Gedung cokelat bertingkat yang berdiri kokoh di Guro-gu, Seoul itu telah dipenuhi dengan orang-orang yang sibuk berlalu-lalang. Jam istirahat membuat para siswa berhamburan di lapangan sekolah dan kantin. Tidak terkecuali dua laki-laki yang berasal dari kelas musik, Bae Jinyoung dan Lee Daehwi.
Keduanya menyusuri lorong sekolah dan seperti biasa, Bae Jinyoung selalu punya pesona sendiri yang membuat pandangan seluruh gadis hanya terarah kepadanya. Tidak jarang pula Daehwi merasa risih saat berjalan di samping teman sekelasnya itu.
"Hyung, mengapa semua orang selalu melihat ke arah kita ... emm, maksudku ke arahmu tiap kita berjalan? Ini benar-benar tidak nyaman," keluh Daehwi sambil melipat kedua tangannya di dada usai melihat Jinyoung.
Daehwi lebih muda satu tahun ketimbang Jinyoung. Namun, karena ia lahir di bulan Januari, ia masih sempat masuk sekolah lebih dulu.
"Molla. Sebaiknya kau tanya saja langsung pada mereka. Aku tau aku tampan, jadi tidak heran." Jinyoung terkekeh sembari memasukkan tangan kanannya ke saku celana, sementara tangan kirinya merangkul Daehwi.
"Hyung, kau benar-benar." Daehwi memukul perut Jinyoung pelan, tapi membuat laki-laki itu sedikit mundur.
"Sudah, ayo kita pergi ke kantin. Mereka sudah menunggu kita di sana," ajak Jinyoung yang kemudian mengelus perutnya. "Aku juga sudah lapar."
"Kaja!"
🔼🔽🔼
"Woojin-ah! Aku titip ambilkan minumku juga ya, gomawo!" teriak Jihoon yang sedang asyik memainkan ponselnya. Di depannya telah terhidang dua nampan makanan miliknya dan Woojin.
"Hentikan dulu permainanmu itu lalu ayo makan," tegur Woojin sembari meletakkan gelasnya kemudian duduk di samping Jihoon.
Lelaki yang diajaknya bicara itu mendecak. Ponselnya diletakkan di atas meja kemudian menengok ke kanan dan kiri, juga ke belakangnya, seperti mencari sosok seseorang.
"Jinyoung dan Daehwi mana? Mereka akan ke sini juga, 'kan?" tanya Jihoon.
"Tentu saja." Woojin memasukkan sesendok nasi ke mulutnya. "Mereka tidak mungkin tidak lapar. Not-not balok itu menyita energi mereka."
Jihoon terkekeh. "Iya, kau benar juga, tapi anak itu lama sekali."
Seseorang berdeham dari belakang Jihoon. "Siapa yang lama?"
Lantas, lelaki yang sedang sibuk dengan sumpit di tangannya itu menoleh. Dilihatnya dua orang laki-laki tengah berdiri dan yang satunya justru asyik memainkan alis.
"Kalau kau mau terus berdiri di sana? Jatah makanmu akan kuambil," ancam Woojin.
Dengan segera, Daehwi dan Jinyoung menuju kursinya masing-masing. Keduanya menyandarkan tubuh ke sandaran kursi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Memory of Us | PJH; BJY ✔
Fanfiction[COMPLETED] Kim Ara, gadis pindahan dari Busan yang baru memasuki sekolah seni ternama di Seoul. Kehadirannya berhasil mencuri hati dua pria tampan, Park Jihoon dan Bae Jinyoung. Namun, bukan tanpa alasan Ara memilih sekolah tersebut dari sekian ba...