Empat

4.9K 590 17
                                    

Kejora sedang duduk di ayunan yang berada di taman belakang, gadis itu tengah membaca buku. Kejora mengernyit melihat kehadiran sosok asing yang belum pernah dilihatnya, sosok itu kini tengah mengamati bunga yang ada di taman ini.

Arumi begitu kagum melihat keindahan bunga matahari yang ada di depannya. Ia menyentuh bunga itu dengan mata berbinar, ternyata bunga matahari yang asli lebih indah dari pada yang hanya ia lihat digambar selama ini.

Arumi mencium bunga itu, ia takjub saat tercium aroma wangi dari bunga itu. Arumi terlonjak saat ada yang menepuk bahunya, ia menatap heran gadis yang kini berdiri di depannya.

"Kamu siapa?" Tanya gadis yang Arumi tidak ketahui namanya itu.

Seruni yang sedang bersama suaminya tersadar kalau ia lupa mengunci pintu kamar Arumi. Jangan sampai gadis itu keluar dari pondoknya. Seruni lekas menuju pondok Arumi.

Namun ia terlambat, Arumi sudah keluar dari kamarnya. Bahkan gadis itu kini sedang bertatap muka dengan adiknya Kejora, terlihat kedua gadis itu sama-sama kebingungan.

"Arumi!" Panggil Seruni, kedua gadis itu langsung menoleh ke asal suara. Keduanya kompak menyebut kata Ibu.

"Arumi kembali ke pondokmu!" Seruni menarik tangan anak tertuanya itu dengan sedikit kasar, ia marah Arumi keluar dari kamarnya. Arumi sudah melihat dunia luar, dia juga sudah bertemu dengan adiknya.

Arumi nantinya pasti akan banyak merengek supaya diizinkan bisa keluar lagi. "Ibu dia siapa?" Tanya Kejora kebingungan.

Namun Seruni tidak mempedulikan pertanyaan Kejora, ia tetap menarik Arumi dan kembali mengurung gadis itu di pondoknya. Kalau Arya tahu Arumi keluar dari pondoknya, pasti suaminya itu akan mengamuk.

"Ibu jangan kurung aku Bu. aku tidak mau di kamar ini." Mohon Arumi berharap Ibunya akan mengabulkan permintaannya, tapi Seruni sama sekali tidak memedulikannya. Ibunya itu tetap menguncinya.

"Bu, kenapa dia dikurung?" Tanya Kejora, raut wajah Seruni terlihat tak suka mendapat pertanyaan seperti itu.

"Jangan beri tahu Ayahmu kalau kamu bertemu dengannya!" Ucap Seruni dengan tegas.

"Kenapa Bu?"

"Kalau kamu memang sayang dengan Ibu turuti saja apa kata Ibu," ujar Seruni, ia menarik tangan Kejora meninggalkan tempat itu.

*****

Kejora terus ke pikiran dengan gadis berambut merah yang tadi ia temui. Ibunya memanggil gadis itu dengan sebutan Arumi.  Kejora begitu kasihan mendengar permohonan Arumi tadi, supaya ia tidak dikurung  di kamar itu.

Kejora tak habis pikir jika pondok yang selama ini selalu disuruh ayahnya untuk jangan didekati ternyata ditinggali oleh seorang gadis dengan penampilan yang sangat aneh. Rambut merah mata, kulit yang bisa dikatakan pucat dan matanya yang berwarna biru.

Kejora jadi berniat untuk mengeluarkan Arumi dari tempat itu, terpikir olehnya untuk mencuri kunci pondok yang ditinggali oleh Arumi. Tapi sepertinya ia harus sedikit bersabar untuk menunggu waktu yang tepat.

Waktu yang tepat akhirnya tiba, Ayahnya kini sudah berangkat kerja. Sementara Ibunya pergi ke pasar. Kejora segera melaksanakan misinya, ia tahu betul dimana kunci-kunci ruangan yang ada di rumah ini di simpan.

Kejora kini telah berada di depan pintu pondok Arumi, ia lebih dulu mengetuk pintu kamar itu. "Arumi, apa kamu mendengarku?" Arumi yang berada di dalam kamar mendengar ada mengajaknya berbicara, ia segera menuju pintu.

"Kamu siapa?" Dibalik pintu Kejora tersenyum saat mendengar sahutan dari Arumi.

"Aku Kejora, aku ingin membukakan pintu ini untukmu," ujar Kejora, ia membuka pintu itu.

Arumi menatap gadis di depannya dengan mata berkaca. Kejora, itu nama adiknya yang pernah Ibunya sebutkan. Jadi gadis di depannya ini adiknya, Kejora manusia kedua yang dilihat Arumi selain Ibunya.

"Adikku, Kejora. Aku Arumi Kakakmu," ujarnya, Arumi langsung memeluk Kejora. Ia bahagia bisa melihat adiknya.

"Jadi Ayah dan Ibu memiliki anak selain aku, tapi kenapa mereka mengurungmu disini?" Tanya Kejora, bagaimana mungkin orang tuanya mengurung Arumi di pondok sempit seperti ini.

"Tidak tahu, dari kecil aku sudah berada disini. Aku tidak pernah keluar dari tempat ini, kemarin untuk yang pertama kalinya kakiku menginjak tanah. Dari kecil aku hanya mengenal sosok Ibu," ucap Arumi dengan sedih.

"Apakah Ayah dan Ibu juga melakukan hal itu padamu?" Tanya Arumi, Kejora menggeleng selama ini hidupnya bebas ia anak kesayangan.

"Apa Kakak pernah melihat Ayah?" Tanya Kejora, Arumi menggeleng lemah. Kejora sungguh miris mendengarnya, kasihan Arumi dari kecil terkurung di kamar ini.

*****

"Ibu kenapa Kak Arumi di kurung di pondok itu?" Tanya Kejora pada Ibunya.

"Kamu tidak perlu tahu alasan, yang terpenting kamu jauhi Arumi. Jangan pernah kamu temui, lupakan Arumi anggap saja kamu tidak pernah bertemu dengannya," kata Seruni.

"Tapi kenapa Bu? Bukannya Arumi Kakakku, dia juga anak Ibu dan Ayah kenapa Kak Arumi harus mendapat perlakuan tidak adil seperti itu. Kasihan Kak Arumi Bu, dari kecil terkurung di kamar itu."

"Diam Kejora! kamu tidak tahu apa pun. Jangan lagi membahas Arumi, jika kamu tahu siapa dia maka kamu akan takut dengannya!" Bentak Seruni.

Kejora terdiam, selama ini Ayah dan Ibunya begitu memanjakannya. Tapi kenapa hal sebaliknya justru terjadi pada Arumi?








Cinta Dua Dunia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang