Deru mesin motor mengalihkan perhatian Alesha dari semangkuk sereal di hadapannya. Penasaran, wanita itu bergegas keluar dari vila.
"Selamat pagi, Rose!" Leon melambaikan tangan seraya tersenyum di halaman sebelah.
Sepagi ini, Leon sudah berpenampilan rapi. Tubuh tinggi tegapnya terbalut celana jeans hitam dipadu kaus hitam tanpa lengan, menampakkan otot lengan yang sempurna. Pria itu semakin gagah dengan wingtip boot berwarna senada.
"Pagi juga, Leon." Alesha berdiri di sisi pagar.
"Bagaimana tidurmu? Nyenyak?" tanyanya.
"Heeemmm ... untunglah semalam tidak ada lolongan serigala yang mengganggu tidurku," sahut Alesha.
Leon tertawa renyah. Ah, itu membuatnya semakin terlihat tampan. "Tentu saja, aku sudah memberi tahu seluruh kawananku agar tidak mengusik kehidupanmu."
"Ngomong-ngomong, motormu terlihat keren." Alesha menunjuk Harley Davidson di samping Leon. Motor dengan bodi hitam itu memiliki jok berwarna cokelat muda. Semua orang tahu betapa fantastisnya harga kendaraan itu.
"Ini satu-satunya barang yang aku bawa saat melarikan diri dari rumah. Aku lebih menyukai motor daripada mobil. Seperti biasa, jiwa petualang." Leon meraih jaket hitam yang tersampir di jok motor, lalu mengenakannya. Gaya berpakaiannya membuat ketampanan pria itu bertambah dua kali lipat.
"Mau pergi ke mana?"
"Ke Jakarta. Semalam ada tamu yang menawarkan kerja sama. Kau tahu hotel yang sedang dibangun tidak jauh dari sini? Pengusaha itu memberikan penawaran padaku untuk menjadi salah satu dari creative arts team dalam pembangunan hotel. Ini proyek besar, Rose. Jika pekerjaan ini sukses, aku berjanji akan mentraktirmu."
"Wow! Good luck, Leon! Lalu sekarang kau ingin bertemu dengan pengusaha itu?"
"Ya, ada beberapa hal yang perlu kami bahas. Jika semua deal, aku akan menandatangani kontrak. Kemungkinan malam ini aku tidak pulang. Jaga diri baik-baik, oke?" Leon mengedipkan sebelah mata.
"Bagaimana jika ada werewolf yang menggangguku?" Alesha menumpukan siku di atas pagar, lalu menopang dagu dan memajukan bibir. Berpura-pura merajuk.
Lagi-lagi Leon tertawa. "Katakan saja pada mereka bahwa kau kekasihku, maka tidak akan ada yang berani menyentuhmu. Perlu kau tahu, akulah pemimpin mereka."
"Seriously? Sepertinya aku lebih memilih dibunuh oleh sekelompok werewolf daripada harus mengaku sebagai kekasihmu."
"Oh ya? Astaga, seharusnya kau bersyukur karena aku menganggapmu sebagai kekasih. Kau tidak tahu berapa banyak wanita yang mengantri di luar sana demi mendapatkan hatiku."
"Aku rasa mereka barisan para wanita yang sedang kehabisan stok lelaki, sehingga terpaksa harus mengejar layaknya kaulah satu-satunya lelaki yang tersisa di dunia ini."
Leon duduk di atas motor, memakai helm full face dan bersiap melaju. Pria itu melambaikan tangan. "Bye, Rose! Aku pergi dulu. Jangan merindukanku, oke?"
Alesha menjulurkan lidah, kemudian tersenyum dan membalas lambaian tangan Leon. Harley Davidson itu pun melaju, meninggalkan segumpal debu di halaman vila.
Wanita itu kembali ke dalam dan melanjutkan sarapan. Sereal yang bercampur dengan susu putih itu sudah lembek, hampir berubah seperti bubur. Semua ini karena Leon.
Ah, Leon yang memiliki sifat berbanding terbalik dengan Darren. Sejak awal bertemu, Leon selalu bersikap ramah. Berbeda dengan Darren yang cenderung merendahkan Alesha dan sering kali memberikan hinaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ex Husband
Romance✨ 244 Days to Hurt You - Book 2 ✨ Saat memulai hidup baru, Alesha kembali bertemu dengan Darren, dan kembali tenggelam dalam pahitnya masa lalu yang seharusnya telah ia lupakan. *** Setelah melewati 244 hari penuh penderitaan, menjauh dari Darren ad...
Wattpad Original
Ada 3 bab gratis lagi