mengintipku yang seksi ini Seul." Ia mengedipkan sebelah matanya sambil menepuk roti sobeknya bangga, mengacak rambut Seulgi.

Seulgi tidak percaya akan perkataan dan perlakuan sahabatnya ini, Park Jimin sangat besar kepala. "Hey, lepaskan tanganmu dari rambutku yang berharga! Cepat pergi mandi sana dasar pria aneh menyebalkan!" Jawab Seulgi kesal memegangi kepalanya, menendang ke arah Jimin, tapi ia berhasil menghindar.

"Dasar beruang gahar!" Ledek Jimin yang berhasil menghindar sambil terbahak-bahak dan masuk ke kamar mandi milik Seulgi.

Ya, Jimin mandi di kamar mandi milik Seulgi karena ia terlalu malas menyebrang ke dorm-nya yang ada tepat di sebrang dorm sahabatnya ini. Jimin memang sebegitu malasnya.

Seulgi masuk ke dalam kamarnya untuk berganti baju. Tidak mungkin dia menggunakan baju bekas study tour saat dirinya masih SMA untuk makan diluar, ia tidak ingin mempermalukan dirinya sendiri.

Ia memilih baju lengan panjang garis-garis hitam putih dengan celana panjang hitam untuk sekedar menutupi dirinya dari dinginnya awal tahun.

Setelah selesai, ia kembali merebahkan dirinya di sofa ruang depan, memainkan handphone miliknya sambil menunggu Jimin yang belum selesai mandi.

Tak lama kemudian, Jimin keluar dengan keadaan segar dan rambut setengah basah tanpa mengenakan atasan. Tentu saja. Salah satu kebiasaan kecil milik sahabatnya adalah ia akan selalu memakai atasannya di luar kamar mandi.

"Kau lagi ingin makan apa?" Tanyanya sambil menggunakkan bajunya dan meraih jaketnya.

"Aku sedang diet jadi kau saja yang pilih karena aku hanya akan menemani." Sahut Seulgi sambil tetap fokus ke handphone nya menertawakan sesuatu.

"Diet? Kau yakin aku saja yang pilih?" Jawab Jimin dengan senyum misterius.

Seulgi malas membalas dan hanya mengangguk sebagai balasan pada sahabatnya.

◇◇◇◇◇

Aku menyesal menyerahkan keputusan pada orang ini. Sungguh. Kau ingin tau dimana kita sekarang? Di restoran sup ayam kesukaan Seulgi.

Mahluk jelmaan iblis di hadapannya ini sengaja memilih makan disini agar aku ikut menemaninya makan. Batal sudah semua rencana diet ku untuk persiapan musim panas ini, gerutuku dalam hati.

"Makanlah yang banyak, kau itu tidak perlu diet, sadarlah tubuhmu itu sudah seperti lidi." Ucap si iblis ini mengisi lagi mangkok milikku yang sudah kosong dengan sup ayam panas.

"Beruang itu tidak ada yang sekurus dirimu, beruang memang ditakdirkan gendut." Lanjutnya terkekeh hingga matanya menghilang.

Aku sangat kesal tapi tetap menyendokkan sup yang terasa seperti surga ini kedalam mulutku. "Menyebalkan sekali." Desisku kalah.

Jimin semakin tertawa mendengar jawabanku itu. Aku hanya mengunyah sambil memberinya tatapan penuh ancaman mengisyaratkan dia untuk menutup mulutnya.

NEVER EVER!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang