Bisakah ucapkan terima kasih saja?

14 1 0
                                    

Hendra Hadikusumo,sebuah nama yang indah seorang manusia yang hangat tak pandang bulu dalam menolong seorang CEO di perusahaan milik keluarga, terlahir dengan rupa yang sempurna kadang nyaris membuatku minder kalau sedang berjalan dengan suami ku ralat~mantan suamiku sukses diusia muda yang kini usianya sudah menginjak 29 tahun nyaris sempurna.

"Nanti renat mau dipanggil apa sama anak kita?" Tanyanya suatu hari ketika kamu sedang bersantai di halaman belakang rumah dia berbaring dengan kepala di pahaku memandangi langit
"Renat mau dipanggil mami aja,kalau mas mau dipanggil Dady atau papi?"tanyaku kembali
"Papi biar cauple sama renat" ia pun bangkit sambil mencium puncak kepala ku.
"Jangan pernah tinggalin mas ya renat,mas gak tau gimana rasanya hidup mas tanpa renat" ucapnya nyaris tanpa ekspresi
"Kalau gak ada renat kan masih ada mbak Rahma" ucapku hati hati
Ya,mas Hendra selalu sensitif kalau aku membawa nama Rahma di sela sela kemesraan kami.

Suara tangis bayi itu masih ku dengar aku membuka mata ah,aku baru sadar setelah kejadian di caffe kami memutuskan untuk tidur di apartemen mas Hendra.aku melihat Nathan menangis haus mungkin, sedang kan arunya masih tidur. Begini kah rasanya menjadi ibu?
Aku melihat mas Hendra tertidur lelap disamping arunya.
Hingga arunya menangis dan mas Hendra terbangun
"Ah mereka haus ren" maaf membuat mu bangun tengah malam begini" ucapnya sambil mencoba menggendong arunya
"Apa maksudnya mas,mereka ini anakku dan aku berhak merasakan hal seperti ini sudah tugasku" mas Hendra tersenyum namun murung disaat bersamaan

"Andai waktu dapat diputar ren"

Apakabar?(IloveyouOPPA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang