Arumi membuka matanya perlahan, ia terbangun di tempat yang sangat asing. Di sebelahnya ada sesosok pria tengah bertelanjang dada, terlelap dengan nyenyaknya.
Arumi begitu terkujut, terlebih menyadari dirinya kini hanya memakai pakaian dalam. Bukankah tadi malam ia tertidur di bawah pohon beringin yang ada di tengah hutan, mengapa dirinya bisa berada di tempat yang begitu asing bersama pria yang sama sekali tidak dikenalnya.
Arumi menatap wajah pria itu, wajahnya tampan. Dengan hidung mancung, bibir tipis, serta alis tebal yang membingkai wajahnya. Jemari lentik milik Arumi menyusuri rahang tegas pria itu, dia seperti pangeran yang selama ini ada di dalam mimpinya.
Melihat wajah tampan pria itu, Arumi jadi berniat untuk menciumnya. Tapi sebelum itu terjadi pria itu lebih dulu membuka matanya, Arumi gelagapan ia seperti maling yang ke tangkap basah.
"Kamu mengingatkanku dengan Mauren," ujarnya, Arumi mengernyit. Dikatakan mirip dengan seseorang Arumi menyentuh wajahnya, selama ini Arumi hanya bisa melihat pantulan wajahnya lewat sebuah cermin kecil yang diberikan Ibunya.
Guntur memeluk gadis itu. Melihat betapa miripnya Arumi dengan Mauren membuat Guntur tidak bisa membenci gadis itu. Yang bersalah atas kematian Mauren itu Arya. Arumi tidak tahu apa pun mengenai kesalahan ayahnya dimasa lalu.
"K-kamu siapa?" Tanya Arumi terbata, ketika pria itu menatapnya, ia seolah tenggelam dalam mata Guntur yang sebiru lautan.
"Apakah kamu seorang pangeran? Kamu sangat tampan seperti sosok pangeran yang selama ini aku baca dibuku dongeng." Pria itu terkekeh geli, melihat kepolosan gadisnya.
"Iya, aku pangeranmu. Mulai saat ini sampai seterusnya kamu akan tinggal disini untuk menjadi mendampingiku,” ucap pria itu dengan suara tegas, ia seolah tak ingin Arumi membantahnya.
*****
Kejora mengetahui lewat cerita dari Ibunya kalau Kakaknya diusir dari rumah ini, penyebabnya karena ia yang sering menemui Arumi sehingga menyebabkan Ayahnya marah.
Kejora sungguh tidak menerima hal itu, Arumi saudaranya. Ayahnya jahat sekali memperlakukan Arumi seperti itu. Arya yang selama ini ia bangga-banggakan ternyata tidak sebaik kelihatannya.
"Kenapa Ayah lakukan itu sama Kak Arumi? Dia juga anak Ayah," ucap Kejora dengan marah, mendapat perlakuan seperti itu dari putri yang selama ini menjadi kebanggaannya Arya begitu murka semua ini karena anak pembawa sial itu.
"Kamu tidak tahu siapa dia, Arumi bukan Kakakmu. Dia siluman. Kalau kamu masih ingin tinggal di rumah ini dan menjadi anak Ayah berhenti membahas Arumi, lupakan dia," kata Arya, menatap Kejora dengan tajam.
Sebagai anak Kejora tidak memiliki kemampuan lebih untuk melawan Ayahnya, jika saja ia tahu dimana keberadaan Kakaknya maka ia akan cari gadis itu dan membawanya pulang kembali ke rumah, lalu meyakinkan Arya kalau Arumi itu bukan siluman tapi manusia.
*****
Arumi kini tengah terkagum-kagum melihat pantulan dirinya di cermin besar yang ada di kamar Guntur, terlebih saat melihat wajahnya secara jelas. Saat ini ia menggunakan dress di atas lutut berwarna ungu muda, rambut merahnya dibiarkan tergerai.
Arumi berputar-putar di depan cermin itu. Guntur yang melihatnya hanya mengulum senyum. Dihampirinya gadis yang kini tengah berkelakuan seperti orang udik itu. Guntur menarik lengan Arumi dengan lembut. Mata biru gadis itu menatapnya penuh tanya.
“Mau jalan-jalan?” Tanya Guntur. Arumi mengernyit dalam, pria ini begitu asing baginya, ia memperhatikan pria itu dari ujung kepala sampai ujung kaki.
"Ke mana?” suara Arumi terdengar serak. Matanya liar menatap Guntur, menghabiskan waktu terkurung di gubuk sempit dan hanya mengenal Ibunya, Arumi tentu tidak terbiasa dengan manusia lain.
“Aku akan mengajakmu ke tempat yang indah, kamu pasti akan menyukainya,” ucap Guntur, ia mengajak gadis yang akan jadi pendampingnya itu mengikuti langkah kakinya.
Setelah keluar rumah, mereka menyusuri jalan setapak menuju hutan. Semakin jauh masuk ke dalam hutan, rasa takut menyerang Arumi. Bayangkan waktu ia ditinggalkan Arya di tengah hutan waktu itu menyergapnya, ia sangat takut kejadian dimana hanya gelap dan suara binatang hutan yang seolah ingin memasangnya akan terjadi lagi.
“Tidak mau! Aku tidak mau dibuang ke hutan!” Arumi menjerit histeris, ia menghempaskan tangan Guntur. Pria itu terkejut mendapati reaksi seperti itu dari calon istrinya, beruntung Guntur yang sudah hidup selama ratusan tahun dengan cepat memahami apa yang terjadi pada Arumi.
“Hei, aku tidak berniat meninggalkanmu di hutan.” Guntur memeluk Arumi, menenangkan gadis itu yang terus berontak.
“Tidak! Tidak! Kamu akan meninggalkan aku disini!” Arumi mulai menangis sesenggukan, rontaannya melemah. Guntur miris melihat calon istrinya seperti ini, betapa Arya memang pantas disebut sebagai manusia yang kejam. Anaknya saja diperlakukan secara tidak adil, pantas dia dulu dengan mudah menembak hewan yang tidak seharusnya ia bunuh.
Guntur menangkup wajah Arumi yang kini basah oleh air mata dengan tangan besarnya. “Arumi, kamu melupakan kalau akulah yang membawamu keluar dari hutan. Bahkan waktu itu aku mengatakan padamu kalau aku menginginkan kamu tinggal selamanya untuk menjadi pendampingku.” Arumi berhenti meronta, gadis itu menghapus air matanya seperti anak kecil, ia menatap mata Guntur mencari kebohongan di sana.
“Lalu kenapa kamu bawa aku ke hutan? Hutan itu mengerikan! Gelap dan banyak binatang buas!”
“Hutan tidak semengerikan itu, di hutan banyak tempat-tempat indah yang belum terjamah oleh tangan manusia. Aku mau mengajakmu ke padang bunga anggrek yang ada di tengah hutan ini. Bukankah perempuan identik dengan bunga? Aku pikir kamu juga menyukai bunga maka dari itu aku mengajakmu untuk ke tempat itu,” ucap Guntur, nada bicaranya sangat lembut seolah tak ingin menakuti Arumi.
Arumi sudah sepenuhnya berhenti menangis, gadis itu menganggukkan kepalanya berulang kali tanda ia memahami apa yang diucapkan Guntur barusan. Bunga, Arumi sangat menyukainya, dulu ia sering berkhayal memiliki kebun bunga yang indah. Jika tau Guntur ingin mengajaknya pergi ke hutan untuk melihat bunga, tentu ia tidak akan histeris seperti tadi.
![](https://img.wattpad.com/cover/176432573-288-k785852.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dua Dunia
Acak(Update New Version) Arumi terpaksa harus menjalani kutukkan disepanjang hidupnya karena kesalahan yang dilakukan sang Ayah dimasa lalu, sekujur tubuh Arumi bersisik seperti ular kala malam tiba. Namun saaat siang hari, Arumi akan terlihat seperti k...