Sembilan

6.4K 682 61
                                        

Setelah dua hari tidak sadarkan diri akibat bisa dari gigitan taring Guntur, Arumi akhirnya membuka matanya. Mata biru miliknya bersinar indah saat tertimpa cahaya matahari yang masuk melewati jendela kamarnya. Wanita itu mengamati sekelilingnya, ia mengenali tempat ini.

Arumi dengan menahan rasa sakit di tubuhnya berusaha untuk bangkit, sekelebat kejadian mengerikan melintasi pikirannya, ingatan ketika Guntur mengigit lehernya hingga ia pingsan. Guntur punya taring.

Arumi melompat dari tempat tidurnya, wanita itu kemudian memekik tertahan saat merasakan sakit pada area sensitifnya. Namun Arumi tidak terlalu menghiraukan rasa sakit itu, Guntur punya taring. Apakah Guntur sesosok vampir yang sedang menyamar menjadi manusia?

Arumi bergidik ngeri, jika Guntur seorang vampir maka ia harus segera pergi dari tempat ini. Tinggal bersama Guntur tidak aman untuknya, tanpa peduli dengan dirinya yang hanya memakai gaun tidur dan rambut yang masih acak-acakan, Arumi buru-buru meninggalkan kamar dimana ia terbangun.

“Kamu sudah bangun?” suara berat Guntur mengagetkan Arumi yang berniat untuk kabur, wanita itu mundur ketika Guntur mendekatinya, pria itu mengernyit melihat kelakuan wanita polos yang dua hari lalu baru saja menyandang status sebagai istrinya.

“Jangan mendekat!”

“Kamu kenapa?” Guntur tak menghiraukan larangan Arumi, ia kini malah sudah berada di depan wanita itu dan hanya menyisakan jarak satu langkah saja. Guntur melihat butir-butir keringat di dahi Arumi, wajah istrinya berubah pucat. Guntur tak tahu kalau Arumi kini tengah ketakutan setengah mati.

“Jangan sentuh aku! Kamu bukan manusia!” Arum menjerit membuat mata Guntur terbelalak. Guntur mencoba memahami apa yang kini terjadi pada istri manusianya itu.

“Jika aku bukan manusia, lalu menurutmu aku apa?” Guntur menjaga nada bicaranya agar tetap tenang.

“Kamu vampir! Kamu punya taring! Malam dimana kamu mengajak aku menikah kamu mengigit leherku!” dada Arumi kembang-kempis, wanita itu menyeret tubuhnya menjauhi Guntur, pria yang awalnya ia anggap sebagai pangeran yang telah menyelamatkannya ternyata sesosok vampir yang sedang menyamar menjadi manusia.

“Mimpi buruk apa yang kamu alami saat tidur selama dua hari hingga kamu jadi bersikap seperti ini?” Guntur menangkap lengan istrinya, sebelah alisnya terangkat memandangi wajah cantik wanita itu.

“Aku tidak sedang bermimpi! Kamu vampir! Kamu punya taring!” Bukannya emosi dengan tuduhan yang dilontarkan Arumi, Guntur justru terkekeh geli, ia seolah menganggap apa yang dikatakan istrinya itu hanyalah lelucon receh.

“Arumi. Coba lihat aku, apa aku punya taring seperti yang kamu tuduhkan?” Guntur mengunci manik biru milik istrinya. Arumi terlihat menelan ludah, wanita itu seolah berusaha mengumpulkan keberaniannya. Dengan tangan gemetar, Arumi menyentuh wajah Guntur. Tanpa diperintah Guntur memperlihatkan giginya yang putih dan rapi, tidak ada taring seperti yang dikatakan Arumi.

“Mana taring itu?” Arumi bertanya tepatnya pada dirinya sendiri, Guntur tersenyum manis, pria itu menangkup wajah cantik wanita di depannya.

“Tidak ada bukan? Sudahlah kamu hanya berhalusinasi, itu terjadi mungkin karena kamu sering membaca buku mengenai hal-hal seperti itu,” ujar Guntur terdengar begitu meyakinkan untuk seorang wanita polos seperti Arumi.

“Be-benarkah?” Guntur mengangguk.

“Kamu hanya berhalusinasi, sekarang kembalilah ke kamar, sepertinya kamu masih perlu istirahat,” ujar Guntur, tanpa menunggu jawaban wanita itu Guntur menggendongnya. Dalam hati Guntur sangat bersyukur dengan kepolosan Arumi, jika saja Arumi wanita yang berpengetahuan luas akan sangat sulit untuk Guntur memilikinya.

*****

Setelah Guntur meninggalkan di kamar, Arumi cepat menuju cermin, ia memeriksa lehernya. Memastikan ada tidaknya bekas gigitan malam itu, namun bukannya menemukan bekas luka Arumi justru mendapati lehernya dipenuhi bercak kemerahan.

Tak hanya di leher, area dada, perut dan pahanya juga terdapat bercak kemerahan yang sama. “Sebesar apa nyamuk yang mengigitiku,” batin Arumi, ia bergidik ngeri membayangkan saat ia tengah tertidur dengan lelap ratusan nyamuk justru berpesta menghisap darahnya.

Arumi memutuskan untuk segera mandi, wanita itu melepaskan pakaiannya. Aneh, Arumi merasa seperti ada yang hilang dari dirinya, ketika ia melangkah Arumi merasa seperti ada sesuatu yang mengganjal di area sensitifnya selain rasa sakit itu.

Di lain tempat, Guntur sedang membuatkan sarapan untuk Arumi, ia hanya memasak sayuran. Guntur tak tega jika harus memasak makanan berbahan hewani yang mengharuskan ia membunuh hewan-hewan itu.

Tanpa canggung Guntur menyajikan masakan buatannya, Arumi kini menghampiri ke dapur, rambut wanita itu terlihat basah. Guntur menebak Arumi baru saja mandi, semerbak aroma bunga menguar dari tubuh wanita itu.

“Guntur di kamarmu banyak nyamuk. Tubuhku sampai merah-merah digigitinya.” Guntur berusaha menahan tawanya agar tak meledak ketika Arumi memperlihatkan bercak kemerahan yang ada dibeberapa bagian tubuhnya.

“Aku lupa menyemprotkan racun nyamuk semalam.” Guntur bedusta.

“Hm, aku juga merasakan sakit pada area sensitifku, seperti ada yang hilang disana.” Wajah Guntur berubah merah saat Arumi mengucapkan itu, wanita polos ini tanpa sungkan menceritakan itu. Tidak tahu saja Arumi jika Guntur sudah mengambil keperawanannya disaat ia tidak sadarkan diri.

“Itu terjadi karena kamu sudah bukan seorang gadis lagi,” sahut Guntur, ia bersikap seolah tidak terjadi apa-apa.

“Maksudnya?” Arumi menatap Guntur penuh tanya, lewat sinar matanya ia menuntut jawaban atas ucapan Guntur barusan.

“Kamu akan mengerti dengan sendirinya nanti.” Bibir Arumi bergerak tanpa suara, ia ingin bicara namun suaranya tidak keluar. Arumi menelan ludah, feeling nya mengatakan Guntur tidak berniat menjawab segala pertanyaannya nanti.

“Sepertinya aku tidak perlu bertanya lagi. Mungkin benar apa kata Guntur aku akan tahu dengan sendirinya nanti.” Batin Arumi, berusaha meredam segala pertanyaan yang berputar di kepalanya.

*****

Sorry baru nongol ✌️ belakang ini aku disibukkan oleh realita yang tak seindah dunia oranye 😂.

Semoga suka sama part ini 👌 jangan lupa tinggalkan kritik dan saran 🙏






Cinta Dua Dunia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang