Aku tersadar di salah satu ruangan yang tak ku ketahui dimana,kepalaku pusing aku mencoba mengingat ingat apa yang terjadi hingga aku teringat saat aku pergi bersama Rahma kesatu tempat dan ditempat tersebut kutemui ibu mertua ku hingga semua nya kabur aku pingsan
"Raga!! Ngapain kamu dimana aku? Apa yang kamu lakuin sama aku ga?"
"Aku juga gak tau nat, tadi kamu SMS aku suruh datang ke hotel ini aku bingung ku fikir kamu kenapa kenapa tapi tiba...tiba?"
Raga tak ingat apa yang terjadi ia berfikir keras
Hingga bersamaan dengan itu mas Hendra datang bersamaan dengan awak media.
"Sial kita dijebak renat!!!!"
Mas Hendra hilang akal ia memukuli raga habis habisan,aku bahkan tak bisa menceritakan nya aku tak bisa melerai karna tubuhku yang telanjang tak menyisakan satu helai kain pun begitu pun raga.
Tapi aku percaya seperti yang dikatakan raga kami dijebak
Aku berusaha mengambil handuk kimono di salah satu meja dan mencoba melerai mereka
"Mas Hendra!!! Cukup mas!!!"
Aku berteriak sekuat tenaga namun mas Hendra mengabaikan nya kulihat raga sudah hampir mati karena mas Hendra begitu membabi butaAku pun berusaha menjadi temeng melindungi raga hingga aku pun terkena tinjauan mas Hendra aku meringis sakit yang kurasakan hingga semuanya gelap, pandangan ku kabur aku pingsan lagi
Saat aku terbangun yang kudapati hanyalah ruangan putih rumah sakit.
"Bik mas Hendra kemana?"
Aku bertanya pada asisten rumah tanggaku yang terlihat cemas
"Syukur...nyonya muda sudah bangun nyonya udah pingsan dua hari bibik khawatir"
"Iya bik,mas Hendra mana?"
"Tuan pergi nya gak tau kemana tuan seperti nya sedang banyak pikiran"
Aku menghela nafas persetan dengan Rahma dan ibu mertua ku tak perduli apapun aku membenci mereka sangat membencinya saat ini kutanam kan dalam hati akan kubalas perbuatan ini suatu saat nanti.
Ah,aku sangat penasaran dengan kabar raga bagaimana ia sekarang.
Tiba tiba mas Hendra datang memecahkan keheningan sementara bik Surti keluar dari ruangan
Ia melempar kan sebuah berkas
"Apa ini mas?" Aku terkejut setelah membaca nya surat perceraian"Kita harus bercerai renat"
"Aku dijebak mas"
"Aku lihat dengan mata kepala ku sendiri Nat kamu menghianati pernikahan ini dengan mantanmu itu!!!"
"Mas"air mataku mengalir aku tak tahan lagi inikah akhir dari penjara cintaku selama ini.
"Aku juga ragu anak yang kamu kandung itu anak kita"
Aku terkejut mas Hendra mengatakan itu sementara usia kandungan ku sudah menginjak 4 bulan
"Astaghfirullah hal adzim mas istighfar.... Apa mas anggap aku serendah ini mas?"
"Kamu memang wanita rendahan renat dan aku salah menilai kamu!" Mas Hendra terlihat prustasi ia menjambak rambut nya sendiri dan ia menangis...iya... Ini pertama kali nya kulihat ia menangis
"Kamu tau Nat,aku berusaha percaya padamu tapi aku sakit nat!! Sakit!! Aku menaruh harapan padamu namun apa? Kau menyia nyiakan nya!!"
Aku menangis terisak-isak kucoba menutup mulutku dengan tangan tapi aku tak bisa
Hingga telpon mas Hendra berbunyi namun setelah mendengar kan apa yang dikatakan Lawan bicara nya mas Hendra membanting hp itu.
"Kamu tau Nat? Keluarga ku bakalan hancur karena perbuatan mu kamu tau kami ini terpandang dan dihormati bagaimana aku bisa membiarkan wanita rendahan seperti mu masuk kedalam kehidupan kami!!!"
Sakit.
Kata kata mas Hendra sungguh menyakitkan
"Aku harus menceraikan mu dan menyumbat mulut para awak media ini bukan..untukmu tapi untuk keluarga ku!"
Mas Hendra berlalu keluar ruangan aku masih menangis kata kata nya menancap tajam di hatiku hingga bik Surti masuk dan memelukku
"Jaga kesehatan nyonya demi anak dikandung an nyonya"
Aku keluar dari rumah sakit namun kudapati rumah kosong,surat cerai masih ditangan karena aku sedang hamil kami akan bercerai usai persalinan.
Itu kesepakatan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apakabar?(IloveyouOPPA)
RandomRenata orang biasa yang jadi OKB sejak menikah dengan Hendra Hadikusumo pria yang diam diam sudah menikah. Renata yang sudah mengetahui hal itu pun kembali ke mantannya raga. lantas bagaimana kelanjutan nya? Akhir bahagia? Atau air mata cinta? Te...