♤ 2 2 || sekali lagi ♤

310 26 3
                                    

~ long time no see! ~
• vote & comment •

◇◇◇◇◇

Ya, benar kata si nona kasir. Sandwich buatan temannya itu ternyata memang benar-benar lezat. Tapi aku tetap memasang wajah datarku seperti biasa. Semuanya sedang bencengkrama ria sekarang.

Entah sebenarnya apa yang terjadi tadi saat perjalanan, si nona kasir dan Jimin kembali dengan mata yang sembab. Aku dan yang lainnya saling bertatapan tapi tidak berani menanyakan apapun pada mereka, kami sepakat untuk membungkam mulut kami masing-masing. Mereka kembali kesini dalam keadaan saling merangkul satu sama lain, jadi aku berasumsi, alasannya bukan hal yang besar. Tapi sebenarnya aku sangat buruk dalam berasumsi.

Aku baru saja selesai menghabiskan sandwich yang ada di piringku. Aku menatap mereka yang  sedang tertawa membelakangi kami semua yang menikmati sandwich kami masing-masing dengan nikmat.

"Daebak, kau tau? Aku adalah seorang koki dan menurutku ini sangat nikmat. Kau harus mengajari aku cara membuat ini kapan-kapan." kata Jin sambil mengacungkan jempolnya memuji Jimin. "Kau bisa menjadi orang sukses jika membuat usaha sandwich." lanjutnya masih memuji.

"Aku setuju, jika butuh dana kau bisa meminta bantuanku atau Yoongi. Aku dan anakku telah terberkati oleh sandwichmu." kata Hani tertawa kecil, setelah menepuk pundakku tadi, ia sekarang mengelus-ngelus perutnya pelan. Jiminpun tertawa setelahnya, "Noona, itu berlebihan sekali, sungguh." sahutnya.

Akupun menggeleng pelan, "Kau makin suka berkata bermacam-macam ya sekarang? Apa karena kau sedang hamil jadi mulutmu tambah besar?" cibirku sarkas membuat semuanya tertawa.

"Hey, tidak boleh begitu pada ibu hamil hyung." bela Hoseok setelah tawanya berakhir. "Memang dasar lelaki es kurang ajar." sahut si calon ibu itu sebagai balasan, handphone-nya berbunyi beberapa detik setelahnya, membuat dia bergegas mencoba berdiri untuk mengangkatnya. Aku yang ada di sebelahnya langsung berinisiatif membantunya, mengenggam satu lengannya. Iapun tersenyum hangat sebelum mengangkat telponnya dan pergi menjauh dariku.

Sungguh, kalau bisa tidak melepas genggamannya tadi, aku tidak ingin melepasnya. Ah, pada akhirnya, aku masih tetap berpikir seperti ini setelah bertahun-tahun kan? Aku segera membuang nafasku pelan dan menggeleng-gelengkan kepalaku, memalingkan wajahku dari bahunya yang menjauh.

Saat menatap lurus, tiba-tiba pandanganku jatuh pada secangkir kopi hitam yang kini ada di hadapanku. Kopi hitam yang belum berhasil aku seduh hari ini karena Jimin dan Seulgi daritadi mengusirku pergi dari dapur villa-ku sendiri. Tragis? memang.

Aku segera mengangkat cangkir itu dan meminumnya, seulas senyum perlahan muncul di bibirku ketika merasakan rasa kopi itu. Aku tau benar siapa pelaku pembuat kopi ini.

Aku mengarahkan pandanganku pada orang itu yang sedang berdiri untuk pergi masuk ke dalam kamar. Tak bisa berterimakasih, aku hanya menatapnya sampai ia masuk ke dalam kamar dan menghela nafasku lagi pelan sebelum kembali meminum kopi di tanganku.

◇◇◇◇◇

Semua terjadi secara tiba-tiba. Tiba-tiba saja Yoongi-hyung yang ternyata sungguh kaya itu membawa kita ke kapal pribadi miliknya dengan alasan akan pergi memancing. Ia bahkan mengendarainya sendiri ke tengah laut.

Tapi secara tiba-tiba juga Hani-noona menyuruh para perempuan mengganti baju mereka dengan pakaian renang yang telah ia bawa dan lihatlah sekarang, mereka sudah di dalam pakaian renang mereka dan sedang sibuk mengikat rambut mereka siap terjun ke air dengan perlengkapan yang ada.

NEVER EVER!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang