Bayangan wajah Alesha terus menari di benak Leon. Cantik dan menarik. Mungkin ini bisa dikatakan sebagai love at first sight. Ia tidak peduli sekalipun Alesha mengusirnya. Memangnya apa yang salah dengan mata hazel?
Leon menyalakan lampu yang menggantung di atas meja, mengambil selembar kertas putih, duduk dengan santai dan bersiap memainkan pensil-pensil kesayangannya.
Pria itu duduk menghadap meja. Bayangan Alesha siap diimajinasikan di atas kertas. Jemari kokoh Leon mulai bergerak lincah, membuat garis sesuai dengan sketsa wajah Alesha. Ia membentuk mata, hidung, bibir, dan telinga.
Tidak sulit bagi Leon untuk mempertajam sketsa kelopak mata, iris, dan pupil. Mata cokelat dengan bulu mata lentik menghiasinya. Alis tebal melintang di atasnya, semakin menambah daya tarik wanita itu.
"Binar matamu terlihat indah, Rose," gumamnya.
Jemari Leon kembali menari di atas kertas, mempertajam bagian hidung, kemudian beralih ke bagian bibir. Tanpa senyuman, memberikan kesan tak acuh, tetapi tidak mengurangi kadar kecantikannya.
Arsiran berlanjut pada rambut panjang yang tergerai dan tertiup angin. Leon menghentikan gerakan pensilnya. Matanya terpejam, kembali mengingat pertemuannya dengan Alesha di tepi pantai. Serius, Leon tidak bisa melupakan aroma khas dari rambut indah itu.
Arsiran Leon beralih pada dress hitam dengan aksen mawar merah. Tampaknya, wanita itu menyukai semua hal yang berhubungan dengan mawar. Tidak heran jika banyak rumpun mawar ditanam hampir di seluruh sudut halaman.
Tak butuh waktu lama bagi Leon untuk menyempurnakan karyanya. Wajah Alesha terpampang cantik di atas kertas. Ia tersenyum, dalam hati mengakui bahwa itu adalah lukisan terindah yang pernah ia buat.
Sejenak dipandanginya wajah ayu wanita itu. "Alangkah beruntungnya pria yang bisa mendapatkan hatimu, Rose. Dan akulah satu-satunya orang yang akan beruntung itu."
Lukisan itu ditempel di dinding. Saat Leon berbaring di ranjang, wajah Alesha akan berada dalam jangkauan matanya. Siapa tahu dengan memandangi wajah Alesha sebelum tidur, maka Leon akan bermimpi indah dengan wanita itu.
***
"Ada yang ingin Anda bicarakan, Tuan?" Albert duduk di depan meja kerja Darren.
Darren mendongak, mengalihkan perhatian dari laptopnya. Ia tersenyum singkat seraya membereskan berkas-berkas yang berserakan di atas meja.
"Ya, aku ingin menanyakan bagaimana perkembangan proyek pembangunan hotel terbaruku di Pulau Teratai."
Albert mengangguk. Darren memercayakan Albert untuk mengawasi proyek pembangunan hotel terbarunya di Pulau Teratai. Nantinya, Darren akan bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk mengelola pantai agar menjadi objek wisata yang diminati oleh wisatawan. Darren bahkan sudah membicarakan proyek ini dengan biro perjalanan wisata di mancanegara, untuk mempromosikan surga tersembunyi di pulau kecil tersebut.
"Semuanya berjalan lancar, Tuan. Bangunan ini sudah setengah jadi. Hasil kerja mereka memuaskan." Albert mengambil sebuah amplop cokelat dan mengeluarkan isinya. Bermacam-macam foto dari seluruh sudut bangunan yang sudah hampir setengah jadi.
"Bagus, pastikan konstruksi bangunan dibuat sekokoh mungkin." Darren memperhatikan foto satu per satu.
"Siap, Tuan."
"Kau masih ingat konsep awal untuk hotel ini?"
"Tentu. Hotel bertema wanita dan bunga mawar?"
"Ya. Aku ingin semua sudut hotel ditumbuhi bunga mawar. Lalu seluruh dinding juga harus mengusung konsep ini. Dinding berwarna putih dengan ornamen mawar. Setiap kamar harus dipajang lukisan seorang wanita dan bunga mawar. Kau bisa menyewa pelukis profesional untuk membantu menyelesaikan konsep ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ex Husband
Romance✨ 244 Days to Hurt You - Book 2 ✨ Saat memulai hidup baru, Alesha kembali bertemu dengan Darren, dan kembali tenggelam dalam pahitnya masa lalu yang seharusnya telah ia lupakan. *** Setelah melewati 244 hari penuh penderitaan, menjauh dari Darren ad...
Wattpad Original
Ada 4 bab gratis lagi